BANGKALAN, KOMPAS.com - Mohammad Nasib (42), ayah dari BT (16), santri di Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, yang tewas usai dikeroyok seniornya, mengaku terpukul ketika mendengar kabar anak bungsunya telah meninggal dunia.
"Saya kaget pas dikabari kalau anak saya sudah meninggal," kata Nasib saat ditemui di rumahnya di Desa Buluk Agung, Kecamatan Klampis, Bangkalan, Kamis (9/3/2023).
Baca juga: Santri di Bangkalan Tewas Diduga Dianiaya Seniornya di Ponpes
Nasib merasa heran dengan pihak pondok pesantren yang tidak mengabari langsung kepada dirinya.
Kabar duka itu datang dari kepala desa yang mendapat informasi dari pihak Puskesmas Geger pada Selasa (7/3/2023).
Padahal, Nasib sudah memberikan nomor teleponnya ke pihak pengurus pondok pesantren saat mendaftarkan putranya.
"Masak iya, saya tahu dari Pak Kades. Seharusnya pihak pondok dulu ke saya. Saya dikabari kalau anak saya dirujuk ke RSUD Bangkalan," terang dia.
Baca juga: Santri Tewas Diduga Dikeroyok Senior di Bangkalan, Polisi Sebut Ada Luka Lebam di Dada dan Punggung
Nasib menerima kabar duka itu sekitar pukul 23.00 WIB. Ia dan istrinya, Silah, langsung berangkat ke RSUD Bangkalan.
Laju mobil yang dikemudikan oleh Nasib sudah tak beraturan karena mengingat wajah anaknya.
"Sampai di RSUD Bangkalan sekitar pukul setengah satu malam. Saya menolak jasad anak saya untuk diotopsi, jam 2 dini hari saya sudah pulang dengan jasad anak saya," beber dia.
Alasan Nasib menolak untuk diotopsi oleh polisi karena tak ingin suasana dukanya semakin runyam. Dia hanya mengizinkan polisi untuk melakukan otopsi di bagian luar saja.
Tak hanya itu, dirinya merasa sangat terkejut ketika kondisi tubuh anaknya terdapat luka memar dan lebam di bagian tangan, dada, punggung dan bibirnya pecah.
Dia mensinyalir, anaknya dipukuli di bagian dada yang mengakibatkan meninggal dunia.
Nasib dan istrinya dikaruniai dua anak, yaitu Moh Helmi Yahya yang kini sudah berkeluarga dan Badrut Tamam.
Tamam dimasukan pondok pesantren belum genap 1 tahun, tepatnya pada bulan Agustus 2022.
"Anak saya cuma dua itu, kemarin dikebumikan sekitar pukul 11.00 WIB, pikiran saya sekarang sedang berduka, istri saya syok juga," papar dia.
Baca juga: Sudah Lama Diincar, Pengedar Sabu di Bangkalan Akhirnya Ditangkap
Atas peristiwa duka itu, Nasib berharap agar pihak penyidik segera menetapkan tersangka dan menghukum pelaku dengan pasal yang berat.
"Ya harus segera ditetapkan tersangkanya dan harus diusut tuntas serta diberikan hukuman yang setimpal," katanya.
Seperti diberitakan sebelumnya, seorang santri berinisial BT (16) tewas diduga dianiaya oleh seniornya di sebuah pondok pesantren di Kecamatan Geger, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, pada Selasa (7/3/2023) malam.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.