Sebagaimana diketahui, Kementerian PUPR telah menunjuk PT. Waskita Karya (Persero) dan PT Abipraya Brantas (Persero) sebagai pelaksana renovasi Stadion Kanjuruhan.
Dalam 16 bulan ke depan, wajah saksi bisu tragedi kerusuhan 1 Oktober 2022 itu akan berubah. Meskipun, ingatan tentang peristiwa yang menewaskan 135 suporter dan dua orang aparat kepolisian itu akan selalu dikenang sepanjang masa di dunia persepakbolaan Indonesia.
Dulu, Stadion Kanjuruhan berkapasitas 45.000 dengan mayoritas tribun berdiri. Melalui renovasi, pemerintah akan menyulap Stadion Kanjuruhan sesuai dengan standar FIFA, baik dari sisi kapasitas serta keamanan. Untuk meminimalisasi kejadian 1 Oktober 2022 terulang kembali.
Baca juga: Renovasi Stadion Kanjuruhan Dimulai, PT Waskita Karya Beberkan Titik yang Akan Diubah
Hal itu berangkat dari hasil audit Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Menteri PUPR, Basuki Hadimulyono bersama Menteri Pemuda dan Olahraga saat itu, Zainuddin Amali, menyebut ada beberapa konstruksi bangunan yang tidak layak untuk dijadikan venue pertandingan sepak bola.
Basuki menyebut ada tujuh rekomendasi yang didapat dari hasil evaluasi tim Kementerian PUPR pada Stadion Kanjuruhan tersebut.
"Tiga di antaranya berhubungan langsung dengan kejadian kecelakaan," kata Basuki.
Baca juga: Renovasi Stadion Kanjuruhan Dimulai, Tangga dan Pintu Dibenahi, Tribune Bakal Single Seat
Pertama, tentang tangga tribun di ekonomi yang terlalu curam, sehingga memungkinkan suporter akan lebih susah keluar stadion dalam kondisi panik.
"Seharusnya tidak ada tangganya. Langsung tempat duduk," tuturnya.
Kedua, lebar pintunya yang dinilai terlalu sempit, yakni hanya 30 sentimeter. Sehingga apabila suporter turun dari tangga itu langsung menghadap pintu dan tidak ada bordesnya.
Basuki menjelaskan desain pintu bisa bermacam-macam. Seperti pintu harmonika dan swing.
"Pintu di Stadion Kanjuruhan ini saya lihat dalam kondisi panik, mungkin gelap. Mungkin juga jatuh karena anak tangga tidak standar. Terlalu curam. Tinggi dan lebarnya juga tidak standar," katanya.
Lebih lanjut, Basuki menegaskan pada saat kondisi aman, spesifikasi anak tangga semacam itu tidak akan masalah.
"Tapi kemarin terjadi kepanikan itu pasti terjerumus. Jatuh satu, lainnya ikut jatuh. Jadi itu yang utama," katanya.