Meski begitu, Naswa sudah beraktivitas kuliah di STIKES Widyagama Husada Malang. Sehari-hari, Naswa mengendarai motor sendiri ke kampus.
"Kalau biasanya itu berangkat waktunya 40 menit, sekarang 1 jam. Soalnya kan yang tangan kanan belum bisa ngerem, jadi pakai yang tangan kiri (motor matic)," katanya.
Sementara itu, luka di kaki kiri Naswa telah mengering. Kini, ia tak lagi memakai perban untuk membalut luka itu.
Naswa pun mengaku kapok melihat pertandingan sepak bola langsung di stadion akibat tragedi Kanjuruhan.
"Sudah kapok lihat, Alhamdulillah bisa selamat," katanya.
Baca juga: Naswa, Korban Tragedi Kanjuruhan: Mata Masih Merah, Kaki dan Tangan Sulit Digerakkan
Saat tragedi Kanjuruhan usai pertandingan antara Arema FC dan Persebaya, Naswa bersama teman-temannya menyaksikan pertandingan dari tribune 14.
Naswa melihat polisi menembakkan gas air mata ke tribune. Asap gas air mata itu membuat Naswa pusing luar biasa, dadanya sesak, matanya pun perih.
Naswa pun berlari keluar menuju pintu 13 yang ternyata telah disesaki penonton. Naswa pun sempat diselamatkan penonton lain agar tak berdesakan.
Aremanita itu mengalami luka di kaki kiri karena terkena besi pagar tribune. Naswa lalu keluar dari pintu 14 yang sudah terbuka.
Ia pun dilarikan oleh teman-temannya ke RSUD Kanjuruhan untuk mendapatkan perawatan karena sesak napas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.