KOMPAS.com - M. Samanhudi Anwar, mantan wali kota Blitar terdakwa kasus perampokan rumah dinas wali kota Blitar dituntut lima tahun penjara.
Tuntutan dibacakan Jaksa Penuntut Umum (JPU) Syahrir Sagir dalam sidang lanjutan di Pengadilan Negeri Surabaya, Selasa (5/9/2023).
Terdakwa Samanhudi yang dalam sidang tersebut hadir secara online sempat meminta hakim mengizinkannya untuk hadir dan membacakan pembelaan pada sidang pekan depan.
Namun majelis hakim menolak permohonan terdakwa.
"Suara terdakwa terdengar dengan baik dan kami tetapkan online, jadi silakan saudara menyampaikan dalam sidang secara online," kata Ketua Majelis Hakim Abu Achmad Sidqi Amsya.
Baca juga: Samanhudi Dituntut 5 Tahun Penjara dalam Kasus Perampokan Rumah Dinas Wali Kota Blitar
Kasus perampokan rumah dinas Wali Kota Blitar terjadi pada 12 Desember 2023. Saat beraksi, para pelaku menyekap lima orang termasuk Wali Kota Blitar, Santoso dan istrinya, Feti Wulandari.
Dua puluh empat hari setelah perampokan, para pelaku berhasil ditangkap di lokasi yang berbeda-beda.
Lalu pada Jumat (27/1/2023), Samanhudi, mantan Wali Kota Blitar ditangkap di lapangan futsal miliknya dan ditetapkan sebagai tersangka karena menjadi otak perampokan.
Saat sidang di Pengadilan Negeri Surabaya, Kamis (20/7/2023), JPU menjelaskan peran Samanhudi dalam perampokan rumah dinas wali kota Blitar.
JPU menyebut mantan wali kota Blitar dua periode itu menggambarkan detail kondisi rumah dinas yang pernah ditempatinya selama hampir dua periode, kepada empat pelaku perampokan rumah dinas yakni Hermawan, Ali Jayadi, Asmuri, dan Okky (DPO).
Baca juga: Berpelukan dengan Samanhudi, Wali Kota Blitar: Sebagai Mantan Atasan, Tetap Kita Hormati
Hal tersebut terjadi saat Samanhudi bertemu dengan para pelaku di dalam Lapas Sragen pada tahun 2020.
Selain itu, dia juga menyampaikan bahwa dirinya sakit hati kepada wali kota Blitar saat ini, yakni Santoso.
Sebab, menurut Samanhudi, Santoso adalah pihak yang melaporkan dirinya kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sehingga dia ditangkap oleh tim KPK pada 2018 lalu dalam kasus suap.
"Saat terdakwa menjadi wali kota Blitar, Santoso adalah wakilnya," kata JPU Sabetania.
Samanhudi juga menyampaikan alasan dirinya dipindah ke Lapas Sragen dari Lapas Blitar. Samanhudi merasa yang memindahkan dirinya dari Lapas Blitar ke Lapas Sragen juga Santoso.