Salin Artikel

Balai Pelestarian Kebudayaan Kaji Revitalisasi Asrama Inggrisan Banyuwangi

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XI (BPKW XI) melakukan kajian revitalisasi di Asrama Inggrisan di Banyuwangi, Jawa Timur.

Kajian tersebut dilakukan untuk memastikan bahwa revitalisasi yang dilakukan tidak merusak nilai sejarah dan budaya bangunan cagar budaya tersebut.

"Dalam revitalisasi, kondisi bangunan harus tetap seperti kondisi asli," kata Ketua Tim Kajian, Ratna Ferdianti, Minggu (28/10/2023).

Menurutnya, Asrama Inggrisan merupakan bangunan cagar budaya tingkat provinsi dan harus sesuai dengan kondisi asli bangunan jika akan direvitalisasi.

"Ini untuk melestarikan cagar budaya. Kami ingin memastikan bahwa revitalisasi ini tidak mempengaruhi eksistensi bangunan dan sesuai perundangan cagar budaya," ujar Ratna.

Selama mengkaji, tim juga melakukan ekskavasi untuk mengetahui tapak asli bangunan.

Kegiatan ekskavasi ini di bawah koordinator arkeolog Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Banyuwangi, Bayu Ari Wibowo.

Berdasarkan hasil ekskavasi, diketahui bahwa tapak pondasi umpak Inggrisan terbuat dari campuran bubukan bata merah dan kapur.

"Kemudian pada lapisan budaya setelahnya terdapat semen campur kerakal. Tinggi keseluruhan umpak 260 sentimeter dan lebar umpak 62 sentimeter," terang Bayu.

Di dalam kotak ekskavasi sebelah barat ditemukan fragmen genteng asli Inggrisan memiliki ketebalan kurang dari 2 sentimeter.

Seluruh tembok Inggrisan di bagian bawah diberi sepatu sebagai penguat struktur. Lalu di Bunker Inggrisan berisi pipa saluran air yang terbuat dari besi.

"Hasil kajian ini akan menjadi dasar untuk penyusunan desain revitalisasi Asrama Inggrisan," jelas Ratna.

Revitalisasi Asrama Inggrisan merupakan salah satu upaya pemerintah untuk melestarikan cagar budaya di Banyuwangi.

"Bangunan ini memiliki nilai sejarah yang tinggi, sehingga perlu dilestarikan untuk kepentingan generasi mendatang," terang Ratna.

Diketahui, Kompleks Inggrisan merupakan saksi bisu adanya jalinan komunikasi antara Banyuwangi dengan Darwin, Australia, sejak tahun 1871.

Jaringan kabel telegraf tersebut dipasang oleh Eastern Extension Telegraph Company. Limited dan mulai aktivasi bulan Oktober 1872.

Perusahaan ini kemudian memasang kabel telegraf kembali yang menghubungkan Banyuwangi dengan Broome di Teluk Roebuck, Australia Barat, pada tahun 1888.

Selain kantor telegraf, kompleks bangunan ini juga digunakan sebagai tempat penginapan bagi para saudagar Inggris, markas tentara di masa pendudukan Jepang dan Batalyon Macan Putih Banyuwangi.

Pada tahun 2021, Pemerintah Provinsi Jawa Timur menetapkan Asrama Inggrisan sebagai bangunan cagar budaya. Hal ini dilakukan untuk melindungi dan melestarikan nilai sejarah dan budaya bangunan tersebut.

Harapannya, Asrama Inggrisan menjadi salah satu destinasi wisata sejarah di Banyuwangi. Bangunan ini menjadi daya tarik bagi wisatawan lokal maupun mancanegara.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/10/29/193224478/balai-pelestarian-kebudayaan-kaji-revitalisasi-asrama-inggrisan-banyuwangi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke