Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ledakan di Kota Batu Diduga akibat Pengolahan Bahan Kimia yang Tidak Sesuai

Kompas.com, 22 Juni 2023, 17:30 WIB
Nugraha Perdana,
Andi Hartik

Tim Redaksi

BATU, KOMPAS.com - Ledakan yang terjadi di sebuah bangunan di Jalan Mawar RT 1 RW 4, Kelurahan Dadaprejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Jawa Timur, diduga akibat dari pengolahan bahan kimia yang tidak sesuai. Kini, polisi sedang mendalami sejumlah barang yang ditemukan di lokasi kejadian.

Pada Kamis (22/6/2023), petugas kepolisian dari Penjinak Bom dan Labfor Polda Jatim telah melakukan penyisiran di lokasi ledakan itu. Penyisiran berlangsung mulai sekitar pukul 09.00 WIB hingga 14.00 WIB.

Kapolres Batu AKBP Oskar Syamsuddin mengatakan, dari hasil penyisiran didapatkan barang-barang yang diduga sebagai bahan pembuatan kembang api. Di antaranya, tiga kardus yang diduga berbentuk kembang api. Ukurannya, panjang 70 sentimeter dan 1 meter.

Baca juga: Sisir Lokasi Ledakan di Kota Batu, Tim Labfor Polda Jatim Temukan Bahan Pembuatan Kembang Api

Selain itu, juga terdapat alat pemintal benang, bubuk kimia dengan berat diperkirakan puluhan kilogram.

"Barang lain seperti alat campur, alat bor, timbangan, beberapa serbuk-serbuk (kimia) diduga untuk bahan pembuatan kembang api," kata Oskar pada Kamis.

Baca juga: Ledakan Terjadi di Kota Batu, Diduga dari Gudang Petasan, 1 Orang Dilarikan ke RS

Pihaknya belum bisa menyampaikan kandungan zat kimia dalam bubuk yang telah ditemukan. Hal itu karena polisi masih memerlukan waktu untuk melakukan uji laboratorium.

"Sementara nanti akan didalami tim Labfor terkait zat apa, mengandung apa, masih dalam proses," katanya.

Sejauh ini, polisi menyimpulkan sementara bahwa untuk lokasi ledakan diduga kuat merupakan home industry pembuatan kembang api. Adapun ledakan terjadi diduga pada saat proses pengolahan bahan-bahan kimia yang tidak sesuai.

"Kesimpulan sementara demikian, berdasarkan hasil temuan-temuan yang kita dapatkan, dari Brimob dan Labfor. Karena yang bersangkutan (korban) sekarang masih dirawat, sehingga belum bisa kita mintai keterangan," katanya.

Oskar menyampaikan, pihaknya juga masih mendalami dari mana asal bahan-bahan untuk pembuatan kembang api itu.

"Kemudian pada saat proses pengolahan itu ada hal yang tidak sesuai, secara proses kimiawi terjadi ledakan," katanya.

Oskar mengungkapkan, aktivitas korban di bangunan tersebut tergolong baru, yakni sejak 5 April 2023.

Sebelumnya diberitakan, ledakan terjadi di bangunan seng di Jalan Mawar RT 1 RW 4, Kelurahan Dadaprejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Jawa Timur, pada Rabu (21/6/2023) sekitar pukul 12.30 WIB.

Diduga, ledakan berasal dari bahan peledak pembuatan petasan yang tersimpan di bangunan tersebut.

Baca juga: Pasar Relokasi di Kota Batu Terbakar, 7 Kios Ludes

Waluyo Tirto Nugroho (28) warga Desa Mulyoagung, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, yang berada di dalam bangunan itu mengalami luka bakar hampir di seluruh tubuhnya Kini, ia dirawat di Rumah Sakit Universitas Muhammadiyah Malang.

Sementara itu, warga tidak mengetahui bahwa ada aktivitas pembuatan kembang api di dalam bangunan itu. Sebab, saat melapor ke RT setempat, Waluyo mengaku akan menggunakan bangunan itu untuk penelitian keramik.

Tidak jauh dari lokasi itu memang ada industri pembuatan keramik.

"Sepengetahuan dari saya, laporan dari RT cuma mau penelitian ke keramik. Izinnya buat penelitian keramik, si korban, laporannya ke Pak RT," kata Slamet, warga setempat, Kamis (22/6/2023).

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Wisatawan Lansia Dipungli 'Uang Pengawalan' Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Wisatawan Lansia Dipungli "Uang Pengawalan" Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Surabaya
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
Surabaya
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Surabaya
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Surabaya
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Surabaya
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Surabaya
Pelaku Pungli 'Uang Pengawalan' Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Pelaku Pungli "Uang Pengawalan" Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Surabaya
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Surabaya
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Surabaya
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar 'Uang Pengawalan', Penyandera Ditangkap
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar "Uang Pengawalan", Penyandera Ditangkap
Surabaya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau