“Dulu kalau panen padi lumbung ini harus penuh dulu sebagai cadangan pangan setahun, baru setelah itu hasil panen padi dibagi kepada masyarakat. Dulu setahun panen hanya sekali,” jelas Agung.
Dalam perkembangannya, keturunan Darmo Menggolo akhirnya membagikan tanah perdikan tersebut kepada warga untuk ditempati rumah. Bahkan bangunan bekas rumah dan tanah pemakaman keluarga di kawasan Kandang Macan ahirnya juga dijadikan tempat pemakaman umum warga.
“Perkembangan zaman karena banyak penghuni kakek buyut membagikan tanah kepada warag yang menempati,” ucap Agung.
Baca juga: Gibran Sebut Solo Diuntungkan Adanya Jalan Tol Solo-Ngawi
Rumah joglo yang dibangun Darmo Menggolo itu berasal dari ati kayu jati yang diperkirakan telah berusia ratusan tahun.
Bahkan ompak atau dasar dari tiang utama penyangga rumah juga berasal dari kayu jati tua, bukan batu seperti ompak pada umumnya rumah.
Sejak dibangun pada tahun 1750, bangunan utama rumah belum pernah direhabilitasi. Baru kemudian pada tahun 1960, orangtua Agung terpaksa mengganti genting rumah yang dulunya terbuat dari sirap kayu jati dengan genting tanah karena sudah banyak yang lapuk.
“Usia sirapnya 210 tahun, jadi banyak yang rusak dimakan usia, oleh bapak saya diganti dengan genting pada tahun 1960,” katanya.
Agung mengungkapkan, rumah joglo yang hanya berjarak sekitar 20 meter dari Bengawan Solo itu pernah terendam banjir besar setinggi hampir 2 meter pada tahun 1875 dan tahun 2007.
“Banjir tahun 1875 itu ada prasastinya di waterstand di rumah dinas rumah sakit itu setinggi 170 centimeter,” ucapnya.
Baca juga: Tebing Bukit Kasangkah Pamekasan Longsor, Akses Jalan Tertutup
Meski sempat terendam banjir besar sebanyak dua kali, namun kayu rumah joglo tidak lapuk.
Bahkan tiang utama dan dinding rumah dari kayu jati masih menimbulkan bunyi nyaring saat dipukul karena kerasnya kayu.
Hal menarik lainnya dari rumah joglo adalah lantai rumah yang dilapisi keramik yang diimpor langsung dari Belanda.
Sebagian keramik rumah joglo modelnya sama dengan keramik yang digunakan untuk lantai benteng Van Den Bosch.
Sayangnya genting atap rumah yang diganti pada tahun 1960 tersebut mulai banyak yang rusak karena diterpa cuaca.