PASURUAN, KOMPAS.com - Minibus Elf yang membawa rombongan pensiunan guru SMP 8 Kota Pasuruan mengalami kecelakaan maut di tol Solo-Semarang KM 436, Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (24/9/2022).
Sebanyak 5 orang tewas dan 7 orang lain mengalami luka berat.
Baca juga: Truk yang Terlibat Kecelakaan di Tol Semarang-Solo Ternyata Kelebihan Beban hingga 17 Ton
Adapun lima korban tewas yakni sopir minibus atas nama Mochamad Iqbal Lazuardi (27), warga Kelurahan Warungdowo, Kecamatan Pohjentrek, Kabupaten Pasuruan.
Lalu seorang guru aktif SMP 8 Kota Pasuruan, Evi Kristina (47), warga Kelurahan Bugul Lor, Kecamatan Panggungrejo, Kota Pasuruan.
Kemudian dua orang pensiunan guru SMP 8 Kota Pasuruan, Arifah (63), warga Kelurahan Sekargadung, Kecamatan Purworejo, Kota Pasuruan, dan Tutik Wahyuni (60), warga Kelurahan Bakalan, Kecamatan Bugul Kidul Kota Pasuruan.
Satu orang lagi adalah suami salah satu pensiunan guru, Santoso, warga Kelurahan Krampyangan, Kecamatan Bugul Kidul Kota Pasuruan.
Baca juga: Korban Tewas Kecelakaan Maut di Tol Bawen-Ungaran Bertambah Jadi 6 Orang
Sementara 7 korban luka-luka yakni Sri Sapta Siwi Fajarsasi (62) dan suaminya Sugeng warga Kelurahan Sekargadung, Kecamatan Purworejo Kota Pasuruan, lalu Jajuk Indra Supartini (62), warga Kelurahan Krampyangan, Kecamatan Bugul Kidul, Kota Pasuruan.
Kemudian Biyuti Wahyuningsih (61), warga Kelurahan Tembokrejo, Kecamatan Purworejo, Kota Pasuruan, Wahyu Rahmadanie warga Kelurahan Pekan Arba, Kecamatan Tembilahan, Kabupaten Indragiri, Kepulauan Riau dan dua orang korban lain yang belum diketahui identitasnya.
Kepala SMP 8 Kota Pasuruan, Mudayani mangatakan rombongan dalam mobil tersebut hendak menghadiri pertamuan para komunitas pensiunan guru di Semarang.
"Tapi agenda pertemuan itu bukan dalam rangka kegiatan sekolah," ungkapnya melalui sambungan telepon, Senin (26/9/2022).
Salah satu korban tewas dalam rombongan itu, Evi Kristina yang merupakan guru aktif mata pelajaran BK di SMP 8 Kota Pasuruan sebelumnya mengirim izin ke sekolah untuk menemui sanak keluarganya.
"Ibu Evi kemarin mengirimkan surat izin ke sekolah, bahkan sebelum kejadian masih sempat mengajar," jelasnya.
Baca juga: 5 Tewas, Elf Terseret Fuso di Tol Bawen-Ungaran, Polisi: Truk Berhenti Usai Diberi Tahu
Sementara itu, salah satu keponakan Evi Kristina, Ahmad Afif mengatakan dirinya banyak berinteraksi dengan Evi sebelum meninggal.
"Bu Evi lebih banyak nyuruh-nyuruh kepada saya sepekan sebelumnya. Padahal biasanya tidak begitu. Tapi waktu itu saya tidak berpikir kalau akhinya begini. Saya tidak menyangka, padahal sebelumnya ia sehat-sehat saja," ungkapnya melalui sambungan telepon, Senin.
Ketika hendak bertolak ke Semarang, pelajar SMA 1 Kota Pasuruan itu juga mengaku sempat diajak oleh bibinya. Namun ia menolak karena ia tidak yakin. Sehingga berkegiatan bersama teman-temannya.
"Sempat dipaksa ikut, tapi saya enggak bisa karena ada kegiatan lain," terangnya.
Baca juga: Detik-detik Elf Tabrak Truk Fuso di Tol Bawen-Ungaran hingga Terseret 2 Kilometer, 5 Orang Tewas
Salah satu anak korban atas nama Arifah, mengaku sempat melarang mendiang ibunya untuk ikut rombongan itu ke Semarang. Namun ibunya tetap ingin ikut karena sudah terikat janji.
"Saya sempat minta supaya tidak usah ikut saja, tapi ibu bilang tidak enak karena sudah janjian," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.