Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemkot Malang Kehabisan Anggaran, Perbaikan Jalan Berlubang Belum Merata

Kompas.com, 9 April 2022, 22:44 WIB
Nugraha Perdana,
Khairina

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Selama musim hujan terpantau di berbagai jalan di Kota Malang, Jawa Timur terdapat jalan berlubang.

Pada Kamis (7/4/2022) akun official Instagram dari Wali Kota Malang Sutiaji yakni @sam.sutiaji yang memposting foto-foto kegiatan pengaspalan jalan berlubang.

Postingan tersebut mendapatkan ratusan komentar dari warga net.

Baca juga: Usai Muncul Protes Boneka Berbaju Hazmat, Jalan Berlubang di Kediri Kini Mulai Ditambal

Beberapa di antaranya malah memberi tahu jalan-jalan yang masih berlubang dan lainnya mempertanyakan kualitas hasil pengaspalan jalan yang sudah dibenahi sebelumnya.

"Di Jl Ki Ageng Gribig juga Pak banyak lubang," dikutip dari komentar akun Instagram @dew_khum.

"Saran Pak, perbaikan jalannya sekalian yang bagus agar jalan tersebut tidak lubang kembali Pak," dikutip dari komentar akun Instagram @arya.gum.

Baca juga: Protes Jalan Berlubang, Warga Kediri Pasang Boneka Berbaju Hazmat

Sutiaji sendiri dalam kutipan caption-nya menyampaikan bahwa dirinya berupaya untuk peka dalam merealisasikan aspirasi dari warga Kota Malang. Dia memahami bahwa permasalahan jalan berlubang telah meresahkan.

"Bismillah, bertahap penanganan dilakukan, tentu perlu pemahaman dan kesabaran, karena semua pasti inginnya segera, sak dheg sak nyet," dikutip dari akun official Instagram dari @sam.sutiaji.

Kehabisan anggaran


Sedangkan saat ini DPUPRPKP Kota Malang telah kehabisan anggaran untuk pemeliharaan jalan secara insidentil sehingga penanganan yang ada belum merata. Anggaran sebelumnya sekitar Rp 3,8 miliar sudah terserap semua.

"Sudah digunakan semua untuk nambal jalan-jalan yang berlubang itu," kata Kepala DPUPRPKP Kota Malang Diah Ayu Kusuma Dewi saat diwawancarai pada Jumat (8/4/2022).

Diah mengatakan saat ini pihaknya tengah mendata jumlah jalan berlubang di Kota Malang yang menjadi prioritas untuk segera ditangani. Utamanya yang rawan atau kerap terjadinya kecelakaan.

Jumlah titik lubang yang sudah dikantongi mencapai puluhan. Di antaranya seperti di Jalan Veteran, Jalan Ki Ageng Gribig dan lainnya.

"Iya Veteran, kemungkinan Gribig ya, titiknya ya banyak, teman-teman yang ngelist, mungkin puluhan," ujarnya.

Baca juga: Tabrak Blokade Polisi, Pelaku Balap Liar Bergelimpangan di Lereng Jalan

Kemudian untuk penggarapan jalan berlubang tidak hanya melalui pemeliharaan secara insidentil saja.

Tetapi dapat dilakukan melalui pemeliharaan secara rutin atau rehabilitasi jalan sesuai perhitungan yang ada.

"Tapi Gribig itu kalau kita lihat banyak lubang, semacam itu kan harus digarap satu ruas, nggak bisa spot-spot," katanya.

Nantinya hasil pendataan akan dilakukan telaah dari TAPD (Tim Anggaran Pemerintah Daerah) Kota Malang untuk mendapatkan persetujuan dimasukkan dalam DPA (Dokumen Pelaksanaan Anggaran).

"Selanjutnya masuk ke RKA (Rencana Kerja dan Anggaran) untuk jadi DPA, jadi nggak bisa BTT (Belanja Tidak Terduga) langsung turun gitu," katanya.

Diah juga mengungkapkan untuk pemeliharaan jalan secara rutin setiap tahunnya membutuhkan anggaran dengan kisaran Rp 50 miliar.

Namun hal itu tidak bisa terpenuhi karena adanya keterbatasan.

"Sehingga harusnya jalan pada tahun itu dipelihara, akhirnya molor. Ya jadi terjadi begini ini, ya wajar," katanya.

Baca juga: Viral Video Warga Sumedang Tanam Pohon dan Tebar Ikan di Jalan Rusak, Ini Penjelasan Pemkab

Lebih lanjut, untuk proses mekanisme yang ada diperkirakan membutuhkan waktu selama satu bulan. Sedangkan untuk memulai pengerjaan fisik sekitar Mei mendatang.

"Kalau melihat keinginan dari Pak Wali ada percepatan, ya mesti sekitar satu bulanan ya, malah kalau bisa sebelum satu bulan sudah tuntas dan Mei harapannya bisa mulai," katanya.

DPUPRPKP Kota Malang juga menargetkan pada akhir 2023 untuk permasalahan jalan berlubang dapat tuntas sesuai hasil pendataan yang ada tahun ini.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau