Salin Artikel

"Harusnya Kami Sudah di Mekkah, tapi Gagal Berangkat karena Tak Ada Petugas Validasi Dokumen di Bandara Juanda"

Warga Desa Suger Kidul, Kecamatan Jelbuk, Jember tersebut mengatakan, seharusnya dirinya saat ini telah menginjakkan kaki di Mekkah.

"Harusnya kami sudah di Mekkah hari ini, tapi sekarang malah tertahan di sini (Surabaya)," kata dia saat ditemui oleh Kompas.com, Selasa (28/9/2022) malam.

Kekecewaannya semakin menjadi lantaran dirinya telah mempersiapkan seluruh syarat dan dokumen perjalanan umrah dengan baik.

Aliwafa dan 62 calon jemaah umrah lainnya gagal berangkat karena kelalaian petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I Surabaya.

"Kami sangat kecewa sekali, karena keberangkatan ini sudah terjadwal dengan baik tapi gagal karena tak ada petugas yang memvalidasi dokumen kesehatan jemaah umrah," ungkapnya lesu.

Menurutnya, saat kejadian beberapa calon jemaah umrah sempat memaksakan diri naik ke atas pesawat karena merasa tidak bersalah.

"Awalnya para jemaah sempat nekat mau naik ke atas pesawat, karena dokumen semua sudah lengkap. Namun, imigrasi tidak mengizinkan kami terbang. KKP saya katakan sok jagoan," kata dia.


Kronologi

Aliwafa menuturkan, dirinya bersama 10 orang anggota keluarganya yang lain dijadwalkan berangkat ke Tanah Suci pada Senin (26/9/2022).

Sejak Minggu (25/9/2022) malam, Aliwafa dan 10 keluarganya telah bergabung dengan rombongan peserta umrah lain dari Jawa Timur dan Jawa Tengah.

Rombongan ini tiba di Terminal 2 Perjalanan Internasional Bandara Juanda, Senin (27/9/2022) dini hari, sekitar pukul 03.00 WIB.

Namun sesampainya di bandara, tak ada petugas dari Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Surabaya di Juanda yang seharusnya melakukan validasi dokumen.

Aliwafa mengatakan, mereka pun harus menunggu lama. Saat itu ada 94 orang calon peserta umrah yang masih menunggu keberangkatan.

"Di Bandara kami menunggu lama. Saat tiba di sana tak ada satu pun petugas KKP," kata dia.

Mereka sempat merasa tenang lantaran pihak Imigrasi menjanjikan para calon peserta umrah bisa berangkat.

Tetapi perasaan mereka mulai gusar karena lama menunggu. Saat itu muncul satu petugas KKP, tetapi proses validasi dokumen International Certificate Vaccination (ICV) tetap tak dilakukan.

Diduga ada kesalahapahaman antara pihak KKP dengan Imigrasi dan maskapai.

Hingga akhirnya pesawat yang seharusnya membawa mereka pun terbang.

"Akhirnya, kami tidak ditunggu. Koper milik para calon jemaah umrah yang sebelumnya sudah masuk bagasi, langsung diturunkan. KKP saat itu meminta pihak Imigrasi agar menurunkan koper karena (buku kuning) calon jemaah belum distempel (divalidasi)," ujar dia.

Para calon jemaah sempat telantar di Bandara Juanda lantaran tidak tahu harus berbuat apa.

Pihak biro travel lantas mencarikan penginapan untuk 63 calon peserta umrah yang gagal berangkat.

Sebab, dari 94 orang, 31 orang telah berangkat pada hari setelahnya (Selasa) dan berangkat melalui jalur domestik.

Saat ini, kata Aliwafa, para calon jemaah umrah yang tersisa, menginap di salah satu hotel yang berdekatan dengan Bandara Juanda.

"Saya kasihan sebenarnya kepada pihak biro travel, karena ini bukan kesalahan mereka. Dan sekarang mereka harus menanggung biaya penginapan 63 calon jemaah umrah di hotel karena kami gagal berangkat kemarin," ujar dia.

Pihaknya pun membenarkan telah melaporkan peristiwa itu ke Polda Jatim.

"Kita juga sudah lapor ke Polda Jatim terkait masalah ini. Kami menuntut ganti rugi," tandas Aliwafa.

Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Surabaya, Ghinan Salman | Editor : Dheri Agriesta)

https://surabaya.kompas.com/read/2022/09/28/141146778/harusnya-kami-sudah-di-mekkah-tapi-gagal-berangkat-karena-tak-ada-petugas

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke