Sebagai Aremania, dia menyayangkan adanya gas air mata yang ditembakkan oleh petugas. Padahal menurutnya, dengan melepaskan semua anjing dari pihak kepolisian sudah cukup untuk menghalau suporter yang turun ke lapangan.
Kemudian, dia juga menyayangkan tertutupnya pintu stadion saat ada gas air mata.
"Saya kehilangan teman-teman, salah kami apa Aremania sehingga diperlakukan seperti itu. Saya minta Kapolda Jawa Timur memberikan fakta yang sebenarnya," katanya.
Aremania lainnya, Totok Kacong, menilai bahwa kesiapan panitia pelaksana (panpel) dalam pertandingan Arema FC vs Persebaya tidak maksimal. Dia menuntut pihak-pihak berwenang untuk mengusut tuntas tragedi kelam itu.
"Kesiapan panpel enggak jelas. Usut tuntas tragedi Kanjuruhan. Aku juga berharap, Aremania kumpulo, jangan ada perpecahan, dulurmu banyak yang meninggal," katanya.
Seperti diketahui, kerusuhan terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, usai laga Arema FC vs Persebaya, Sabtu (1/10/2022) malam. Data sementara, 125 korban tewas dalam tragedi memilukan itu.
Sementara itu, pihak Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) telah mencopot Kapolres Malang, AKBP Ferli Hidayat, dari jabatannya. Selain itu, sembilan jabatan Komandan Batalyon (Danyon) Komandan Kompi, dan Komandan Peleton Brimob Polda Jawa Timur dinon-aktifkan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.