Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petaka di Pelintasan Tanpa Palang Pintu, 11 Orang Tewas Setelah Minibus Tertabrak Kereta

Kompas.com - 21/11/2023, 06:12 WIB
Miftahul Huda,
Andi Hartik

Tim Redaksi

LUMAJANG, KOMPAS.com - Sebuah mobil minibus yang membawa 15 orang asal Surabaya, Jawa Timur, mengakami kecelakaan tragis di Kecamatan Klakah, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Minggu (19/11/2023) malam.

Kecelakaan terjadi setelah minibus yang tengah melintasi rel kereta api tanpa palang pintu di Dusun Prayuana, Desa Ranu Pakis, Kecamatan Klakah, Kabupaten Lumajang, tertabrak kereta api Probowangi jurusan Banyuwangi - Surabaya.

11 orang dinyatakan tewas dan empat korban lainnya harus dilarikan ke RSUD dr. Haryoto Lumajang karena mengalami luka berat akibat kecelakaan.

Baca juga: Lokasi Tabrakan Kereta Vs Minibus di Lumajang Gelap dan Tanpa Palang Pintu

Detik - detik Kecelakaan

Kereta api Probowangi jurusan Banyuwangi - Surabaya mengalami kecelakaan di ruas jalur Randuagung - Klakah, Jalur Pelintasan Langsung (JPL) 63, KM 139, Dusun Prayuana.

Suyid, warga sekitar mengatakan, elf melaju dari arah selatan dengan kecepatan tinggi. Saat melintasi rel kereta, mobil langsung ditabrak kereta Probowongi yang tengah melaju dari sisi timur atau dari arah Banyuwangi dengan kencang.

"Mobilnya kencang, keretanya kencang juga, langsung ditabrak," kata Suyid.

Baca juga: Kecelakaan Kereta Vs Minibus di Lumajang, Korban Perjalanan Pulang ke Surabaya Usai Reuni SMA

Tanya jalan ke warga

Seorang warga bernama Sugiarto (30) mengaku sempat ditanyai oleh sopir elf sesaat sebelum minibus itu tertabrak kereta api Probowangi di Lumajang, Jawa Timur.

Sugiarto mengatakan, sebelum minibus itu tertabrak, ia sempat dihampiri sang sopir dan menanyakan jalan menuju Klakah dan Surabaya.

Kala itu, Sugiarto baru saja pulang dari menghadiri acara tahlilan di rumah tetangganya.

Saat hendak memasukkan sepeda motornya ke dalam garasi, Sugiarto melihat ada sebuah minibus berwarna biru yang berhenti tepat di depan rumahnya.

Sang sopir, Bayu Trinanto lantas bertanya kepada Sugiarto apakah betul jalan yang dilewatinya ini menuju ke Kecamatan Klakah dan Surabaya.

Proses olah TKP kecelakaan kereta api Probowangi vs Minibus di Lumajang, Senin (20/11/2023).KOMPAS.com/Miftahul Huda Proses olah TKP kecelakaan kereta api Probowangi vs Minibus di Lumajang, Senin (20/11/2023).
Sugiarto pun membenarkan bahwa jalan yang dilalui mobil minibus itu benar menuju Kecamatan Klakah.

Bahkan, ia sempat memberitahu sang sopir bahwa setelah melewati rel kereta api ini ada pertigaan belok kiri.

Sebagai informasi, ruas jalan yang dilalui minibus itu merupakan jalur alternatif penghubung antardesa.

Jalan ini biasanya dilewati para pengendara untuk menghindari macet di ruas jalan utama Klakah - Ranuyoso.

"Mobilnya berhenti saya datangi dia tanya ini apa benar ke Klakah dan Surabaya saya bilang benar lurus saja nanti ada pertigaan yang ada papan namanya belok kiri," kata Sugiarto di rumahnya, Senin (20/11/2023).

Baca juga: Jadi Korban Kecelakaan Kereta Api di Lumajang buat Soekarnoto Pensiun Lebih Awal...

Usai mendapat jawaban, sang sopir langsung memacu kendaraannya menuju Surabaya.

Namun, kata Sugiarto, kendaraan tersebut memang tampak berat saat meninggalkan rumahnya.

"Memang agak berat tarikannya, tapi langsung saja. Paling dia cuman bingung jalannya benar atau tidak," lanjutnya.

Baca juga: Fakta Baru Kecelakaan KA Vs Minibus di Lumajang, EWS Tak Berfungsi

Sesaat setelah mobil itu meninggalkannya, Sugiarto lantas memasukkan sepeda motornya ke garasi. Saat itu tiba-tiba terdengar suara benturan yang cukup keras.

"Saya masukkan motor memang kelihatan ada kereta, baru saja saya parkir langsung dengar suara tabrakan itu," terang Sugiarto.

Sugiarto mengaku tidak mengetahui berapa jumlah penumpang dalam minibus saat mengalami kecelakaan.

Pasalnya, saat mobil itu berhenti di depan rumahnya, semua kaca tertutup. Diduga, semua penumpang sedang tidur.

