Salin Artikel

Siswi SMK di Blitar Tewas Tabrakkan Diri ke Kereta Api, Isi Surat Wasiat Gambarkan Kondisinya

Tak cuma itu, siswi tersebut tercatat memiliki prestasi akademik yang bagus. Tak ayal, kabar kematiannya nan tragis itu sangat mengejutkan.

Kepala Sekolah SMKN 1 Nglegok, Kabupaten Blitar, Yulianto, mengatakan bahwa pihak guru dan teman-teman sekelas NAN kaget mendengar kabar kematian NAN.

Apalagi dia diduga sengaja bunuh diri dengan cara menabrakkan diri ke kereta api. 

“Guru dan teman-teman kelas semuanya kaget. Teman-temannya nangis tadi. Tidak menyangka,” kata Yulianto saat dikonfirmasi wartawan, Rabu (18/10/2023).

“Anaknya nilainya baik. Tidak ada masalah kelihatannya. Anaknya suka guyon, ceria. Suka berteman,” tambahnya.

Menurut Yulianto, NAN adalah siswi kelas X atau kelas 1 di SMK tersebut.

Berdasarkan informasi dari wali kelasnya, NAN meninggalkan rumahnya di Dayu, Kecamatan Nglegok, menggunakan sepeda motor Honda Scoopy. Dia pun mengenakan seragam sekolah.

Ternyata NAN tidak pergi ke sekolah melainkan ke tempat lain hingga pihak sekolah mendengar kabar tewasnya NAN akibat tertabrak Kereta Api Gajayana di Desa Kendalrejo, Kecamatan Talun.

Jarak antara rumah NAN dan lokasi kejadian cukup jauh, yakni sekitar 15 kilometer. 

Motif sedang ditelusuri

Yulianto menambahkan bahwa hingga saat ini pihaknya belum dapat mengetahui apa pemicu NAN mengakhiri hidupnya dengan cara menabrakkan diri ke kereta api. 

Kata dia, guru bimbingan dan konseling saat ini sedang mencoba mengumpulkan keterangan dari teman-teman dekat NAN. Mereka mencoba mencari tahu persoalan yang sedang dihadapi  NAN.

“Saat ini Guru BK (bimbingan konseling) sedang meminta keterangan teman-teman sekelas terutama teman-teman dekatnya. Kami belum tahu apakah dia menghadapi masalah keluarga atau asmara,” ujarnya.

Yulianto juga mengatakan bahwa pihak sekolah dan teman-teman NAN telah mengetahui adanya surat wasiat NAN.

Namun surat wasiat itu tidak menyebutkan apa yang membuatnya mengaku sudah tidak kuat lagi.

Bunyi surat wasiat

Surat wasiat yang diyakini ditulis tangan NAN beredar luas di media sosial. Pihak kepolisian mengonfirmasi surat wasiat itu.

Kapolsek Talun Iptu Indrayana membenarkan bahwa surat wasiat yang beredar di media sosial merupakan surat yang ditemukan pihak kepolisian di tas NAN di lokasi kejadian.

Selembar surat wasiat yang ditulis dalam Bahasa Jawa itu dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, pertama bagian atas yang ditujukan kepada orangtua NAN dan kakak perempuannya.

Berikut isi surat wasiat tersebut dengan nama-nama kami samarkan:

’Mbak H, mak, pak. N wis gak iso kuat koyo mbedino. N capek. Butuh istirahat sing tenang. Saman mbak H karo amak sehat sehat nggih. Gak kabeh aku ngadepi kuat. Yang semangat sedanten. Damel njenengan nggih, mbak H semangat sekolah. N pamit.’

(Mbak H, ibu, pak. N sudah gak bisa kuat seperi sehari-hari. N capek. Butuh istirahat sing tenang. Mbak H dan ibu sehat-sehat ya. Tidak semua aku bisa kuat menghadapi. Yang semangat semua. Buat kamu, mbak H, semangat sekolah. N pamit).” 

Bagian pertama dari surat wasiat itu diakhiri dengan penulisan nama panggilan NAN dengan tandatangan di atasnya. 

Bagian kedua, masih pada lembar yang sama, berbunyi sebagai berikut:

’N lek banyak salah maaf yo cah. N wis gak iso kuat. Wis gak iso nggawe ngguyu kalian semua. Aku wis capek sama keadaan bahkan diri sendiri. K, N, kabeh cah sing tau aku banyak salah ndek kalian semua. Maafin ya. Semangat sekolahnya kalian. Hehe. N gak bisa kuat kayak kalian semua. Maaf ya.’

(N kalau banyak salah maaf ya ‘cah’. N sudah tidak bisa kuat. Sudah tidak bisa membuat kalian semua tertawa. Aku sudah capek dengan keadaan bahkan diri sendiri. K, N, kabeh teman yang kenal, aku banyak salah kepada kalian semua. Maafin ya. Semanga sekolahnya kalian. Hehe. N gak bisa kuat kayak kalian semua. Maaf ya).”

Sama dengan bagian pertama, bagian kedua juga ditutup dengan pembubuhan nama panggilan dan tandatangan NAN.

Diberitakan sebelumnya, warga Desa Kendalrejo, Kecamatan Talun, menemukan jasad remaja di pinggir rel kereta api yang diketahui kemudian sebagai NAN.

Dia diduga sengaja menabrakkan diri ke Kereta Api Gajayana relasi Malang-Gambir, Rabu pagi sekitar pukul 8.26 WIB. 

Selain sepeda motor yang terparkir di depan pos penjagaan pelintasan rel kereta api, polisi menemukan tas milik NAN. Di dalam tas itu ditemukan selembar surat wasiat.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/10/19/085806578/siswi-smk-di-blitar-tewas-tabrakkan-diri-ke-kereta-api-isi-surat-wasiat

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com