"Kemudian, hasilnya itu akan ditimbang dan ditaksir oleh petugas Bank Sampah, itu nanti dicatat sistemnya menggunakan poin," katanya.
Anggota bank sampah menyimpan hasil setor sampah ke dalam buku rekening nasabah. Kemudian, hasil setor sampah tersebut akan ditukarkan dengan sembako ketika menjelang Bulan Ramadhan.
"Apabila poin sudah mencukupi maka dapat ditukar dengan sembako. Apabila poin belum mencukupi atau sisa berlebih maka akan menjadi saldo yang tercatat di buku tabungan nasabah," ungkapnya.
Baca juga: Cek Longsor di Tol Pandaan-Malang, Kapolda Jatim: Harus Ada Penguatan Material Tebing
Untuk besaran poinnya berbeda-beda. Untuk mendapatkan beras kemasan 0,5 kilogram, warga harus mengumpulkan poin sebesar 500 poin. Sedangkan untuk gula pasir 0,5 kilogram, warga harus mengumpulkan 925 poin. Untuk minyak goreng 500 mili liter, setara dengan 500 poin.
Menurutnya, masyarakat cukup antusias dengan program tersebut. Saat ini sudah ada sekitar 50 warga yang mendaftar menjadi nasabah.
"Harapannya, kegiatan ini bisa terus berlanjut dan bisa dikembangkan, sampah anorganik juga kami olah menjadi kerajinan daur ulang," katanya.
Baca juga: Banjir Bandang di Malang, 1 Warga Tewas, Rumah hingga Pabrik Terendam
Selain itu, Bank Sampah Delima juga menerima bentuk sampah organik. Sampah-sampah tersebut biasanya dikelola menjadi budidaya maggot, urban farming dan sebagainya.
Wali Kota Malang Sutiaji mengatakan, kegiatan bank sampah itu merupakan inisiatif dari masyarakat yang berdampak positif dalam penanganan sampah.
"Bank sampah ini tentu bisa menjadi bentuk implementasi pendekatan ekonomi sirkular yang bisa menggali nilai ekonomis sampah. Harapan saya ini bisa dikembangkan di setiap RW tentu dengan beragam kreasi masing-masing untuk mengurangi sampah kota," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.