MALANG, KOMPAS.com - Es cincau sejak lama menjadi favorit masyarakat Indonesia sebagai menu berbuka puasa.
Di Kota Malang, Jawa Timur, tempat usaha pembuatan cincau pun mengalami peningkatan produksi saat bulan Ramadhan. Termasuk cincau legendaris Mak Tie Cao.
Pemilik pabrik cincau Mak Tie Cao, Hariyati (37) mengatakan, pada saat bulan puasa seperti ini, tempat usahanya bisa memproduksi hingga 200 cetakan per hari.
Kondisi itu naik 10 kali lipat ketimbang hari biasa yang hanya membuat 20 cetakan.
Baca juga: 250 Warga di Kota Malang Terjangkit DBD, 2 di Antaranya Meninggal Dunia
"Ya ini Ramadhan alhamdulillah. Orang biasanya nggak jualan es, sekarang jualan. Orang biasanya nggak beli es, sekarang beli. Pelanggan yang biasanya ambil cincau di sini hanya sedikit tiga cetakan, tapi sekarang sampai 30 cetakan sehari," kata Hariyati saat diwawancarai pada Senin (4/4/2022).
Produksi cincau diperkirakan akan terus meningkat selama dua pekan ke depan.
Kendati demikian, Hariyati menuturkan, naiknya produksi cincau ini tak lantas mengembalikan kondisi seperti bulan Ramadhan sebelum pandemi Covid-19 melanda.
"Sebelum Covid-19 dalam sehari bisa 500 blek (cetakan), kalau ramainya dari awal puasa sampai sekitar dua minggu. Menjelang akhir Ramadhan menurun lagi atau normal," ucapnya.
Usaha cincau yang berlokasi di Jalan Laksa Martadinata Gang 6 B Nomor 38 RT 15 RW 2, Kelurahan Kota Lama itu bahkan harus menambah tenaga kerja saat bulan puasa.
"Kalau hari biasa itu keluarga sendiri yang masak, bapak sama suamiku. Tapi hari puasa seperti ini ada kakak, keponakan, tetangga juga ikut, total enam orang sekarang," katanya.
Baca juga: Pemkot Solo Tutup Sementara Tempat Hiburan Malam Selama 7 Hari di Awal Ramadhan
Hariyati mengungkapkan, untuk setiap cetakan cincau dijual seharga Rp 50.000. Sementara untuk pemasarannya di sekitar wilayah Malang Raya, di antaranya Pasar Kebalen, Pasar Blimbing, Pasar Mergan, Pasar Bunul, Pasar Gadang dan Pasar Batu.
"Bahan baku nggak kesulitan, itu dari Ponorogo untuk daun Godong Cau, tepung sagu ada. Kalau kesulitan sempat sagu itu telat beberapa hari nggak ada barang, tapi ini sudah datang lagi," katanya.
Perlu diketahui, tempat produksi Mak Tie Cao sudah ada sejak tahun 1964.
Baca juga: Ditargetkan Jadi Tempat Ngabuburit, Kayutangan Heritage Malang Masih Lengang
Hariyati sendiri merupakan generasi ketiga sebagai produsen. Generasi awalnya merupakan kakeknya bernama Lie Tjeng Swie.
"Yang awal itu nenek, pertama kali tahun 1964 di rumah ini, nenekku kawin sama orang China dan suaminya di sini. Keturunan pengalaman dari China sana membuat cincau ke sini. Akhirnya meninggal diteruskan ke ibu dan bapak saya, dan saya," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.