Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Sanet Sabintang, Desainer Asal Banyuwangi Bangkitkan Kembali Motif Tenun Khas Osing

Kompas.com - 21/03/2022, 12:41 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ahmad Su'udi ,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Desainer pakaian, Sanet Sabintang (39), berupaya membangkitkan lagi tenun khas Osing (Using) di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, yang terancam punah.

Hal itu dilakukannya dengan memproduksi kembali tenun dengan tiga motif khas Suku Osing itu, meski menggunakan mesin, bukan secara tradisional.

Baca juga: Kawin Colong Suku Osing Banyuwangi, Tradisi Pria Membawa Lari Perempuan untuk Dinikahi

Ketiga motif tenun khas Osing itu bernama tenun Solok dengan dominan warna putih, Kluwung atau Kuwung dengan warna sebelah merah dan sisi lainnya putih, serta Gedog dengan galur rapat kombinasi ungu dan biru.

Kepada Kompas.com, Sanet mengaku mulai memperhatikan tenun khas Osing pada 2018, selain pengembangan batik.

Desainer pakaian asal Banyuwangi itu kemudian mulai berupaya mengangkat kain tenun khas daerahnya setahun kemudian, dengan membawa ke berbagai pameran.

"Kain tenun khas Banyuwangi motifnya elegan. Tidak hanya untuk dipakai sehari-hari, tapi bisa juga sebagai fesyen untuk anak-anak muda," kata Sanet di sebuah pameran UMKM, di Pendopo Kabupaten Banyuwangi, Sabtu (19/3/2022).

Dia melanjutkan, saat ini hanya ada satu penenun tradisional yang masih aktif memproduksi kain tenun khas Osing.

Satu-satunya penenun Osing yang masih aktif adalah Siami (73), warga Desa Jambesari, Kecamatan Giri, Kabupaten Banyuwangi, yang memproduksi satu lembar tenun per bulan.

Dia mengaku cukup kesulitan jika hanya mengandalkan hasil tenun tradisional dan mengembangkannya di dunia fesyen.

Selain kuantitas produksi yang sangat rendah, harganya juga masih sangat tinggi bagi segmen pasar fesyen di Banyuwangi, yakni hingga Rp 3 juta per lembar.

"Berusaha saya explore, di pameran-pameran kayak pameran di Dubai kemarin. Kalau segmen di dalam negeri instansi minat. Beda-beda, ada yang suka tenun, ada yang suka batik," kata Sanet.

Untuk meningkatkan kuantitas produksi dan menyesuaikan harga dengan segmen menengah ke bawah, dia bekerja sama dengan produsen kain tenun dengan mesin di Yogyakarta.

Dengan langkah itu, mereka bisa memproduksi 30 lembar kain tenun per bulan, dengan harga jual lebih murah.

Masyarakat Suku Osing Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi, memiliki tradisi tersendiri dalam mengenakan kain tenun. Terutama untuk yang bermotif Solok.

Ketua Dewan Adat Desa Kemiren Suhaimi mengatakan, masyarakat desanya mengenakan kain tenun saat ada kelahiran bayi, pernikahan, dan kematian.

Saat selamatan kelahiran dipakai untuk menggendong bayi, ketika pernikahan untuk menggendong wadah bahan makanan, dan bila ada kematian digunakan untuk menggendong batu nisan ke pemakaman.

Baca juga: Ritual Seblang, Tradisi Bersih Desa dan Menolak Bala oleh Suku Osing Banyuwangi

Tidak banyak keterangan yang diberikan orang tua terkait tradisi yang mereka wariskan itu. Namun, menurutnya, tenun kemudian dijadikan masyarakat di desanya untuk menyertai saat ada yang datang ke dunia ini, menjalani hidup dengan pernikahan, hingga kepergiannya.

"Kalau ada yang tidak punya kain tenun, tetangganya yang punya yang langsung memberi pinjaman. Jadi yang punya kain tenun ada tetangganya yang hajatan langsung menyiapkan," kata Suhaimi, Minggu (20/3/2022).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ditunjuk sebagai Plt Bupati Sidoarjo, Subandi Mengaku Prihatin dengan Kasus Korupsi di Lingkungan Pemkab

Ditunjuk sebagai Plt Bupati Sidoarjo, Subandi Mengaku Prihatin dengan Kasus Korupsi di Lingkungan Pemkab

Surabaya
Kasus Korupsi Dana Aspirasi DPRD Madiun, Jaksa Periksa Sekretaris Dewan

Kasus Korupsi Dana Aspirasi DPRD Madiun, Jaksa Periksa Sekretaris Dewan

Surabaya
Cerita Davin, Istrinya Meninggal Dunia Usai Cabut Gigi di Klinik Ngawi

Cerita Davin, Istrinya Meninggal Dunia Usai Cabut Gigi di Klinik Ngawi

Surabaya
Sumenep Darurat DBD, RSUD Sudah Rawat 224 Pasien yang Mayoritas Anak-anak

Sumenep Darurat DBD, RSUD Sudah Rawat 224 Pasien yang Mayoritas Anak-anak

Surabaya
Anggota Satpol PP Surabaya Dipecat karena Penipuan Investasi

Anggota Satpol PP Surabaya Dipecat karena Penipuan Investasi

Surabaya
Gunung Semeru Luncurkan Guguran Material Vulkanik Sejauh 1.000 Meter

Gunung Semeru Luncurkan Guguran Material Vulkanik Sejauh 1.000 Meter

Surabaya
Aturan Baru soal Zonasi PPDB 2024 di Sumenep, Tak Bisa Asal Pindah KK

Aturan Baru soal Zonasi PPDB 2024 di Sumenep, Tak Bisa Asal Pindah KK

Surabaya
Umi Kalsum Rawat Anaknya yang Lumpuh di Rumah yang Nyaris Ambruk

Umi Kalsum Rawat Anaknya yang Lumpuh di Rumah yang Nyaris Ambruk

Surabaya
Libur Kenaikan Yesus Kristus, 33.713 Penumpang KAI Bakal Berangkat dari Surabaya

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 33.713 Penumpang KAI Bakal Berangkat dari Surabaya

Surabaya
Pj Bupati Probolinggo Geram Portal Penghalang Kendaraan Overload Rusak

Pj Bupati Probolinggo Geram Portal Penghalang Kendaraan Overload Rusak

Surabaya
Siswi SMP di Malang Korban Penyebaran Foto Syur Masih Trauma dan Sempat Tak Mau Sekolah

Siswi SMP di Malang Korban Penyebaran Foto Syur Masih Trauma dan Sempat Tak Mau Sekolah

Surabaya
Reka Ulang Kasus Pemuda di Lamongan Tewas Usai Makan Seblak Dicampur Racun Tikus

Reka Ulang Kasus Pemuda di Lamongan Tewas Usai Makan Seblak Dicampur Racun Tikus

Surabaya
Kasus Korupsi Proyek Kolam Renang Rp 1,5 M, Jaksa Panggil Anggota DPRD Madiun

Kasus Korupsi Proyek Kolam Renang Rp 1,5 M, Jaksa Panggil Anggota DPRD Madiun

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Cerah Berawan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com