Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siswa SD di Malang Sering Dianiaya Kakak Kelas, Orangtua Korban: Dia Tidak Pernah Cerita, karena Takut

Kompas.com - 24/11/2022, 12:24 WIB
Imron Hakiki,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Seorang siswa kelas 2 di salah satu sekolah dasar negeri (SDN) di Desa Jenggolo, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, berinisial MWF (7), diduga dianiaya kakak kelasnya, Sabtu (11/11/2022).

Akibat penganiayaan itu, korban harus mendapatkan perawatan di rumah sakit dan sempat koma.

Orangtua korban, Edi Subandi mengatakan, anaknya sering dianiaya oleh kakak kelas. Perbuatan itu telah dilakukan sejak anaknya duduk di kelas 1 SD.

Sementara kakak kelas yang diduga menjadi pelaku penganiayaan duduk di kelas VI. Jumlah mereka sekitar enam hingga tujuh orang.

"Itu berdasarkan cerita anak saya usai mendapat penganiayaan tempo hari. Namun, selama ini anak saya tidak pernah cerita kepada kami, karena takut," ungkapnya saat ditemui di Polres Malang, Rabu (23/11/2022).

Edi menambahkan, penganiayaan itu terjadi karena para pelaku sering memalak uang saku korban.

Baca juga: Siswa Kelas 2 SD di Malang Diduga Dikeroyok, Polisi: Pelaku Rata-rata Kelas 6

"Jadi saku anak saya itu kan Rp 6.000 per hari. Kemudian diminta oleh kakak kelasnya itu Rp 5.000. Jadi yang dibuat jajan tinggal Rp 1.000," jelasnya.

Menurut Edi, para pelaku tak hanya memalak dan menganiaya anaknya. Siswa lain di sekolah itu juga kerap mendapatkan perlakuan serupa dari pelaku.

"Apabila korban tidak memberikan uang sakunya. Maka mereka akan melakukan penganiayaan dengan cara menampar dan menendang," jelasnya.

Padahal, kata Edi, korban masih dalam pemulihan sakit saat dianiaya para pelaku pada Sabtu. MWF menderita tifus selama 10 hari.

"Jadi sebenarnya belum pulih total. Ia terpaksa masuk karena telah cukup lama tidak masuk selama sakit tifus itu," ujarnya.

 

Diantar pulang kakek pencari rumput

Pada saat kejadian, MWF terlambat pulang dari sekolah. Anaknya itu pulang diantar seorang kakek pencari rumput.

"Pada saat pulang itu, anak saya belum cerita. Tapi ia menangis dan marah hingga sepedanya dibanting. Kami belum menyangka kalau ia baru saja mendapat penganiayaan," ujarnya.

Pada Sabtu (12/11/2022), MWF tak masuk sekolah karena mengalami muntah-muntah tak kunjung berhenti. Kepala korban juga pusing.

"Saat itu saya berpikir mungkin tifusnya kambuh. Kami bawa ke bidan langganan, 2 hari kemudian agak mereda, tapi masih pusing," ujarnya.

"Namun, tiga hari kemudian pusingnya kambuh lagi, sekaligus disertai kejang," imbuhnya.

Baca juga: Prakiraan Cuaca di Malang Hari Ini, 24 November 2022, Pagi Cerah Berawan dan Sore Hujan Petir

Berdasarkan pengakuan, korban dianiaya dengan cara diseret dari parkiran sekolah sampai keluar, tepatnya di depan Bendungan Sengguruh oleh tiga atau empat anak.

"Di situ, ia dianiaya dengan cara ditendang kepalanya, dadanya," ujarnya.

"Sekarang kondisi anak saya sudah membaik. Sudah bisa makan," imbuhnya.

Atas peristiwa itu, keluarga MWF telah membuat laporan ke Polres Malang pada Selasa (22/11/2022) kemarin.

"Sudah, kemarin kita putuskan lapor ke polisi. Karena sudah fatal, jadi banyak keluarga, termasuk kita tidak terima," jelasnya.

Sementara itu, Kepala Seksi Hubungan Masyarakat (Kasi Humas) Kepolisian Resor (Polres) Malang, Iptu Ahmad Taufik membenarkan laporan dugaan penganiayaan tersebut.

