MALANG, KOMPAS.com - Warga di sekitar Jalan Jenderal Basuki Rahmat, Kota Malang, Jawa Timur, memilih tak berjual di kawasan Kayutangan Heritage karena khawatir merugi.
Sebelumnya kawasan tersebut diusulkan Pemkot Malang dan pihak Polres sebagai tempat ngabuburit selama bulan Ramadhan.
Ketua Pokdarwis Kampung Heritage Kayutangan, Mila Kurniawati mengatakan, antusias masyarakat yang berkunjung rata-rata sekadar ingin naik Bus Malang City Tour atau Macito.
Pengunjung yang menikmati kawasan Kayutangan Heritage selama sore hari pada awal puasa saat ini juga masih sepi.
Baca juga: Melihat Tradisi Khataman Kitab Kuning di Ponpes Raudlatul Ulum Malang Selama Ramadhan
"Kalau jualan nggak ada pengunjung yang masuk kampung ya percuma. Belum lagi cuaca kan sekarang hujan, ya memang nggak ada pengunjung," kata Mila saat diwawancarai pada Minggu (10/4/2022).
Beberapa upaya bersama Pemkot Malang untuk meramaikan Kampung Heritage Kayutangan di bulan Ramadhan sudah dilakukan.
Salah satunya dengan penutupan Jalan Jenderal Basuki Rahmat pada sore hari yang semula dua ruas saat ini menjadi satu.
"Supaya menarik masyarakat yang lewat untuk masuk ke kampung, kemudian yang pertunjukkan musik Hadroh sebelumnya di jalan itu salah satu dimasukkan ke kampung. Ya tetap nggak ada yang nonton," katanya.
Oleh sebab itu, Mila juga tidak memaksakan warganya untuk berjualan takjil.
Baca juga: Pemkot Malang Kehabisan Anggaran, Perbaikan Jalan Berlubang Belum Merata
Kondisi itu juga ditambah kebingungan warga soal adanya informasi sebanyak 150 pedagang kaki lima yang boleh berjualan takjil di sepanjang Jalan Jenderal Basuki Rahmat.
"Kesepakatannya itu kan tidak di koridor tetapi di dalam kampung. Pak Wali juga kan di SE Wali Kota sudah menyatakan bahwa di badan jalan juga tidak boleh untuk berjualan, kami bingung kok nggak sama keputusannya," ungkapnya.
Mila memahami maksud dan tujuan adanya pasar takjil di Kayutangan Heritage supaya berdampak positif terhadap penghasilan dari warga sekitar.
Pihaknya bersama Pemkot Malang juga sudah melakukan berbagai koordinasi dengan hasil kesepakatan lainnya.
"Yang awalnya inginnya full di bulan Ramadhan jadinya setiap Sabtu dan Minggu saja karena tidak memungkinkan ada perbankan dan pertokoan. Kemudian yang awalnya sampai jam 9 malam setelah tarawih jadi setengah 6 karena akses warga jadi terganggu," tuturnya.
Mila menyampaikan, Kampung Heritage Kayutangan saat ini sudah sepi pengunjung.
Baca juga: Tarif Tol Surabaya-Malang Terbaru 2022