Materi yang digunakan adalah baja karbon. Di seputar jembatan juga dibangun fasilitas pedestrian sehingga dapat digunakan beraktivitas oleh warga.
Rencananya, dalam waktu dekat, para mahasiswa Program Studi Teknik Sipil FT Universitas Jember akan berlaga di ajang serupa yang digelar oleh Universitas Teknologi Mara Malaysia.
Untuk diketahui, Bridge Design Competition adalah lomba tahunan yang rutin digelar oleh Universitas Teknologi Nanyang di Singapura.
Tahun ini dewan juri memberikan studi kasus berupa tantangan membuat jembatan melintasi sungai yang menghubungkan antara Holland Grove dengan Commonwealth Avenue, sebuah wilayah di Singapura.
Baca juga: Hadiri Panen Raya di Jember, Moeldoko Ingatkan Petani soal Ancaman Krisis Air
Peserta tidak hanya wajib mendesain jembatan, namun membuat perencanaan jalan dan fasilitas umum penyerta.
Tantangan tidak berhenti begitu saja, sebab ada aturan dan larangan yang harus dipatuhi peserta, di antaranya tidak boleh mengganggu perumahan yang ada hingga kewajiban mengikuti pengaturan arus lalu lintas yang sudah ada.
Abdillah menilai, dari seluruh lomba yang pernah diikuti, Bridge Design Competition ini yang paling menguras pikiran dan tenaga.
“Bayangkan ada empat babak yang harus kami lalui. Peserta yang lolos di satu babak sudah harus menyetor tugas selanjutnya dalam waktu 36 jam, sementara pembuatan term of reference harus diselesaikan dalam 10 hari saja,” terang dia.
Jeda waktu seperti itu berlangsung pada babak final secara daring yang digelar pada 5 April 2023. Abdillah mengaku beruntung mendapatkan dukungan penuh dari dosen pembimbing Ketut Aswatama dan kawan-kawan lainnya di Program Studi Teknik Sipil, sehingga berhasil jadi juara pertama.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.