"Terduga pelaku penganiayaan itu ada sekitar enam sampai tujuh orang. Mereka rata-rata kelas 6 SD. Hari ini, Rabu Mereka sudah dipanggil ke Polres Malang untuk menjalani pemeriksaan," ujarnya.

Baca juga: Bocah Kelas 2 SD di Malang Dipalak dan Dianiaya Kakak Kelas hingga Sempat Kejang, Polisi: Dilakukan sejak Korban Kelas 1

Selain pemeriksaan kepada terduga pelaku, polisi juga melakukan visum bekas luka kekerasan di tubuh korban.

"Berdasarkan keterangan keluarga, korban mendapat penganiayaan dengan cara ditendang di bagian kepala dan dada. Namun saat ini masih proses visum, dan hasilnya belum keluar. Nanti hasil visum yang akan menjelaskan secara lengkap," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Surabaya
Arak-arak Bondowoso: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Arak-arak Bondowoso: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Surabaya
20 Warga Banyuwangi Positif Chikungunya, 40 Orang Suspek

20 Warga Banyuwangi Positif Chikungunya, 40 Orang Suspek

Surabaya
Banjir Lahar Semeru di Lumajang, Ratusan Warga Mengungsi

Banjir Lahar Semeru di Lumajang, Ratusan Warga Mengungsi

Surabaya
11 Orang Ditangkap dalam Penggerebekan Narkoba di Jalan Kunti Surabaya

11 Orang Ditangkap dalam Penggerebekan Narkoba di Jalan Kunti Surabaya

Surabaya
Polres Situbondo Akan Panggil Petugas ASDP Buntut Penangkapan Calo di Pelabuhan Jangkar

Polres Situbondo Akan Panggil Petugas ASDP Buntut Penangkapan Calo di Pelabuhan Jangkar

Surabaya
Ambulans Pengangkut Rombongan Pegawai Hendak Halal Bihalal Terguling di Tulungagung

Ambulans Pengangkut Rombongan Pegawai Hendak Halal Bihalal Terguling di Tulungagung

Surabaya
Bupati Sidoarjo Tak Hadiri Halal Bihalal Kepala Daerah di Surabaya

Bupati Sidoarjo Tak Hadiri Halal Bihalal Kepala Daerah di Surabaya

Surabaya
Polisi Temui Kendala Buru Perampok yang Sempat Sekap Korban di Gresik

Polisi Temui Kendala Buru Perampok yang Sempat Sekap Korban di Gresik

Surabaya
Bos di Surabaya Jadi Korban Penipuan, Rugi Rp 1,5 Miliar, Pelaku Mengaku Tinggal di Amerika

Bos di Surabaya Jadi Korban Penipuan, Rugi Rp 1,5 Miliar, Pelaku Mengaku Tinggal di Amerika

Surabaya
Kadinkes Kabupaten Malang Dicopot karena Pembengkakan Anggaran PBIP

Kadinkes Kabupaten Malang Dicopot karena Pembengkakan Anggaran PBIP

Surabaya
Eks Dirut Perusahaan Jadi Buronan Polda Jatim dalam Kasus Penggelapan dan TPPU Rp 9,2 M

Eks Dirut Perusahaan Jadi Buronan Polda Jatim dalam Kasus Penggelapan dan TPPU Rp 9,2 M

Surabaya
Kronologi Bus Pahala Kencana Terbakar di Tol Jombang-Mojokerto, Sempat Pecah Ban, Semua Penumpang Selamat

Kronologi Bus Pahala Kencana Terbakar di Tol Jombang-Mojokerto, Sempat Pecah Ban, Semua Penumpang Selamat

Surabaya
Terungkap, Santri di Blitar Dikeroyok di Mushala oleh 17 Santri Lain sampai Koma dan Meninggal

Terungkap, Santri di Blitar Dikeroyok di Mushala oleh 17 Santri Lain sampai Koma dan Meninggal

Surabaya
Polisi Sebut Terduga Penyiksa Anjing Maltese sampai Mati adalah Anak di Bawah Umur dan Belum Diperiksa

Polisi Sebut Terduga Penyiksa Anjing Maltese sampai Mati adalah Anak di Bawah Umur dan Belum Diperiksa

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com