Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Balai Pelestarian Kebudayaan Kaji Revitalisasi Asrama Inggrisan Banyuwangi

Kompas.com - 29/10/2023, 19:32 WIB
Rizki Alfian Restiawan,
Andi Hartik

Tim Redaksi

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XI (BPKW XI) melakukan kajian revitalisasi di Asrama Inggrisan di Banyuwangi, Jawa Timur.

Kajian tersebut dilakukan untuk memastikan bahwa revitalisasi yang dilakukan tidak merusak nilai sejarah dan budaya bangunan cagar budaya tersebut.

"Dalam revitalisasi, kondisi bangunan harus tetap seperti kondisi asli," kata Ketua Tim Kajian, Ratna Ferdianti, Minggu (28/10/2023).

Menurutnya, Asrama Inggrisan merupakan bangunan cagar budaya tingkat provinsi dan harus sesuai dengan kondisi asli bangunan jika akan direvitalisasi.

"Ini untuk melestarikan cagar budaya. Kami ingin memastikan bahwa revitalisasi ini tidak mempengaruhi eksistensi bangunan dan sesuai perundangan cagar budaya," ujar Ratna.

Baca juga: Aktivitas Penerbangan di Bandara Banyuwangi Tak Terganggu Kebakaran Lahan

Selama mengkaji, tim juga melakukan ekskavasi untuk mengetahui tapak asli bangunan.

Kegiatan ekskavasi ini di bawah koordinator arkeolog Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Banyuwangi, Bayu Ari Wibowo.

Baca juga: 3 Hektar Lahan di Bandara Banyuwangi Terbakar

Berdasarkan hasil ekskavasi, diketahui bahwa tapak pondasi umpak Inggrisan terbuat dari campuran bubukan bata merah dan kapur.

"Kemudian pada lapisan budaya setelahnya terdapat semen campur kerakal. Tinggi keseluruhan umpak 260 sentimeter dan lebar umpak 62 sentimeter," terang Bayu.

Di dalam kotak ekskavasi sebelah barat ditemukan fragmen genteng asli Inggrisan memiliki ketebalan kurang dari 2 sentimeter.

Seluruh tembok Inggrisan di bagian bawah diberi sepatu sebagai penguat struktur. Lalu di Bunker Inggrisan berisi pipa saluran air yang terbuat dari besi.

"Hasil kajian ini akan menjadi dasar untuk penyusunan desain revitalisasi Asrama Inggrisan," jelas Ratna.

Revitalisasi Asrama Inggrisan merupakan salah satu upaya pemerintah untuk melestarikan cagar budaya di Banyuwangi.

Asrama Inggrisan merupakan bangunan bersejarah yang dibangun pada masa pendudukan Inggris di Banyuwangi.

"Bangunan ini memiliki nilai sejarah yang tinggi, sehingga perlu dilestarikan untuk kepentingan generasi mendatang," terang Ratna.

Diketahui, Kompleks Inggrisan merupakan saksi bisu adanya jalinan komunikasi antara Banyuwangi dengan Darwin, Australia, sejak tahun 1871.

Jaringan kabel telegraf tersebut dipasang oleh Eastern Extension Telegraph Company. Limited dan mulai aktivasi bulan Oktober 1872.

Baca juga: TKI Banyuwangi Akhirnya Pulang Kampung setelah 15 Tahun Hilang Kontak di Malaysia

Perusahaan ini kemudian memasang kabel telegraf kembali yang menghubungkan Banyuwangi dengan Broome di Teluk Roebuck, Australia Barat, pada tahun 1888.

Selain kantor telegraf, kompleks bangunan ini juga digunakan sebagai tempat penginapan bagi para saudagar Inggris, markas tentara di masa pendudukan Jepang dan Batalyon Macan Putih Banyuwangi.

Pada tahun 2021, Pemerintah Provinsi Jawa Timur menetapkan Asrama Inggrisan sebagai bangunan cagar budaya. Hal ini dilakukan untuk melindungi dan melestarikan nilai sejarah dan budaya bangunan tersebut.

Harapannya, Asrama Inggrisan menjadi salah satu destinasi wisata sejarah di Banyuwangi. Bangunan ini menjadi daya tarik bagi wisatawan lokal maupun mancanegara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sejarah Kerajaan Singasari: Silsilah, Masa Kejayaan, dan Keruntuhan

Sejarah Kerajaan Singasari: Silsilah, Masa Kejayaan, dan Keruntuhan

Surabaya
Gunung Semeru Luncurkan Awan Panas Sejauh 3 Kilometer

Gunung Semeru Luncurkan Awan Panas Sejauh 3 Kilometer

Surabaya
Bayi Laki-laki Ditemukan di Teras Rumah Warga, Banyak Rumput Menempel di Tubuhnya

Bayi Laki-laki Ditemukan di Teras Rumah Warga, Banyak Rumput Menempel di Tubuhnya

Surabaya
Kisah Nenek Penjual Bunga Tabur di Lumajang Menabung Belasan Tahun demi Naik Haji

Kisah Nenek Penjual Bunga Tabur di Lumajang Menabung Belasan Tahun demi Naik Haji

Surabaya
Gunung Semeru Meletus 7 Kali Sabtu Pagi

Gunung Semeru Meletus 7 Kali Sabtu Pagi

Surabaya
Pria di Probolinggo Perkosa Sepupu Istri, Dibawa ke Hotel 3 Hari

Pria di Probolinggo Perkosa Sepupu Istri, Dibawa ke Hotel 3 Hari

Surabaya
Cerita Perempuan di Surabaya 10 Tahun Diteror Foto Mesum oleh Teman SMP

Cerita Perempuan di Surabaya 10 Tahun Diteror Foto Mesum oleh Teman SMP

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Cerah Berawan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah

Surabaya
Petaka Ledakan Balon Udara di Ponorogo, Tewaskan Siswa yang Akan Lulus

Petaka Ledakan Balon Udara di Ponorogo, Tewaskan Siswa yang Akan Lulus

Surabaya
Truk Ekspedisi Terperosok ke Sungai di Blitar, 4 Orang Luka-luka

Truk Ekspedisi Terperosok ke Sungai di Blitar, 4 Orang Luka-luka

Surabaya
1 Calon Haji Asal Madiun Meninggal, Sempat Mengeluh Tak Enak Badan di Asrama

1 Calon Haji Asal Madiun Meninggal, Sempat Mengeluh Tak Enak Badan di Asrama

Surabaya
Kapten Timnas Rizky Ridho Terima Bonus dari Kampus dan Hadiahkan Jersey untuk Sang Rektor

Kapten Timnas Rizky Ridho Terima Bonus dari Kampus dan Hadiahkan Jersey untuk Sang Rektor

Surabaya
14 Orang Jadi Tersangka Ledakan Balon Udara yang Tewaskan 1 Remaja di Ponorogo

14 Orang Jadi Tersangka Ledakan Balon Udara yang Tewaskan 1 Remaja di Ponorogo

Surabaya
Kronologi Bus Sumber Selamat Terguling di Jalur Solo-Ngawi, 8 Penumpang Selamat

Kronologi Bus Sumber Selamat Terguling di Jalur Solo-Ngawi, 8 Penumpang Selamat

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com