Salin Artikel

3 Korban Tewas dalam Kecelakaan di Tol Solo-Semarang Hendak Hadiri Pertemuan Komunitas Pensiunan Guru

Sebanyak 5 orang tewas dan 7 orang lain mengalami luka berat.

Adapun lima korban tewas yakni sopir minibus atas nama Mochamad Iqbal Lazuardi (27), warga Kelurahan Warungdowo, Kecamatan Pohjentrek, Kabupaten Pasuruan.

Lalu seorang guru aktif SMP 8 Kota Pasuruan, Evi Kristina (47), warga Kelurahan Bugul Lor, Kecamatan Panggungrejo, Kota Pasuruan.

Kemudian dua orang pensiunan guru SMP 8 Kota Pasuruan, Arifah (63), warga Kelurahan Sekargadung, Kecamatan Purworejo, Kota Pasuruan, dan Tutik Wahyuni (60), warga Kelurahan Bakalan, Kecamatan Bugul Kidul Kota Pasuruan.

Satu orang lagi adalah suami salah satu pensiunan guru, Santoso, warga Kelurahan Krampyangan, Kecamatan Bugul Kidul Kota Pasuruan.

Sementara 7 korban luka-luka yakni Sri Sapta Siwi Fajarsasi (62) dan suaminya Sugeng warga Kelurahan Sekargadung, Kecamatan Purworejo Kota Pasuruan, lalu Jajuk Indra Supartini (62), warga Kelurahan Krampyangan, Kecamatan Bugul Kidul, Kota Pasuruan.

Kemudian Biyuti Wahyuningsih (61), warga Kelurahan Tembokrejo, Kecamatan Purworejo, Kota Pasuruan, Wahyu Rahmadanie warga Kelurahan Pekan Arba, Kecamatan Tembilahan, Kabupaten Indragiri, Kepulauan Riau dan dua orang korban lain yang belum diketahui identitasnya.


Hadiri pertemuan komunitas pensiunan guru

Kepala SMP 8 Kota Pasuruan, Mudayani mangatakan rombongan dalam mobil tersebut hendak menghadiri pertamuan para komunitas pensiunan guru di Semarang.

"Tapi agenda pertemuan itu bukan dalam rangka kegiatan sekolah," ungkapnya melalui sambungan telepon, Senin (26/9/2022).

Salah satu korban tewas dalam rombongan itu, Evi Kristina yang merupakan guru aktif mata pelajaran BK di SMP 8 Kota Pasuruan sebelumnya mengirim izin ke sekolah untuk menemui sanak keluarganya.

"Ibu Evi kemarin mengirimkan surat izin ke sekolah, bahkan sebelum kejadian masih sempat mengajar," jelasnya.

Sementara itu, salah satu keponakan Evi Kristina, Ahmad Afif mengatakan dirinya banyak berinteraksi dengan Evi sebelum meninggal.

"Bu Evi lebih banyak nyuruh-nyuruh kepada saya sepekan sebelumnya. Padahal biasanya tidak begitu. Tapi waktu itu saya tidak berpikir kalau akhinya begini. Saya tidak menyangka, padahal sebelumnya ia sehat-sehat saja," ungkapnya melalui sambungan telepon, Senin.

Ketika hendak bertolak ke Semarang, pelajar SMA 1 Kota Pasuruan itu juga mengaku sempat diajak oleh bibinya. Namun ia menolak karena ia tidak yakin. Sehingga berkegiatan bersama teman-temannya.

"Sempat dipaksa ikut, tapi saya enggak bisa karena ada kegiatan lain," terangnya.

Salah satu anak korban atas nama Arifah, mengaku sempat melarang mendiang ibunya untuk ikut rombongan itu ke Semarang. Namun ibunya tetap ingin ikut karena sudah terikat janji.

"Saya sempat minta supaya tidak usah ikut saja, tapi ibu bilang tidak enak karena sudah janjian," pungkasnya. 

https://surabaya.kompas.com/read/2022/09/26/142741778/3-korban-tewas-dalam-kecelakaan-di-tol-solo-semarang-hendak-hadiri

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke