PONOROGO, KOMPAS.com- Siswa-siswi SDN Nongkodono, Kecamatan Kauman, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur terpaksa belajar di ruang kelas beratap terpal.
Hal itu dilakukan lantaran atap gedung sekolah milik Pemkab Ponorogo tersebut sudah rusak sejak setahun yang lalu.
Baca juga: Penyebab Pria di Ponorogo Akhiri Hidupnya dengan Gantung Diri, Ditemukan di Dekat Jemuran
Kepala SDN Nongkodono, Sutrisno mengatakan dua ruangan yang rusak kemudian dipasang terpal pada bagian atapnya, lalu digunakan untuk siswa kelas IV dan kelas V.
Pemasangan terpal dilajukan lantaran kayu usuk yang biasa digunakan untuk menopang genting di ruangan itu sudah lapuk hingga akhirnya roboh.
"Agar anak-anak tetap bisa belajar kami memasang terpal," kata Sutrisno.
Baca juga: Saat Emak-emak di Probolinggo Ikut Upacara, Kenakan Pakaian Adat Sambil Gendong Anak
Sutrisno menuturkan atap gedung sekolah itu sejatinya sudah rusak sejak setahun yang lalu.
Lantaran membahayakan untuk kegiatan belajar mengajar, sekolah memutuskan ruangan yang atapnya rusak tidak dipakai sementara.
Baca juga: Ketua LSM di Ponorogo Ditangkap Polda Jatim Terkait Kepemilikan Narkoba
Untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan, komite sekolah dan pemerintah desa setempat sepakat menurunkan genting agar tidak membahayakan murid bila bermain di bawahnya.
Namun setelah genting diturunkan, tiba-tiba kayu pada kerangka atap itu roboh dan jatuh.
Akhirnya pihak sekolah memutuskan merobohkan semua kayu penopang genting dan menggantinya dengan terpal.
"Sejak bulan kemarin kami robohkan semua atapnya. Kami ganti dengan terpal," jelas Sutrisno.
Baca juga: Hidup Sendirian, Nenek Asal Ponorogo Ditemukan Tewas Membusuk di Kamarnya
Sutrisno mengatakan, ruang kelas beratap terpal digunakan pada saat pembelajaran pagi saja.
Pasalnya bila digunakan siang hari, ia tak tega melihat murid dan guru kepanasan saat proses belajar dan mengajar.
Sutrisno pun khawatir bila siang hari angin sering bertiup kencang. Dengan demikian dikhawatirkan terpal dapat rusak tersapu angin kencang.
Terhadap persoalan itu, Sutrisno selaku kepala sekolah sudah melaporkan kerusakan atap itu ke Dinas Pendidikan Kabupaten Ponorogo. Bahkan laporan itu disampaikan sejak atap ruang kelas itu mulai mengalami kerusakan.
Setelah dilaporkan, sudah ada petugas yang datang mengecek untuk melihat kondisi ruang kelas.
Tak hanya itu, ia pun sudah bersurat ke Dinas Pendidikan Kabupaten Ponorogo terkait langkahnya menggunakan terpal sebagai pengganti sementara atap yang rusak. Hanya saja, sampai saat ini ruang kelas beratapkan terpal itu belum diperbaiki oleh Pemkab Ponorogo.
Ia mendapat informasi dari mantan kepala sekolah, gedung SDN Nongkodono direhab 14 tahun yang lalu atau tepatnya tahun 2008.
Untuk itu ia berharap atap gedung sekolah yang rusak segera diperbaiki sehingga siswa dan guru nyaman dan aman melaksanakan kegiatan belajar dan mengajar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.