Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Putra Ernawati Jadi Korban Salah Keroyok di Banyuwangi gara-gara Bunyi Knalpot

Kompas.com - 06/12/2023, 10:58 WIB
Rizki Alfian Restiawan,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Putra Ernawati (37) yang bernama M. Mufid (20) menjadi korban pengeroyokan sekelompok pemuda di Taman Sritanjung, Banyuwangi, Jawa Timur.

Penganiayaan itu terjadi lantaran kesalahpahaman pada Minggu (26/11/2023). Ernawati bercerita, anaknya dipulangkan dalam kondisi tak sadarkan diri.

"Beberapa bagian tubuhnya terluka. Mata lebam, pelipis robek, juga luka di bagian belakang kepala," ungkap Ernawati, Selasa (5/12/2203).

Baca juga: Cerita Lengkap Pengeroyokan Anggota TNI di Pentas Dangdut Pernikahan di Grobogan, Motif Tidak Terima dan Mabuk

Ernawati yang merasa tak terima akhirnya melaporkan kejadian itu ke Mapolresta Banyuwangi.

"Terus kita laporkan ke polisi," ujarnya.

Sementara Abdul Gofur, teman korban mengungkapkan mulanya dia bersama Mufid sedang nongkrong di utara Taman Sritanjung Banyuwangi. Mereka juga bersama tiga rekan lain.

"Benar kejadiannya sekitar jam 2 dini hari," kata Abdul Gofur.

Baca juga: Jadi Kurir Narkoba, Pria Asal Banyuwangi Ditangkap di Kota Malang

Setelah itu karena dirasa sudah larut malam, mereka berniat pulang ke rumah.

"Tapi saat hendak pulang tersebut, ada sekelompok pemuda lain yang juga nongkrong dan hendak pulang," kata Gofur.

Namun, ketika pulang, kelompok pemuda tersebut membunyikan knalpot dengan keras.

"Mereka mengira kita yang blayer-blayer motor itu," ujar Abdul Gofur.

Baca juga: Pengeroyokan Pelajar di Magelang, Berawal dari Saling Tantang di Media Sosial

 

8 pelaku diringkus

Kasat Reskrim Polresta Banyuwangi Kompol Agus Sobarnapraja menegaskan telah meringkus delapan pelaku, dua di antaranya masih di bawah umur.

"Iya, dua masih di bawah umur," kata Agus, saat menggelar konferensi pers di Mapolresta Banyuwangi, Selasa (5/12/2023).

Para pelaku tersebut adalah DA (20), RNA (19), DMH (18), AMP (19), ZAF (19), FSN (18), ZHY (17), dan MA (15). Mereka berasal dari Kecamatan Banyuwangi.

Menurut Agus, pengeroyokan itu terjadi karena adanya salah paham dengan rombongan pemotor di kawasan Taman Sritanjung Banyuwangi.

"Karena sebagian pelaku terpengaruh miras, jadi yang terkena sasaran tiga korban. Mereka hendak pulang setelah nongkrong," ungkap Agus.

Baca juga: Jadi Kurir Narkoba, Pria Asal Banyuwangi Ditangkap di Kota Malang

Saat itu ada rombongan yang sedang memainkan suara knalpot di kawasan Taman Sritanjung. Setelah rombongan tersebut lewat, ada tiga orang korban juga lewat.

"Sehingga dikiranya masuk dalam rombongan motor yang blayer-blayer tersebut," ujar Agus.

Karena dikira masuk rombongan, akibatnya tiga orang itu dikeroyok. Mereka mengalami luka sobek di bagian dada, bagian kelopak mata dan benjolan pada kepala.

"Pelaku merasa tertantang dengan bunyi knalpot yang dilakukan oleh kelompok bermotor tersebut," terang Agus.

Baca juga: Jadi Kurir Narkoba, Pria Asal Banyuwangi Ditangkap di Kota Malang

Atas perbuatannya tersebut, pelaku dijerat dengan tindak pidana kekerasan secara bersama sama pasal 170 ayat 1 KUHP dengan ancaman hukuman, maksimal 7 tahun penjara.

"Kami amankan alat bukti berupa beberapa potong pakaian yang digunakan saat beraksi," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sejarah Kerajaan Singasari: Silsilah, Masa Kejayaan, dan Keruntuhan

Sejarah Kerajaan Singasari: Silsilah, Masa Kejayaan, dan Keruntuhan

Surabaya
Gunung Semeru Luncurkan Awan Panas Sejauh 3 Kilometer

Gunung Semeru Luncurkan Awan Panas Sejauh 3 Kilometer

Surabaya
Bayi Laki-laki Ditemukan di Teras Rumah Warga, Banyak Rumput Menempel di Tubuhnya

Bayi Laki-laki Ditemukan di Teras Rumah Warga, Banyak Rumput Menempel di Tubuhnya

Surabaya
Kisah Nenek Penjual Bunga Tabur di Lumajang Menabung Belasan Tahun demi Naik Haji

Kisah Nenek Penjual Bunga Tabur di Lumajang Menabung Belasan Tahun demi Naik Haji

Surabaya
Gunung Semeru Meletus 7 Kali Sabtu Pagi

Gunung Semeru Meletus 7 Kali Sabtu Pagi

Surabaya
Pria di Probolinggo Perkosa Sepupu Istri, Dibawa ke Hotel 3 Hari

Pria di Probolinggo Perkosa Sepupu Istri, Dibawa ke Hotel 3 Hari

Surabaya
Cerita Perempuan di Surabaya 10 Tahun Diteror Foto Mesum oleh Teman SMP

Cerita Perempuan di Surabaya 10 Tahun Diteror Foto Mesum oleh Teman SMP

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Cerah Berawan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah

Surabaya
Petaka Ledakan Balon Udara di Ponorogo, Tewaskan Siswa yang Akan Lulus

Petaka Ledakan Balon Udara di Ponorogo, Tewaskan Siswa yang Akan Lulus

Surabaya
Truk Ekspedisi Terperosok ke Sungai di Blitar, 4 Orang Luka-luka

Truk Ekspedisi Terperosok ke Sungai di Blitar, 4 Orang Luka-luka

Surabaya
1 Calon Haji Asal Madiun Meninggal, Sempat Mengeluh Tak Enak Badan di Asrama

1 Calon Haji Asal Madiun Meninggal, Sempat Mengeluh Tak Enak Badan di Asrama

Surabaya
Kapten Timnas Rizky Ridho Terima Bonus dari Kampus dan Hadiahkan Jersey untuk Sang Rektor

Kapten Timnas Rizky Ridho Terima Bonus dari Kampus dan Hadiahkan Jersey untuk Sang Rektor

Surabaya
14 Orang Jadi Tersangka Ledakan Balon Udara yang Tewaskan 1 Remaja di Ponorogo

14 Orang Jadi Tersangka Ledakan Balon Udara yang Tewaskan 1 Remaja di Ponorogo

Surabaya
Kronologi Bus Sumber Selamat Terguling di Jalur Solo-Ngawi, 8 Penumpang Selamat

Kronologi Bus Sumber Selamat Terguling di Jalur Solo-Ngawi, 8 Penumpang Selamat

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com