"Enggak tahu berapa karena tutupan semua. Yang kelihatan hanya sopir. Paling tidur kan malam itu," ungkapnya.

11 tewas, 4 luka berat

Akibat kecelakaan ini, 11 orang dinyatakan tewas di lokasi kejadian. Sedangkan, 4 lainnya mengalami luka berat.

Saat ini, semua korban meninggal dunia telah dibawa pulang oleh keluarganya untuk dimakamkan.

Kondisi mobil elf yang tertabrak kereta api Probowangi di Klakah, Lumajang, Minggu (19/11/2023).KOMPAS.com/MIFTAHUL HUDA Kondisi mobil elf yang tertabrak kereta api Probowangi di Klakah, Lumajang, Minggu (19/11/2023).
Sedangkan, dua di antara empat korban luka berat masih dirawat intensif di RSUD dr. Haryoto dan RS Bhayangkara Lumajang. Dua pasien lainnya dirujuk ke RSUD dr. Soetomo Surabaya.

Dua pasien dirujuk yang dimaksud adalah Alena (8) warga Simo Mulyo Baru, Surabaya, dan Warsito (60), warga Banyuurip Wetan, Sawahan, Surabaya.

Kepala Bagian Umum RSUD dr. Haryoto Lumajang Agus Wahyudi mengatakan, kedua pasien dirujuk ke RSUD dr. Soetomo Surabaya karena permintaan keluarga.

Menurutnya, proses pemulihan korban yang berlangsung lama membuat keluarga meminta untuk dirujuk untuk mempermudah akses.

"Pasien dirujuk atas permintaan keluarga karena ini proses pemulihannya kan lama, jadi dipindah supaya keluarga lebih mudah menjaganya sesuai domisilinya," kata Agus di Lumajang, Senin (20/11/2023).

Baca juga: Pemkot Surabaya Bakal Beri Bantuan bagi Keluarga Korban Tewas Kecelakaan Minibus Vs Kereta Api di Lumajang

EWS tak berfungsi

Early Warning System (EWS) pelintasan kereta api di Jalur Pelintasan Langsung (JPL) 63 Dusun Prayuana, Desa Ranu Pakis, Kecamatan Klakah, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, mati.

EWS berupa lampu peringatan lintasan rel kereta api itu diketahui sudah tidak berfungsi lebih dari 20 tahun.

Baca juga: 2 Korban Kecelakaan Kereta Vs Minibus di Lumajang Dimakamkan di TPU Putat Jaya Surabaya

Dewi, Ketua RT 1 RW 9 Dusun Prayuana, Desa Ranu Pakis, mengatakan, lampu peringatan lintasan rel kereta api tidak berfungsi sejak 2001.

"Kalau matinya lama, tahun 2001," katanya singkat.

Pantauan Kompas.com, selain EWS, terdapat dua lampu penerangan jalan umum (PJU) yang terpasang tepat di sebelah rel kereta api juga tidak berfungsi.

Humas PT KAI DAOP 9 Anwar mengatakan, tidak berfungsinya EWS dikarenakan sebagian onderdil yang ada pada EWS hilang.

Menurutnya, situasi ini tidak hanya terjadi di Dusun Ranu Pakis saja. Namun, beberapa lintasan rel kereta di Lumajang juga memiliki EWS yang tidak berfungsi.

"EWSnya tidak berfungsi karena sparepart-nya hilang, jadi tidak hanya akinya saja. Tapi ini tidak hanya di sini saja," kata Anwar.

Lebih lanjut, Anwar menjelaskan, cara kerja EWS pelintasan rel kereta api. Menurutnya, satu kilometer sebelum penyeberangan jalan, lampu kuning yang biasanya berkedip akan berganti warna jadi merah.

Selain itu, terdapat sirine yang terus menerus berbunyi sampai kereta melintas dan telah melewati jarak satu kilometer.

"Ada sensornya jadi satu kilometer itu lampu jadi merah dan ada bunyi sirinenya, itu sampai melintas pada jarak satu kilo beru kembali berwarna kuning berkedip," jelasnya.

Ambulans membawa korban kecelakaan kereta api Probowangi dengan minibus di Lumajang pada Minggu (19/11/2023) ke Surabaya, Senin (20/11/2023). Ada dua pasien yang dirujuk ke Surabaya atas permintaan keluarga.KOMPAS.com/Miftahul Huda Ambulans membawa korban kecelakaan kereta api Probowangi dengan minibus di Lumajang pada Minggu (19/11/2023) ke Surabaya, Senin (20/11/2023). Ada dua pasien yang dirujuk ke Surabaya atas permintaan keluarga.
Reuni ke Banyuwangi

Belasan korban kecelakaan kereta api Probowangi dengan mobil minibus di Kecamatan Klakah, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, merupakan warga Kota Surabaya.

Mereka sedang dalam perjalanan pulang ke Surabaya usai menggelar acara reuni SMA di Banyuwangi.

