Sejumlah sarana dan instalasi pun disiapkan. Mulai dari tempat untuk pengolahan kotoran, pipa paralon, hingga tangki fermentasi.
Seger menyebut, kunci dari pembuatan instalasi biogas terletak pada tabung fermentasi atau digester. Ada dua jenis digester yang umum digunakan.
"Jenis pertama adalah torn, terbuat dari material plastik tandon. Kedua adalah fix dome terbuat dari cor-coran," ujar Seger.
Baca juga: Bayi Mungil Ditemukan Menangis di Dalam Kardus Depan Rumah Warga Banyuwangi
Keduanya memiliki keunggulan. Namun, yang bagus adalah fix doom karena lebih aman dan tekanannya lebih stabil. Sementara untuk kapasitas menyesuaikan.
"Kalau di Dusun Pancer, banyak yang menggunakan jenis torn karena dinilai lebih simpel," terang Seger.
Baca juga: Diduga Tak Kuasai Medan, 2 Mahasiswi Tewas Kecelakaan di Jalur Erek-Erek Ijen Banyuwangi
Awal produksi, Seger membutuhkan tiga kilogram kotoran sapi. Bahan itu kemudian dicampur dengan dua timba air atau sekitar enam liter air.
Bahan tersebut lalu diaduk di tempat pengolahan kotoran sampai halus. Setelah halus lalu dimasukkan ke tangki fermentasi.
"Jumlah takarannya satu banding dua. Satu untuk kotoran sapi, dua untuk air. Kedua bahan ini dicampur," ujar Seger.
Menurut Seger, awal proses pembuatan memang membutuhkan kesabaran ekstra. Sebab, harus menunggu bahan hingga benar-benar terfermentasi.
"Karena awal produksi tidak langsung keluar gas. Tapi harus menunggu sekitar 7 harian," ucap Seger.