Kemi membenarkan bahwa yang menggotong jenazah menggunakan keranda merupakan para perangkat desa.
Menurutnya, itu terjadi karena beberapa alasan. Yakni, karena para tetangga sekitar rumah duka kebanyakan adalah perempuan yang menjanda. Selain itu, warga itu meninggal pada saat jam kerja, sedangkan rata-rata lelaki di desa itu bekerja ke luar desa.
Sementara, laki-laki yang datang melayat telah berbagi tugas, salah satunya ada yang menggali makam.
"Jadi Bu Kades bersikap tanggap mengambil kebijakan ajak perangkat untuk mengurusi semua itu," lanjutnya.
Baca juga: Pola Teror Pelemparan Batu di Kediri, Pelaku Naik Motor dan Beraksi Dini Hari
Bahkan, sosok perempuan yang berada di barisan depan iring-iringan pengantar jenazah sambil menebar bunga itu adalah Sunarti yang merupakan Kades Kedak.
Adapun sosok almarhum Partono sendiri, kata Camat Kemi, merupakan warga dengan keterbelakangan mental. Almarhum selama ini tinggal di rumah beserta sejumlah saudaranya yang juga mengalami hal yang sama.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.