Nahas, saat sampai di jalur pelintasan kereta yang ada di jalur alternatif Desa Ranu Pakis, minibus yang ditumpanginya ditabrak kereta api Probowangi yang melintas dari arah Banyuwangi menuju Surabaya.

Baca juga: Cerita di Balik Kecelakaan KA Probowangi Vs Minibus di Lumajang, Saat Reuni SMA Berakhir Duka...

Ghufron, kerabat Nur Muhammad, korban kecelakaan yang meninggal dunia juga mengatakan, saudaranya itu pergi ke Banyuwangi dalam rangka reuni teman SMA.

"Dari Banyuwangi mau ke Surabaya, habis acara reuni," terang Ghufron.

Baca juga: Sopir Minibus yang Ditabrak Kereta di Lumajang Selamat, Masih Trauma Berat

Senada dengan yang disampaikan Evan, putra dari Mariana korban meninggal dunia dalam kecelakaan tersebut. Ia mengatakan, korban beserta rombongan berpamitan untuk datang ke acara reuni di Banyuwangi pada Sabtu (18/11/2023).

"Saya enggak menyangka ibu saya jadi korban kecelakaan, kemarin (Sabtu) pamitnya reuni ke Banyuwangi," kata Evan di RSUD dr. Haryoto Lumajang, Senin (20/11/2023).

Santunan Jasa Raharja

Kepala Perwakilan Jasa Raharja Probolinggo Suryo Setyantoro Putro mengatakan, besaran santunan yang akan diterima oleh ahli waris korban meninggal dunia sebesar Rp 50 juta.

"Ahli waris akan kami berikan santunan berupa uang tunai Rp 50 juta," kata Suryo di RSUD dr. Haryoto Lumajang, Senin (20/11/2023).

Selain itu, kata Suryo, pihaknya juga menyediakan biaya perawatan kepada korban selamat yang saat ini tengah dirawat dengan nominal maksimal Rp 20 juta setiap pasien.

"Korban yang dirawat juga kita sediakan bantuan untuk perawatan maksimal Rp 20 juta, ini beda dengan yang diberikan pemerintah kabupaten," jelasnya.

Selain santunan, Pemkab Lumajang juga menggratiskan segala biaya penanganan jenazah hingga pengobatan korban yang selamat sampai sembuh total.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Usai Nyabu, Sopir Truk Nyaris Tabrak Polisi Saat Dihentikan di Sidoarjo

Usai Nyabu, Sopir Truk Nyaris Tabrak Polisi Saat Dihentikan di Sidoarjo

Surabaya
10.000 Jemaat Ikuti Misa di Katedral Surabaya, Pesan Mewartakan Kebenaran

10.000 Jemaat Ikuti Misa di Katedral Surabaya, Pesan Mewartakan Kebenaran

Surabaya
5 Partai di Magetan Berkoalisi Usung Cabup-Cawabup di Pilkada 2024

5 Partai di Magetan Berkoalisi Usung Cabup-Cawabup di Pilkada 2024

Surabaya
Desa di Sumenep Beri Makan Lansia Tiap Hari, Sebagian Langsung Disuapi

Desa di Sumenep Beri Makan Lansia Tiap Hari, Sebagian Langsung Disuapi

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Surabaya
Gelapkan Barang Pelanggan, 3 Karyawan Perusahaan Ekspedisi di Situbondo Ditangkap

Gelapkan Barang Pelanggan, 3 Karyawan Perusahaan Ekspedisi di Situbondo Ditangkap

Surabaya
Wanita di Ngawi Meninggal Usai Cabut Gigi, Dinkes Periksa Dokter yang Menangani

Wanita di Ngawi Meninggal Usai Cabut Gigi, Dinkes Periksa Dokter yang Menangani

Surabaya
2.651 Jemaah Haji Asal Surabaya Divaksinasi Meningitis

2.651 Jemaah Haji Asal Surabaya Divaksinasi Meningitis

Surabaya
Pengangkut Sampah di Kota Malang Jadi Korban Tabrak Lari

Pengangkut Sampah di Kota Malang Jadi Korban Tabrak Lari

Surabaya
299 Calon Jemaah Haji Asal Situbondo Batal Berangkat Tahun Ini karena Tak Lunasi BPIH

299 Calon Jemaah Haji Asal Situbondo Batal Berangkat Tahun Ini karena Tak Lunasi BPIH

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Surabaya
Polda Jatim Tangkap 3 Orang Pembuat Film Pendek 'Guru Tugas'

Polda Jatim Tangkap 3 Orang Pembuat Film Pendek "Guru Tugas"

Surabaya
Dikirimi Video Syur Istri Bersama PIL, Pria Asal Surabaya Lapor Polisi

Dikirimi Video Syur Istri Bersama PIL, Pria Asal Surabaya Lapor Polisi

Surabaya
Mendaftar Haji sejak Kelas 3 SD, Ini Cerita Calon Haji Termuda asal Ponorogo

Mendaftar Haji sejak Kelas 3 SD, Ini Cerita Calon Haji Termuda asal Ponorogo

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com