Tokoh masyarakat Tengger, Supoyo menyebut, kebakaran di kawasan Bromo merupakan siklus 4 tahunan.
"Sehingga dalam jangka waktu tertentu memang lahan di kawasan TNBTS selalu terjadi kebakaran di lahan setempat," kata Supoyo di Mapolres Probolinggo, Kamis.
Kebakaran di kawasan Bromo terakhir terjadi pada tahun 2019. Namun, ia menyesalkan kebakaran yang disebabkan oleh flare prewedding itu.
"Kebakaran di kawasan Bromo itu sudah menjadi siklus 3 atau 4 tahunan. Dalam waktu tertentu memang pasti terjadi kebakaran. Namun kali ini ada pengunjung yang ditetapkan sebagai tersangka. Jadi ini pertama kalinya peristiwa kebakaran di Bromo melahirkan tersangka dan terseret kasus hukum. Biarlah proses hukum berjalan," tandas Supoyo.
Belajar dari kejadian kali ini, Supoyo meminta wisatawan domestik maupun mancanegara untuk berhati-hati saat berwisata di Gunung Bromo. Apalagi saat ini musim kemarau dan angin kencang.
Pengunjung diusahakan tidak membawa barang-barang dan melakukan perbuatan yang bisa memicu kebakaran.
"Saat musim hujan pun atau ketika lahan masih hijau juga tetap harus berhati-hati karena masyarakat Tengger selaku tuan rumah di kawasan Bromo tidak ingin terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," imbau Supoyo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.