"Ada empat jembatan yang mengalami rusak dan beberapa tanggul sungai yang jebol. Sehingga, air masuk ke pemukiman warga," kata Bupati Lumajang Thoriqul Haq.
Dua kecamatan terisolasi
Akibat rentetan bencana ini, dua kecamatan di Kabupaten Lumajang terisolasi, Jumat (7/7/2023).
Kecamatan yang dimaksud adalah Kecamatan Pronojiwo dan Kecamatan Tempursari.
Akses dua warga di kecamatan tersebut terputus, baik ke arah Kabupaten Lumajang maupun ke Kabupaten Malang.
Pasalnya, jalur perbukitan piket nol yang menghubungkan Kecamatan Pronojiwo dan Kecamatan Candipuro tertutup material longsor akibat hujan deras yang mengguyur kawasan tersebut sejak beberapa hari lalu.
Baca juga: Jembatan Darurat Bailey Akan Dibangun Sebagai Penghubung Malang-Lumajang
Sedangkan, jalan menuju Kabupaten Malang juga tidak bisa dilalui karena jembatan di perbatasan kedua kabupaten tersebut putus setelah diterjang banjir lahar.
"Kita ingin akses segera dibuka untuk ke Pronojiwo karena yang di sana belum bisa kita tangani," jelasnya.
Ribuan warga yang menghuni sekitaran aliran sungai mulai mengungsi sejak Jumat (7/7/2023) sore. Mereka menempati 12 titik pengungsian yang telah disediakan pemerintah.
Jumlahnya terus mengalami peningkatan dari hari ke hari. Jumat malam, jumlah pengungsi masih 416 jiwa. Namun, Sabtu pagi, jumlahnya telah meningkat jadi 761 jiwa.
Sabtu malam, jumlahnya terus meningkat jadi 1.038 jiwa yang terbagi di 18 titik pengungsian.
Salah satu posko pengungsian yakni Balai Desa Jarit bahkan mengalami kelebihan jumlah pengungsi. Sabtu malam, jumlahnya mencapai 293 jiwa dari 89 kepala keluarga.
Baca juga: Jembatan Darurat Bailey Akan Dibangun Sebagai Penghubung Malang-Lumajang
Bupati Lumajang Thoriqul Haq selanjutnya menetapkan masa tanggap darurat bencana selama 14 hari sejak tanggal 7 Juni - 21 Juni 2023.
"Saya sudah menetapkan tanggap darurat 14 hari. Tadi sudah saya tanda tangani dan saya tunjuk pak Sekda untuk memimpin satgas," kata Thoriq di Balai Desa Jarit.
Thoriq menjelaskan, pihaknya tengah memantau situasi cuaca untuk bisa menginventasisasi kerusakan.
Pasalnya, hujan dengan intensitas tinggi masih mengguyur wilayah yang terdampak banjir lahar hujan Gunung Semeru.
"Penataan terus kita lakukan, kita juga akan melihat situasi beberapa hari ini karena curah hujan masih tinggi lantaran lahar Semeru tidak bisa di prediksi," jelas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.