Salin Artikel

Warga di Kota Malang Bisa Tukar Sampah dengan Sembako

MALANG, KOMPAS.com - Sampah masih menjadi persoalan pelik. Bahkan, sampah yang tidak terurus dapat mencemari lingkungan.

Hal itu yang membuat warga di RW 05 Kelurahan Dinoyo, Kota Malang, Jawa Timur, membuat terobosan untuk mengatasi persoalan sampah.

Melalui Bank Sampah Delima, warga di RW itu bisa menabung dengan menyetor sampah. Hasilnya tabungan bisa diambil dengan sembako.

"Kami dari warga RW 05, terus berkomitmen untuk mengurangi volume dan membantu permasalahan sampah di Kota Malang," kata salah satu pengurus Bank Sampah Delima, Imam Wahyudi saat diwawancara di Kota Malang, Kamis (10/3/2022).

Dia mengatakan, tujuan adanya kegiatan itu supaya masyarakat mampu secara mandiri mengelola sampah organik maupun anorganik.

Sehingga, beban volume sampah yang masuk di Tempat Pembuangan Sampah (TPS) atau Tempat Pembuangan Akhir (TPA) berkurang.

"Warga dapat menukar sampah anorganik seperti kertas, botol bekas, minyak goreng bekas, nanti ditukar dengan sembako yaitu beras, gula, serta minyak goreng," ujarnya.

Warga yang ingin ikut dalam program menabung sampah itu harus mendaftar sebagai nasabah di Bank Sampah Delima RW 05 Kelurahan Dinoyo.

Sampah yang disetor sudah harus dipilah dari rumah dan sesuai dengan kriteria yaitu kardus, kertas, koran, botol air mineral dan minyak goreng.


"Kemudian, hasilnya itu akan ditimbang dan ditaksir oleh petugas Bank Sampah, itu nanti dicatat sistemnya menggunakan poin," katanya.

Anggota bank sampah menyimpan hasil setor sampah ke dalam buku rekening nasabah. Kemudian, hasil setor sampah tersebut akan ditukarkan dengan sembako ketika menjelang Bulan Ramadhan.

"Apabila poin sudah mencukupi maka dapat ditukar dengan sembako. Apabila poin belum mencukupi atau sisa berlebih maka akan menjadi saldo yang tercatat di buku tabungan nasabah," ungkapnya.

Untuk besaran poinnya berbeda-beda. Untuk mendapatkan beras kemasan 0,5 kilogram, warga harus mengumpulkan poin sebesar 500 poin. Sedangkan untuk gula pasir 0,5 kilogram, warga harus mengumpulkan 925 poin. Untuk minyak goreng 500 mili liter, setara dengan 500 poin.

Menurutnya, masyarakat cukup antusias dengan program tersebut. Saat ini sudah ada sekitar 50 warga yang mendaftar menjadi nasabah.

"Harapannya, kegiatan ini bisa terus berlanjut dan bisa dikembangkan, sampah anorganik juga kami olah menjadi kerajinan daur ulang," katanya.

Selain itu, Bank Sampah Delima juga menerima bentuk sampah organik. Sampah-sampah tersebut biasanya dikelola menjadi budidaya maggot, urban farming dan sebagainya.

Wali Kota Malang Sutiaji mengatakan, kegiatan bank sampah itu merupakan inisiatif dari masyarakat yang berdampak positif dalam penanganan sampah.

"Bank sampah ini tentu bisa menjadi bentuk implementasi pendekatan ekonomi sirkular yang bisa menggali nilai ekonomis sampah. Harapan saya ini bisa dikembangkan di setiap RW tentu dengan beragam kreasi masing-masing untuk mengurangi sampah kota," ujarnya.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/03/10/160848578/warga-di-kota-malang-bisa-tukar-sampah-dengan-sembako

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke