Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sengkarut Pembangunan Rumah Ibadah di Lumajang, Bupati Janji Carikan Lahan Baru

Kompas.com - 03/08/2022, 08:11 WIB
Miftahul Huda,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

LUMAJANG, KOMPAS.com - Sengkarut pembangunan Gereja Pantekosta di Desa Tempeh Tengah, Kecamatan Tempeh, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, belum temui titik terang.

Sebelumnya, gelombang aksi dari masyarakat sekitar yang menolak pembangunan gereja di desa tersebut terus bergulir.

Baca juga: DPKP Lumajang Sebut Kebijakan Ganti Rugi Ternak yang Mati akibat PMK Sulit Diterapkan

Akhirnya pembangunan rumah ibadah itu dihentikan. Mediasi antara pihak gereja, tokoh masyarakat, dan tokoh agama, difasilitasi Pemerintah Kabupaten Lumajang.

Penolakan itu muncul karena warga meyakini izin mendirikan bangunan (IMB) gereja itu bukan untuk rumah ibadah, tetapi rumah tinggal pendeta.

Padahal, sejak 1972, umat kristiani sudah melangsungkan praktik ibadah di tempat tersebut yang sebelumnya berfungsi sebagai rumah tinggal pendeta.

Selain itu, warga mengacu hasil kesepakatan yang telah diambil oleh pengurus gereja bersama tokoh masyarakat dan tokoh agama setempat pada 2005, yang menyebutkan tempat itu digunakan sebagai rumah tinggal, bukan rumah ibadah.

Bupati Lumajang Thoriqul Haq mengatakan, pihaknya akan melakukan evaluasi terhadap IMB yang sudah diterbitkan.

Meski begitu, Thoriq mengizinkan proses renovasi tetap bisa dilanjutkan, dengan syarat bangunan untuk rumah tinggal pendeta.

"Pembangunan tetap bisa dilanjutkan dengan syarat peruntukannya dikembalikan ke fungsi awal sebagai tempat tinggal pendeta," kata Thoriq di Gedung PKK Lumajang, Selasa (2/8/2022).

Thoriq berjanji mencarikan lahan baru untuk mendirikan Gereja Pantekosta. Sebab, kebebasan memeluk agama dan beribadah diatur oleh undang-undang.

Menurutnya, lokasi baru yang akan digunakan sebagai gereja nantinya akan tetap berada di Kecamatan Tempeh. Mengingat jumlah jemaat gereja yang sudah banyak dan berasal dari wilayah tersebut.

Tidak hanya itu, dalam mencari lokasi baru, Thoriq mengajak pihak gereja bersama-sama mencari lokasi yang lebih representatif, nyaman, dan kondisi sosial masyarakatnya kondusif.

"Tempat gereja baru nanti akan kami putuskan secara bersama-sama dengan pihak gereja, kita cari tempat yang representatif, lebih nyaman, tenang, dan kondusif, tentu masih di Kecamatan Tempeh," tambahnya.

Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Lumajang Akhmat mengatakan, dua solusi yang ditawarkan Pemkab Lumajang merupakan upaya terbaik meredam ketegangan antarumat beragama.

Baca juga: Tulang dan Tengkorak Manusia Ditemukan di Lumajang, Diduga Korban Erupsi Semeru

Namun, Akhmat meminta pemerintah segera merealisasikan lahan baru tersebut agar umat Kristen bisa segera mempunyai tempat ibadah lagi.

"Tadi sudah kita rapat dengan semua pihak, muncul dua solusi yang sudah kita sepakati bersama, sekarang tinggal Pemkab supaya segera merealisasikannya agar saudara kita bisa beribadah dengan tenang lagi," terang Akhmat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gembiranya Warga Tulungagung Usai Timnas Menang dari Korsel, Ceburkan Diri ke Kolam

Gembiranya Warga Tulungagung Usai Timnas Menang dari Korsel, Ceburkan Diri ke Kolam

Surabaya
Cerita Penghulu di Lumajang Seberangi Banjir Lahar Semeru demi Nikahkan Warga: Saya Doa Terus

Cerita Penghulu di Lumajang Seberangi Banjir Lahar Semeru demi Nikahkan Warga: Saya Doa Terus

Surabaya
Cekcok Urusan Cucu dan Arisan, Kakek 64 Tahun di Tuban Bunuh Istrinya lalu Coba Akhiri Hidup

Cekcok Urusan Cucu dan Arisan, Kakek 64 Tahun di Tuban Bunuh Istrinya lalu Coba Akhiri Hidup

Surabaya
Kesaksian Pedagang soal Tawuran Tewaskan 1 Pemuda di Wonokusumo: 100-an Remaja Bawa Senjata

Kesaksian Pedagang soal Tawuran Tewaskan 1 Pemuda di Wonokusumo: 100-an Remaja Bawa Senjata

Surabaya
Setor Rp 65 Juta demi Dipekerjakan ke Inggris, Warga Madiun Diduga Ditipu dan Lapor Polisi

Setor Rp 65 Juta demi Dipekerjakan ke Inggris, Warga Madiun Diduga Ditipu dan Lapor Polisi

Surabaya
Oknum Polisi di Tulungagung Diduga Terlibat Penyalahgunaan Narkoba

Oknum Polisi di Tulungagung Diduga Terlibat Penyalahgunaan Narkoba

Surabaya
Motor Remaja Banyuwangi yang Tercebur di Sungai Ditemukan, Korban Masih Dicari

Motor Remaja Banyuwangi yang Tercebur di Sungai Ditemukan, Korban Masih Dicari

Surabaya
Kasus Penggelapan Motor Adik Pedangdut Via Vallen Berujung Damai

Kasus Penggelapan Motor Adik Pedangdut Via Vallen Berujung Damai

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Sedang

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Surabaya
Museum Panji di Malang: Sejarah, Koleksi, Harga Tiket, dan Jam Buka

Museum Panji di Malang: Sejarah, Koleksi, Harga Tiket, dan Jam Buka

Surabaya
Respons Bobby Saat Disinggung soal Menantu Presiden Usai Terima Satyalancana

Respons Bobby Saat Disinggung soal Menantu Presiden Usai Terima Satyalancana

Surabaya
Beredar Pesan Bupati Lamongan Minta Uang, Diskominfo: Penipuan

Beredar Pesan Bupati Lamongan Minta Uang, Diskominfo: Penipuan

Surabaya
Jaksa Tuntut Penjara 4-5 Tahun untuk 16 Pelaku Pengeroyokan Santri hingga Tewas di Blitar

Jaksa Tuntut Penjara 4-5 Tahun untuk 16 Pelaku Pengeroyokan Santri hingga Tewas di Blitar

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com