"Bulan lalu (Mei), penangkapan mahasiswa HI FISIP UB membuat kita semua kaget, tapi ini faktanya. BB (Barang Bukti) yang ditemukan cukup banyak, seperti air softgun, panah dan lainnya. Ini bisa terjadi di mahasiswa mana saja, makanya kami optimis bahwa kita harus bergerak supaya tidak ada aksi lainnya," ungkapnya.
Rektor Universitas Brawijaya, Prof Widodo mengatakan, pihaknya akan mengarahkan mahasiswanya untuk memiliki pemikiran terbuka. Dia juga menjamin bahwa kegiatan perkuliahan tidak ada yang mengarah pada penyebaran paham intoleran.
Baca juga: Prof Widodo Resmi Menjabat sebagai Rektor UB, Ini Harapan Khofifah
"Kalau ada oknum mungkin saya kira terpapar dari luar. Kita sepakat bahwa kita menjadi bagian dari bangsa yang majemuk, tidak boleh memiliki sifat intoleran, mahasiswa kita harus punya mindset global memiliki sifat open minded," katanya.
Sebagai upaya pencegahan, pihaknya menjalin kerja sama dengan Densus 88 dalam ranah pendidikan dan penelitian. Kemudian juga dengan menggeliatkan media sosial (medsos) menjadi tempat favorit untuk kegiatan pembelajaran mahasiswa.
"Medsos merupakan salah satu pintu masuk radikalisme, nanti kita buat medsos menjadi tempat favorit pembelajaran mahasiswa, kita berharap ke depan tidak ada lagi mahasiswa yang salah jalan," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.