Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gedung Rusak, Siswa SD di Ponorogo Terpaksa Belajar Beratapkan Terpal

Kompas.com - 23/08/2022, 11:02 WIB
Muhlis Al Alawi,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

PONOROGO, KOMPAS.com- Siswa-siswi SDN Nongkodono, Kecamatan Kauman, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur terpaksa belajar di ruang kelas beratap terpal.

Hal itu dilakukan lantaran atap gedung sekolah milik Pemkab Ponorogo tersebut sudah rusak sejak setahun yang lalu.

Baca juga: Penyebab Pria di Ponorogo Akhiri Hidupnya dengan Gantung Diri, Ditemukan di Dekat Jemuran

Kepala SDN Nongkodono, Sutrisno mengatakan dua ruangan yang rusak kemudian dipasang terpal pada bagian atapnya, lalu digunakan untuk siswa kelas IV dan kelas V.

Pemasangan terpal dilajukan lantaran kayu usuk yang biasa digunakan untuk menopang genting di ruangan itu sudah lapuk hingga akhirnya roboh.

"Agar anak-anak tetap bisa belajar kami memasang terpal," kata Sutrisno.

Baca juga: Saat Emak-emak di Probolinggo Ikut Upacara, Kenakan Pakaian Adat Sambil Gendong Anak

Sutrisno menuturkan atap gedung sekolah itu sejatinya sudah rusak sejak setahun yang lalu.

Lantaran membahayakan untuk kegiatan belajar mengajar, sekolah memutuskan ruangan yang atapnya rusak tidak dipakai sementara.

Baca juga: Ketua LSM di Ponorogo Ditangkap Polda Jatim Terkait Kepemilikan Narkoba


Untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan, komite sekolah dan pemerintah desa setempat sepakat menurunkan genting agar tidak membahayakan murid bila bermain di bawahnya.

Namun setelah genting diturunkan, tiba-tiba kayu pada kerangka atap itu roboh dan jatuh.

Akhirnya pihak sekolah memutuskan merobohkan semua kayu penopang genting dan menggantinya dengan terpal.

"Sejak bulan kemarin kami robohkan semua atapnya. Kami ganti dengan terpal," jelas Sutrisno.

Baca juga: Hidup Sendirian, Nenek Asal Ponorogo Ditemukan Tewas Membusuk di Kamarnya

Sutrisno mengatakan, ruang kelas beratap terpal digunakan pada saat pembelajaran pagi saja.

Pasalnya bila digunakan siang hari, ia tak tega melihat murid dan guru kepanasan saat proses belajar dan mengajar.

Sutrisno pun khawatir bila siang hari angin sering bertiup kencang. Dengan demikian dikhawatirkan terpal dapat rusak tersapu angin kencang.

Terhadap persoalan itu, Sutrisno selaku kepala sekolah sudah melaporkan kerusakan atap itu ke Dinas Pendidikan Kabupaten Ponorogo. Bahkan laporan itu disampaikan sejak atap ruang kelas itu mulai mengalami kerusakan.

Baca juga: Chat Aneh Korban hingga Letak Kunci Jadi Petunjuk Polisi Bongkar Kematian Pegawai Bank di Dalam Mobil di Lamongan

Setelah dilaporkan, sudah ada petugas yang datang mengecek untuk melihat kondisi ruang kelas.

Tak hanya itu, ia pun sudah bersurat ke Dinas Pendidikan Kabupaten Ponorogo terkait langkahnya menggunakan terpal sebagai pengganti sementara atap yang rusak. Hanya saja, sampai saat ini ruang kelas beratapkan terpal itu belum diperbaiki oleh Pemkab Ponorogo.

Ia mendapat informasi dari mantan kepala sekolah, gedung SDN Nongkodono direhab 14 tahun yang lalu atau tepatnya tahun 2008.

Untuk itu ia berharap atap gedung sekolah yang rusak segera diperbaiki sehingga siswa dan guru nyaman dan aman melaksanakan kegiatan belajar dan mengajar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Mari Bantu Nenek Hotipah dan Putriya yang Hidup Sebatang Kara di Gubuk Reyot, Tidur Beralaskan Tikar

Mari Bantu Nenek Hotipah dan Putriya yang Hidup Sebatang Kara di Gubuk Reyot, Tidur Beralaskan Tikar

Surabaya
Golkar Siapkan Menantu Soekarwo untuk Pilkada Surabaya

Golkar Siapkan Menantu Soekarwo untuk Pilkada Surabaya

Surabaya
Sopir Mengantuk, Mobil Rombongan Keluarga dari Blora Terperosok ke Saluran Irigasi di Magetan

Sopir Mengantuk, Mobil Rombongan Keluarga dari Blora Terperosok ke Saluran Irigasi di Magetan

Surabaya
Suami di Kota Malang Aniaya Istri yang Mengandung 4 Bulan

Suami di Kota Malang Aniaya Istri yang Mengandung 4 Bulan

Surabaya
BMKG Sebut Wilayah Jatim Panas Bukan karena Fenomena 'Heat Wave'

BMKG Sebut Wilayah Jatim Panas Bukan karena Fenomena "Heat Wave"

Surabaya
Kisah Ilun, Cari Rongsokan Sepulang Sekolah untuk Bantu Orangtua

Kisah Ilun, Cari Rongsokan Sepulang Sekolah untuk Bantu Orangtua

Surabaya
Dugong Ditemukan Mati Membusuk di Pinggir Pantai Pulau Bawean Gresik

Dugong Ditemukan Mati Membusuk di Pinggir Pantai Pulau Bawean Gresik

Surabaya
Jenazah Pria Ditemukan di Kaki Jembatan Suramadu, Polisi Selidiki

Jenazah Pria Ditemukan di Kaki Jembatan Suramadu, Polisi Selidiki

Surabaya
Resmi Dibuka, Gramedia MOG Malang Ajak Puluhan Anak TK Wisata Belanja

Resmi Dibuka, Gramedia MOG Malang Ajak Puluhan Anak TK Wisata Belanja

Surabaya
Tempuh 21 Km Naik Becak, Mantan Rektor Daftar Bacawabup Jember ke PKB

Tempuh 21 Km Naik Becak, Mantan Rektor Daftar Bacawabup Jember ke PKB

Surabaya
Saat Siswa di Nganjuk Belajar di Ruang Kelas yang Memprihatinkan...

Saat Siswa di Nganjuk Belajar di Ruang Kelas yang Memprihatinkan...

Surabaya
Eks Bupati Nganjuk Ambil Formulir Pedaftaran Cabup di Kantor PDI-P

Eks Bupati Nganjuk Ambil Formulir Pedaftaran Cabup di Kantor PDI-P

Surabaya
Video Perkelahian dengan Sajam di Wajak Malang, Diduga lantaran Persoalan Parkir

Video Perkelahian dengan Sajam di Wajak Malang, Diduga lantaran Persoalan Parkir

Surabaya
Eri Cahyadi-Armuji Kembali Berpasangan Daftar Pilkada Surabaya ke Kantor PDI-P

Eri Cahyadi-Armuji Kembali Berpasangan Daftar Pilkada Surabaya ke Kantor PDI-P

Surabaya
Gudang Kayu Antik di Sumenep Terbakar, Api Dipadamkan Usai 9 Jam

Gudang Kayu Antik di Sumenep Terbakar, Api Dipadamkan Usai 9 Jam

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com