Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penambangan Pasir Mulai Rambah Permukiman, Warga Geruduk Kantor Desa di Blitar

Kompas.com - 20/05/2022, 15:46 WIB
Asip Agus Hasani,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

BLITAR, KOMPAS.com - Ratusan warga Desa Kedawung, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, mendatangi kantor desa setempat, Rabu (18/5/2022) malam.

Warga yang mengatasnamakan diri sebagai Warga Kedawung Bersatu itu menolak aktivitas penambangan pasir yang mulai mendekati area permukiman.

Juru bicara Warga Kedawung Bersatu, Endang Wikanti (41), mengeklaim mayoritas warga desa mendukung penolakan penambangan pasir ke area permukiman warga.

"Penambangan yang sudah berlangsung bertahun-tahun di aliran sungai lahar selama ini saja sudah mengganggu warga, sekarang mereka malah merambah area permukiman," ujar Endang saat dikonfirmasi Kompas.com, Jumat (20/5/2022).

Menurut Endang, aksi protes yang dilakukan warga dengan mendatangi kantor desa pada malam hari dipicu oleh aktivitas penambangan pasir di pekarangan milik warga di RT 5/RW 8 awal pekan ini.

Pekarangan tersebut adalah tanah hak milik warga yang selama ini ditanami nanas seperti halnya mayoritas lahan lain di desa tersebut.

Pemilik lahan, ujarnya, rupanya menjual tanah berpasir di pekarangannya kepada pihak penambang.

Penolakan warga, lanjut Endang, didasarkan pada kesepakatan yang sudah lama antara warga Kedawung dan para penambang terkait larangan melakukan penambangan di lahan hak milik warga.

Baca juga: BPCB Jatim Pindahkan 4 Benda Cagar Budaya dari Abad Ke-14 di Blitar

"Jika penambangan mulai merambah tanah pemajakan maka dampak lingkungan yang ditanggung warga pasti akan semakin besar," ujarnya.

Endang mengakui penambangan pasir selama ini juga telah menjadi sumber mata pencaharian bagi banyak warga Kedawung.

"Tapi ketika penambangan merambah lahan pemajakan dan masuk area permukiman, semua warga sepakat menolak," jelasnya.

Meski dipicu penambangan di area permukiman, kata dia, warga akhirnya juga mengungkit penambangan di aliran lahar Gunung Kelud yang melintas Desa Kedawung.

Warga menilai, kata dia, para penambang selama bertahun-tahun menambang pasir sangat sedikit memberikan kompensasi atas dampak yang mereka rasakan.

Dampak aktivitas penambangan pasir, kata Endang, adalah kebisingan alat-alat berat yang terdengar sampai permukiman, getaran dari alat berat yang mereka rasakan, rusaknya jalan-jalan desa, hingga tersedotnya sumber air tanah.

"Di aliran sungai lahar mereka menggali tanah hingga sangat dalam, belasan meter mungkin lebih. Akibatnya, air tanah tersedot ke sana," klaim Endang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Pedangdut Via Vallen Buka Suara Usai Rumahnya Digeruduk

Keluarga Pedangdut Via Vallen Buka Suara Usai Rumahnya Digeruduk

Surabaya
Bebas Bersyarat, Mantan Bupati Malang Rendra Kresna Ingin Rehat Sejenak dari Dunia Politik

Bebas Bersyarat, Mantan Bupati Malang Rendra Kresna Ingin Rehat Sejenak dari Dunia Politik

Surabaya
5 Orang Pengeroyok Anggota Perguruan Silat di Banyuwangi Jadi Tersangka

5 Orang Pengeroyok Anggota Perguruan Silat di Banyuwangi Jadi Tersangka

Surabaya
Komnas PA Dampingi Korban Pencabulan Polisi di Surabaya

Komnas PA Dampingi Korban Pencabulan Polisi di Surabaya

Surabaya
Belasan Ribu Lahan Tadah Hujan di Nganjuk Bakal Dilakukan Pompanisasi

Belasan Ribu Lahan Tadah Hujan di Nganjuk Bakal Dilakukan Pompanisasi

Surabaya
Usai ke PDI-P, Bupati Jember Daftar Penjaringan Bacabup ke PKB

Usai ke PDI-P, Bupati Jember Daftar Penjaringan Bacabup ke PKB

Surabaya
Eks Lokalisasi Gunung Sampan di Situbondo Diubah Menjadi Wisata Karaoke

Eks Lokalisasi Gunung Sampan di Situbondo Diubah Menjadi Wisata Karaoke

Surabaya
Harga Gula di Kota Malang Naik Jadi Rp 17.500 Per Kilogram

Harga Gula di Kota Malang Naik Jadi Rp 17.500 Per Kilogram

Surabaya
Mobil Pribadi Terjebak di Sabana Bromo, Begini Aturannya

Mobil Pribadi Terjebak di Sabana Bromo, Begini Aturannya

Surabaya
Makan Korban WNA, Spot Foto di Kawah Ijen Banyuwangi Akhirnya Ditutup

Makan Korban WNA, Spot Foto di Kawah Ijen Banyuwangi Akhirnya Ditutup

Surabaya
Respons Kuasa Hukum Korban Kekerasan atas Bantahan Anak Anggota DPRD Surabaya

Respons Kuasa Hukum Korban Kekerasan atas Bantahan Anak Anggota DPRD Surabaya

Surabaya
Sepekan PDI-P Buka Pendaftaran Pilkada Madiun, Belum Ada yang Ambil Formulir

Sepekan PDI-P Buka Pendaftaran Pilkada Madiun, Belum Ada yang Ambil Formulir

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Surabaya
Ribuan Ulat Bulu “Serang” Permukiman di Ponorogo, Warga: Gatal-gatal meski Sudah Mandi

Ribuan Ulat Bulu “Serang” Permukiman di Ponorogo, Warga: Gatal-gatal meski Sudah Mandi

Surabaya
Isa Bajaj Minta Pemkab Pasang CCTV di Alun-alun Magetan Usai Insiden yang Menimpa Anaknya

Isa Bajaj Minta Pemkab Pasang CCTV di Alun-alun Magetan Usai Insiden yang Menimpa Anaknya

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com