Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengakuan Ibu Kandung di Surabaya yang Siksa Anaknya hingga Tewas: Sering Nangis dan Sangat Lambat

Kompas.com - 24/11/2022, 19:20 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - AP, bocah perempuan berusia 6 tahun di Surabaya, Jawa Timur tewas secara tragis di tangan ibu kandungnya, U (32).

Sebelum tewas, AP dianiaya ibunya sendiri dan juga LB (18), teman sang ibu.

U mengaku ia kerap menganiaya korban sejak masih berusia 4 tahun. Penganiayaan semakin sering setelah korban kerap menolak perintah dari U dan juga LB.

Menurut U ia menganiatya anaknya karena korban kerap menangis dan juga lambat saat diperintah.

"Sering memukul karena saat diperintah untuk membeli sesuatu, tidak sesuai yang diperintahkan. Ketika diperintah untuk mengambilkan suatu barang, sering nangis dan sangat lambat," ujar U.

Baca juga: Ibu di Surabaya yang Aniaya Anak hingga Meninggal Dunia Ditetapkan Tersangka

Emosi U kian bertambah, lantaran mendapat omongan tak pantas dari tetangganya, yang menyebut kalau AP adalah anak haram.

Menurut U, AP adalah anak bersama suami sirinya yang telah meninggal dunia. Hanya saja keluarga tak merestui hubungan asmara mereka.

Seharu-hari U bekerja sebagai pengamen dan kerap mengajak anaknya.

"Saya pukul di bagian belakang lengan. Ada potongan kayu saya pakai buat mukul. Saya penuh emosi waktu itu. Sehari harinya, bekerja sebagai pengamen sama anak saya di Mangga Dua," bebernya.

Sementara itu, ketika ditanya alasan ikut menganiaya AP, LB mengaku tak kuasa menahan amarahnya lantaran pernah menerima umpatan langsung dari korban.

"Korban mengucapkan kata kata kotor di depan saya. Saya ikut memukul pakai ukulele satu kali di bagian kepala. Saya sehari-hari tinggal satu kamar kos sama U dan AP. U adalah teman dekat saya," jelas dia.

Baca juga: Bocah 6 Tahun Tewas Dianiaya Sang Ibu, Pelaku Berdalih Korban Jatuh di Kamar Mandi

Kasus penganiayaan yang menewaskan AP terbongkar saat U membawa AP yang sudah tak bernyawa ke RS Soewandhie, Surabaya pada Senin (21/11/2022).

Saat itu U mengaku ke dokter jika anaknya meninggal karena terjatuh di kamar mandi. Namun dokter yang memeriksa menemukan banyak luka di tubuh bocah perempuan itu.

Karena curiga, dokter pun menghubungi pihak kepolisian. Tubuh AP pun diotopsi diketahui jika AP tewas karena dianiaya.

Polisi bergerak cepat mengamankan ibu kandung korban, U. Sementara LB ditangkap di rumah saudaranya di kawasan Kabupaten Jember.

Dari kasus tersebut, polisi menyita barang bukti pakaian yang dikenakan korban. Termasuk mengamankan dua sapu yang sudah patah, satu pasang sandal, dua buah ukulele yang diduga kuat digunakan untuk menganiaya AP.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Achmad Faizal | Editor : Andi Hartik), Tribun Jatim

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

978 Pekerja Jasa Transportasi di Kota Batu Terima Insentif Ramadhan Rp 600.000

978 Pekerja Jasa Transportasi di Kota Batu Terima Insentif Ramadhan Rp 600.000

Surabaya
Kasus DBD di Kabupaten Malang Meningkat Capai 905 Orang, 10 di Antaranya Meninggal

Kasus DBD di Kabupaten Malang Meningkat Capai 905 Orang, 10 di Antaranya Meninggal

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Sedang

Surabaya
Bertengkar dengan Istri, Ayah di Situbondo Aniaya Balitanya

Bertengkar dengan Istri, Ayah di Situbondo Aniaya Balitanya

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Surabaya
Perselingkuhan Istri Kades dengan Sekdes di Tuban yang Berujung Maut

Perselingkuhan Istri Kades dengan Sekdes di Tuban yang Berujung Maut

Surabaya
Paskah, Gereja Katolik Katedral Surabaya Siapkan Kuota 5.000 Jemaat

Paskah, Gereja Katolik Katedral Surabaya Siapkan Kuota 5.000 Jemaat

Surabaya
Penyebab Sekjen PDI-P Hasto Dilaporkan ke Polresta Banyuwangi

Penyebab Sekjen PDI-P Hasto Dilaporkan ke Polresta Banyuwangi

Surabaya
Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Lamongan untuk Lebaran 2024

Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Lamongan untuk Lebaran 2024

Surabaya
Gunung Semeru Luncurkan Awan Panas, Warga Diminta Tak Beraktivitas di Besuk Kobokan

Gunung Semeru Luncurkan Awan Panas, Warga Diminta Tak Beraktivitas di Besuk Kobokan

Surabaya
Pakar Pendidikan Nilai Kampus Sebenarnya Bisa Antisipasi TPPO Modus 'Ferienjob'

Pakar Pendidikan Nilai Kampus Sebenarnya Bisa Antisipasi TPPO Modus "Ferienjob"

Surabaya
Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Mojokerto untuk Lebaran 2024

Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Mojokerto untuk Lebaran 2024

Surabaya
Kasus Pembunuhan Sekdes di Tuban, dalam Sidang, Istri Pelaku Akui Selingkuh dengan Korban

Kasus Pembunuhan Sekdes di Tuban, dalam Sidang, Istri Pelaku Akui Selingkuh dengan Korban

Surabaya
Harga Daging Sapi di Banyuwangi Stabil Jelang Lebaran 2024

Harga Daging Sapi di Banyuwangi Stabil Jelang Lebaran 2024

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com