Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Harusnya Kami Sudah di Mekkah, tapi Gagal Berangkat karena Tak Ada Petugas Validasi Dokumen di Bandara Juanda"

Kompas.com, 28 September 2022, 14:11 WIB
Pythag Kurniati

Editor

SURABAYA, KOMPAS.com- Kekecewaan masih terpancar di wajah Aliwafa (60), calon peserta umrah yang gagal berangkat ke Tanah Suci melalui Bandara Internasional Juanda, Jawa Timur.

Warga Desa Suger Kidul, Kecamatan Jelbuk, Jember tersebut mengatakan, seharusnya dirinya saat ini telah menginjakkan kaki di Mekkah.

Baca juga: 63 Calon Peserta Umrah Gagal Berangkat dan Telantar di Bandara Juanda, AMPHURI Sebut karena Kelalaian Petugas KKP

"Harusnya kami sudah di Mekkah hari ini, tapi sekarang malah tertahan di sini (Surabaya)," kata dia saat ditemui oleh Kompas.com, Selasa (28/9/2022) malam.

Kekecewaannya semakin menjadi lantaran dirinya telah mempersiapkan seluruh syarat dan dokumen perjalanan umrah dengan baik.

Aliwafa dan 62 calon jemaah umrah lainnya gagal berangkat karena kelalaian petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I Surabaya.

Baca juga: Cerita Aliwafa dan 10 Anggota Keluarganya Gagal Berangkat Umrah dari Bandara Juanda, Tuntut Ganti Rugi

"Kami sangat kecewa sekali, karena keberangkatan ini sudah terjadwal dengan baik tapi gagal karena tak ada petugas yang memvalidasi dokumen kesehatan jemaah umrah," ungkapnya lesu.

Menurutnya, saat kejadian beberapa calon jemaah umrah sempat memaksakan diri naik ke atas pesawat karena merasa tidak bersalah.

"Awalnya para jemaah sempat nekat mau naik ke atas pesawat, karena dokumen semua sudah lengkap. Namun, imigrasi tidak mengizinkan kami terbang. KKP saya katakan sok jagoan," kata dia.

Baca juga: 63 Calon Jemaah Umrah Gagal Berangkat karena Kelalaian Petugas KKP, Biro Travel: Kita Ini Korban


Kronologi

Aliwafa menuturkan, dirinya bersama 10 orang anggota keluarganya yang lain dijadwalkan berangkat ke Tanah Suci pada Senin (26/9/2022).

Sejak Minggu (25/9/2022) malam, Aliwafa dan 10 keluarganya telah bergabung dengan rombongan peserta umrah lain dari Jawa Timur dan Jawa Tengah.

Rombongan ini tiba di Terminal 2 Perjalanan Internasional Bandara Juanda, Senin (27/9/2022) dini hari, sekitar pukul 03.00 WIB.

Sebanyak 63 jamaah umrah gagal berangkat ke tanah suci hingga terlantar di Bandara Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur, Swnin (26/9/2022).istimewa Sebanyak 63 jamaah umrah gagal berangkat ke tanah suci hingga terlantar di Bandara Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur, Swnin (26/9/2022).

Namun sesampainya di bandara, tak ada petugas dari Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Surabaya di Juanda yang seharusnya melakukan validasi dokumen.

Aliwafa mengatakan, mereka pun harus menunggu lama. Saat itu ada 94 orang calon peserta umrah yang masih menunggu keberangkatan.

"Di Bandara kami menunggu lama. Saat tiba di sana tak ada satu pun petugas KKP," kata dia.

Baca juga: Biro Travel Lapor ke Polda Jatim Usai 63 Calon Jemaah Umrah Gagal Berangkat dan Sempat Telantar di Bandara Juanda

Gagal terbang

Sebanyak 63 jamaah umrah gagal berangkat ke tanah suci hingga terlantar di Bandara Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur, Swnin (26/9/2022).istimewa Sebanyak 63 jamaah umrah gagal berangkat ke tanah suci hingga terlantar di Bandara Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur, Swnin (26/9/2022).

Mereka sempat merasa tenang lantaran pihak Imigrasi menjanjikan para calon peserta umrah bisa berangkat.

Tetapi perasaan mereka mulai gusar karena lama menunggu. Saat itu muncul satu petugas KKP, tetapi proses validasi dokumen International Certificate Vaccination (ICV) tetap tak dilakukan.

Diduga ada kesalahapahaman antara pihak KKP dengan Imigrasi dan maskapai.

Hingga akhirnya pesawat yang seharusnya membawa mereka pun terbang.

"Akhirnya, kami tidak ditunggu. Koper milik para calon jemaah umrah yang sebelumnya sudah masuk bagasi, langsung diturunkan. KKP saat itu meminta pihak Imigrasi agar menurunkan koper karena (buku kuning) calon jemaah belum distempel (divalidasi)," ujar dia.

Baca juga: Dosen UM Surabaya: 6 Makanan Ini Sebabkan Kulit Jadi Berminyak

Lapor polisi

Aliwafa (60), salah satu jemaah umrah asal Jember, Jawa Timur, yang gagal berangkat ke Mekkah akibat tak ada petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Surabaya Wilayah Kerja Juanda yang melakukan validasi di Bandara Internasional Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur.KOMPAS.COM/GHINAN SALMAN Aliwafa (60), salah satu jemaah umrah asal Jember, Jawa Timur, yang gagal berangkat ke Mekkah akibat tak ada petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Surabaya Wilayah Kerja Juanda yang melakukan validasi di Bandara Internasional Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur.

Para calon jemaah sempat telantar di Bandara Juanda lantaran tidak tahu harus berbuat apa.

Pihak biro travel lantas mencarikan penginapan untuk 63 calon peserta umrah yang gagal berangkat.

Sebab, dari 94 orang, 31 orang telah berangkat pada hari setelahnya (Selasa) dan berangkat melalui jalur domestik.

Saat ini, kata Aliwafa, para calon jemaah umrah yang tersisa, menginap di salah satu hotel yang berdekatan dengan Bandara Juanda.

Baca juga: 2 Kecelakaan Maut Terjadi di Surabaya, Dua Pengendara Motor Tewas Ditabrak Truk

"Saya kasihan sebenarnya kepada pihak biro travel, karena ini bukan kesalahan mereka. Dan sekarang mereka harus menanggung biaya penginapan 63 calon jemaah umrah di hotel karena kami gagal berangkat kemarin," ujar dia.

Pihaknya pun membenarkan telah melaporkan peristiwa itu ke Polda Jatim.

"Kita juga sudah lapor ke Polda Jatim terkait masalah ini. Kami menuntut ganti rugi," tandas Aliwafa.

Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Surabaya, Ghinan Salman | Editor : Dheri Agriesta)

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Surabaya
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Surabaya
Pelaku Pungli 'Uang Pengawalan' Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Pelaku Pungli "Uang Pengawalan" Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Surabaya
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Surabaya
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Surabaya
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar 'Uang Pengawalan', Penyandera Ditangkap
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar "Uang Pengawalan", Penyandera Ditangkap
Surabaya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau