MALANG, KOMPAS.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang mencatat, ada 18 titik di Kota Malang yang menjadi langganan banjir ketika terjadi hujan dengan intensitas tinggi.
Kepala BPBD Kota Malang, Alie Mulyanto mengatakan, 18 titik itu tersebar merata di Kota Malang. Mulai dari Jalan Gajayana, Jalan Soekarno Hatta, Jalan Sudimoro, Jalan Letjen Sutoyo hingga kawasan Kelurahan Sawojajar.
Menurutnya, terdapat lima penyebab utama terjadinya banjir di Kota Malang. Yakni tata guna lahan yang tidak sesuai, fungsi sungai yang kurang optimal, drainase yang tidak maksimal, kebiasaan masyarakat membuang sampah sembarangan dan intensitas hujan yang tinggi.
Baca juga: Hujan Deras, Kota Malang Banjir
"Terakhir, dipicu oleh intensitas hujan tinggi dengan durasi yang sangat lama, sehingga banjir terjadi di Kota Malang," ujarnya.
Pihaknya terus bekerjasama dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk mengetahui perbaruan informasi tentang cuaca.
Alie mengatakan, untuk perubahan hidrometeorologi cuaca dari musim hujan ke kemarau akan terjadi hingga awal Mei mendatang.
Baca juga: Banjir di Kota Malang, 6 Orang Terjebak akibat Rumahnya Terendam
"Sebelumnya diperkirakan sampai dengan Bulan April, ternyata kemarin dirilis ulang kemungkinan yang namanya perubahan dari musim hujan ke kemarau sampai awal Mei," katanya.
Dia mengingatkan kepada masyarakat untuk tetap waspada dalam menghadapi cuaca ekstrem. Selain banjir, potensi bencana lainnya di Kota Malang juga harus diwaspadai.
"Seperti longsor di seluruh daerah area sungai, kedua banjir, ketiga cuaca ekstrem dampaknya seperti pohon tumbang, keempat gempa bumi," katanya.
Baca juga: 7 Warga yang Terjebak Banjir di Kota Malang Berhasil Dievakuasi, Ada Anak-anak dan Perempuan Hamil
Selain itu, juga akan memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga sempadan sungai dari bangunan.
"Saya langsung koordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas karena yang punya kewenangan untuk plengsengan dan seterusnya, kalau normalisasi sungai kami minta ke Dinas PU mudah-mudahan kita bisa tindaklanjuti," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.