Salin Artikel

Densus 88 Tekankan Pentingnya Pencegahan Paham Radikalisme di Kampus

MALANG, KOMPAS.com - Direktur Pencegahan Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri, Kombes Pol Tubagus Ami Prindani menekankan pentingnya upaya pencegahan paham radikalisme di lingkungan kampus.

Menurutnya, kampus berpotensi besar menjadi tempat penyebaran paham intoleran, radikalisme dan terorisme.

Hal itu disampaikan Tubagus Ami dalam Seminar Nasional 'Menolak Paham Intoleran, Radikalisme dan Terorisme' yang berlangsung di Gedung B Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Brawijaya, Kamis (30/6/2022).

"Penangkapan dari mahasiswa Hubungan Internasional FISIP UB merupakan fakta yang membuktikan bahwa paham tersebut sudah masuk ke kampus," kata Tubagus Ami.

Menurutnya, kasus serupa tidak menutup kemungkinan akan terjadi di kampus lain. Apalagi, tren pelaku radikalisme di Indonesia selama 10 tahun terakhir semakin meningkat.

"Sehingga harus diimbangi dengan upaya pencegahan karena tidak menutup kemungkinan kampus-kampus lain juga masih ada yang terpapar, ini yang kita dalami," katanya.

Meski begitu, Tubagus Ami menyampaikan, bukan berarti setiap kampus terdapat paham radikalisme. Upaya pencegahan di kampus menurutnya sebagai antisipasi dini supaya generasi muda tidak mudah terpapar.

"Berdasarkan survei yang ada, beberapa kampus diindikasikan ada radikalisme. Kalau kami melihat kampus yang banyak mahasiswanya, ya disitulah kami memberikan penguatan sehingga makin banyak yang dikuatkan, otomatis potensi radikalisme makin kecil," katanya.

Sedangkan, pintu masuk penyebaran paham radikalisme di lingkungan kampus bermacam-macam, terutama melalui dunia maya. Peran serta dari sivitas akademika dibutuhkan untuk menangkal hal tersebut.


"Bulan lalu (Mei), penangkapan mahasiswa HI FISIP UB membuat kita semua kaget, tapi ini faktanya. BB (Barang Bukti) yang ditemukan cukup banyak, seperti air softgun, panah dan lainnya. Ini bisa terjadi di mahasiswa mana saja, makanya kami optimis bahwa kita harus bergerak supaya tidak ada aksi lainnya," ungkapnya.

Rektor Universitas Brawijaya, Prof Widodo mengatakan, pihaknya akan mengarahkan mahasiswanya untuk memiliki pemikiran terbuka. Dia juga menjamin bahwa kegiatan perkuliahan tidak ada yang mengarah pada penyebaran paham intoleran.

"Kalau ada oknum mungkin saya kira terpapar dari luar. Kita sepakat bahwa kita menjadi bagian dari bangsa yang majemuk, tidak boleh memiliki sifat intoleran, mahasiswa kita harus punya mindset global memiliki sifat open minded," katanya.

Sebagai upaya pencegahan, pihaknya menjalin kerja sama dengan Densus 88 dalam ranah pendidikan dan penelitian. Kemudian juga dengan menggeliatkan media sosial (medsos) menjadi tempat favorit untuk kegiatan pembelajaran mahasiswa.

"Medsos merupakan salah satu pintu masuk radikalisme, nanti kita buat medsos menjadi tempat favorit pembelajaran mahasiswa, kita berharap ke depan tidak ada lagi mahasiswa yang salah jalan," katanya.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/06/30/203112978/densus-88-tekankan-pentingnya-pencegahan-paham-radikalisme-di-kampus

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com