Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemkot Madiun Batasi Jumlah Penonton Konser Dewa 19 di Stadion Willis

Kompas.com, 6 Oktober 2022, 13:22 WIB
Muhlis Al Alawi,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

MADIUN, KOMPAS.com- Pemerintah Kota Madiun membatasi jumlah penonton konser Dewa-19 yang rencananya akan digelar di Stadion Willis Kota Madiun, Jawa Timur, Minggu (16/10/2022).

Jumlah penonton yang diperbolehkan masuk dalam hanya setengah dari kapasitas Stadion Willis.

Wali Kota Madiun Maidi yang dikonfirmasi Kompas.com, Kamis (6/10/2022) menyatakan pembatasan jumlah penonton konser Dewa 19 untuk mengantisipasi kepadatan, seperti yang terjadi dalam tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 131 orang.

Baca juga: Tekan Inflasi, Pemkab Madiun Jual Sembako Murah di Kantor Desa

Untuk itu, jumlah penonton yang boleh masuk ke dalam stadion maksimal setengah dari kapasitasnya stadion sebanyak 10.000 orang.

“Kami antisipasi lah (tragedi Kanjuruhan). Karena ini (konser Dewa 19) keinginan masyarakat. Tetapi masyarakat juga harus menjaga tetapi kita harus waspada. Untuk itu kapasitas kita kurangi. Kapasitas stadion Willis itu 20.000 orang. Jadi hanya boleh diisi separuh saja (10.000 orang),” ujar Maidi.

Tak hanya itu, kata Maidi, pengamanan konser pun akan diperketat dengan menggeledah setiap penonton yang akan masuk stadion.

Baca juga: Putusan Banding Kasus Korupsi Tanah Kas Desa di Madiun Lebih Rendah, Kejari Ajukan Kasasi

Pemeriksaan dilakukan supaya semua penonton yang masuk ke stadion tidak dalam kondisi mabuk, membawa minuman keras, dan senjata tajam.

Selain itu, petugas pengamanan juga ditempatkan di blok atau tribune yang ditempati penonton.

Keberadaan petugas di tribune dan blok untuk mengawasi situasi dan kondisi penonton saat konser berlangsung.

“Jadi setiap blok dan tribune ada pengawasnya. Jadi ketika ada instruksi mereka tahu untuk langkah yang harus dilakukan,” jelas Maidi.

Bahkan Pemkot Madiun sudah menyiapkan mobil damkar dan mesin genset dengan kapasitas besar bila tiba-tiba lampu padam.

Baca juga: Kasus Dugaan Korupsi Pembangunan 5 RTH di Madiun, Eks Plt Kadis LH Diperiksa

Maidi mengatakan keputusan pembatasan penonton di Stadion Willis sudah disampaikan ke promotor kemarin.

Sebenarnya, promotor mengajukan 20.000 penonton sesuai kapasitas Stadion Wilis.

“Kemarin dari promotor mengajukan maunya 20.000 penonton. Tetapi kalau 20.000 terus terjadi crowded? Untuk itu kami sampaikan karena kami ingin menampilkan hiburan dengan penonton datang senang dan pulang harus senang,” tutur Maidi.

Baca juga: Dugaan Korupsi Pupuk Bersubsidi di Madiun, Tim Auditor Hitung Kerugian Negara

Maidi mengakui pembatasan jumlah penonton konser tentu akan berdampak pada pendapatan yang masuk ke Pemkot Madiun.

Namun mantan Sekda Kota Madiun memilih melakukan pembatasan untuk menghindari risiko seperti dalam tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang yang menelan ratusan korban jiwa.

Dengan jumlah penonton maksimal 10.000 orang maka pendapatan yang diperoleh Pemkot Madiun hanya Rp 200 juta hingga Rp 300 juta. Sementara bila kapasitas Stadion Wilis dioptimalkan maka pendapatan yang masuk ke Pemkot Madiun bisa mencapai Rp 500 juta.

“Potensi pendapatan kalau dibatasi pemkot itu bisa mencapai 200 juta rupiah. Namun kalau kapasitas dilos bisa Rp 500 juta. Tetapi saya tidak ingin itu karena saya tidak ingin berisiko (seperti kasus Kanjuruhan Malang),” demikian Maidi.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Wisatawan Lansia Dipungli 'Uang Pengawalan' Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Wisatawan Lansia Dipungli "Uang Pengawalan" Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Surabaya
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
Surabaya
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Surabaya
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Surabaya
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Surabaya
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Surabaya
Pelaku Pungli 'Uang Pengawalan' Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Pelaku Pungli "Uang Pengawalan" Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Surabaya
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Surabaya
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Surabaya
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar 'Uang Pengawalan', Penyandera Ditangkap
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar "Uang Pengawalan", Penyandera Ditangkap
Surabaya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau