LUMAJANG, KOMPAS.com - Mentari pagi belum menampakkan sinarnya saat puluhan warga Lumajang berbondong-bondong mendatangi kompleks Pemandian Alam Selokambang di Desa Purwosono, Kecamatan Sumbersuko, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Senin (23/1/2023).
Kedatangan warga di pagi buta ini bukan tanpa alasan. Mereka ingin melakukan terapi air di kawasan wisata milik pemerintah ini.
Warga Lumajang percaya, terapi air di Selokambang sebelum matahari terbit bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit medis seperti stroke, diabetes, saraf kejepit dan kolesterol tinggi.
Baca juga: Angka Perceraian di Lumajang Capai 2.994 Kasus, Rata-rata Hasil Pernikahan Dini
Edi (50), warga Desa Bodang, Kecamatan Padang, mengaku sudah tiga tahun terakhir rutin melakukan terapi di sana.
Edi bercerita, dirinya telah lama menderita saraf kejepit. Sebelum melakukan terapi air di Selokambang, ia telah mencoba berbagai macam terapi tapi tidak berhasil.
Namun, setelah mencoba terapi air Selokambang, perlahan sakit yang dideritanya bertahun-tahun itu mulai hilang.
Baca juga: Korupsi APBDes Rp 178 Juta, Kepala Desa di Lumajang Ditahan Kejaksaan
Awalnya, Edi berterapi setiap hari. Tidak sampai tiga bulan, ia yang sudah merasa membaik dan mulai mengurangi intensitas dengan hanya tiga hari sekali.
"Saya itu memang punya saraf kejepit, sudah coba terapi di mana-mana tidak berhasil. Akhirnya saya coba datang ke Selokambang. Pertama itu ya setiap hari terapi, terus jadi tiga hari sekali, sekarang sudah seminggu sekali, dan tidak sakit lagi," kata Edi di Pemandian Selokambang, Senin (22/3/2023).
Senada dengan yang disampaikan Khusnul Khotimah (53), warga Kecamatan Padang. Ia mengaku badannya yang sering kesemutan setiap bangun tidur tidak lagi dirasakannya sejak terapi air di Selokambang.
"Dulu kalau bangun tidur itu sering kesemutan, sekarang sudah tidak pernah, ke badan juga terasa lebih ringan," terangnya.
Biasanya, warga akan mulai terapi sejak pukul 04.00 - 06.00 WIB. Bahkan, ada juga yang memulainya sejak pukul 02.00 WIB.