Pada saat kejadian, MWF terlambat pulang dari sekolah. Anaknya itu pulang diantar seorang kakek pencari rumput.
"Pada saat pulang itu, anak saya belum cerita. Tapi ia menangis dan marah hingga sepedanya dibanting. Kami belum menyangka kalau ia baru saja mendapat penganiayaan," ujarnya.
Pada Sabtu (12/11/2022), MWF tak masuk sekolah karena mengalami muntah-muntah tak kunjung berhenti. Kepala korban juga pusing.
"Saat itu saya berpikir mungkin tifusnya kambuh. Kami bawa ke bidan langganan, 2 hari kemudian agak mereda, tapi masih pusing," ujarnya.
"Namun, tiga hari kemudian pusingnya kambuh lagi, sekaligus disertai kejang," imbuhnya.
Baca juga: Prakiraan Cuaca di Malang Hari Ini, 24 November 2022, Pagi Cerah Berawan dan Sore Hujan Petir
Berdasarkan pengakuan, korban dianiaya dengan cara diseret dari parkiran sekolah sampai keluar, tepatnya di depan Bendungan Sengguruh oleh tiga atau empat anak.
"Di situ, ia dianiaya dengan cara ditendang kepalanya, dadanya," ujarnya.
"Sekarang kondisi anak saya sudah membaik. Sudah bisa makan," imbuhnya.
Atas peristiwa itu, keluarga MWF telah membuat laporan ke Polres Malang pada Selasa (22/11/2022) kemarin.
"Sudah, kemarin kita putuskan lapor ke polisi. Karena sudah fatal, jadi banyak keluarga, termasuk kita tidak terima," jelasnya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.