Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siswi SMK di Blitar Tewas Tabrakkan Diri ke Kereta Api, Isi Surat Wasiat Gambarkan Kondisinya

Kompas.com, 19 Oktober 2023, 08:58 WIB
Asip Agus Hasani,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

Bunyi surat wasiat

Surat wasiat yang diyakini ditulis tangan NAN beredar luas di media sosial. Pihak kepolisian mengonfirmasi surat wasiat itu.

Kapolsek Talun Iptu Indrayana membenarkan bahwa surat wasiat yang beredar di media sosial merupakan surat yang ditemukan pihak kepolisian di tas NAN di lokasi kejadian.

Selembar surat wasiat yang ditulis dalam Bahasa Jawa itu dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, pertama bagian atas yang ditujukan kepada orangtua NAN dan kakak perempuannya.

Berikut isi surat wasiat tersebut dengan nama-nama kami samarkan:

’Mbak H, mak, pak. N wis gak iso kuat koyo mbedino. N capek. Butuh istirahat sing tenang. Saman mbak H karo amak sehat sehat nggih. Gak kabeh aku ngadepi kuat. Yang semangat sedanten. Damel njenengan nggih, mbak H semangat sekolah. N pamit.’

(Mbak H, ibu, pak. N sudah gak bisa kuat seperi sehari-hari. N capek. Butuh istirahat sing tenang. Mbak H dan ibu sehat-sehat ya. Tidak semua aku bisa kuat menghadapi. Yang semangat semua. Buat kamu, mbak H, semangat sekolah. N pamit).” 

Bagian pertama dari surat wasiat itu diakhiri dengan penulisan nama panggilan NAN dengan tandatangan di atasnya. 

Baca juga: Bocah 8 Tahun di Tebing Tinggi Ditabrak Kereta Api Saat Bermain di Rel

Bagian kedua, masih pada lembar yang sama, berbunyi sebagai berikut:

’N lek banyak salah maaf yo cah. N wis gak iso kuat. Wis gak iso nggawe ngguyu kalian semua. Aku wis capek sama keadaan bahkan diri sendiri. K, N, kabeh cah sing tau aku banyak salah ndek kalian semua. Maafin ya. Semangat sekolahnya kalian. Hehe. N gak bisa kuat kayak kalian semua. Maaf ya.’

(N kalau banyak salah maaf ya ‘cah’. N sudah tidak bisa kuat. Sudah tidak bisa membuat kalian semua tertawa. Aku sudah capek dengan keadaan bahkan diri sendiri. K, N, kabeh teman yang kenal, aku banyak salah kepada kalian semua. Maafin ya. Semanga sekolahnya kalian. Hehe. N gak bisa kuat kayak kalian semua. Maaf ya).”

Sama dengan bagian pertama, bagian kedua juga ditutup dengan pembubuhan nama panggilan dan tandatangan NAN.

Diberitakan sebelumnya, warga Desa Kendalrejo, Kecamatan Talun, menemukan jasad remaja di pinggir rel kereta api yang diketahui kemudian sebagai NAN.

Dia diduga sengaja menabrakkan diri ke Kereta Api Gajayana relasi Malang-Gambir, Rabu pagi sekitar pukul 8.26 WIB. 

Selain sepeda motor yang terparkir di depan pos penjagaan pelintasan rel kereta api, polisi menemukan tas milik NAN. Di dalam tas itu ditemukan selembar surat wasiat.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Halaman:


Terkini Lainnya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau