Dewi Candrakirana menuruti syarat itu dan menemukan rumah seorang janda tua di tengah hutan yang kemudian memberinya nama Klenting Kuning.
Namun hidupnya di rumah janda tua penuh siksaan dari Klenting Abang, Klenting Biru, dan Klenting Ungu.
Suatu hari Klenting Kuning diminta untuk mencuci dandang yang sangat kotor yang mustahil untuk dibersihkan.
Karena gagal membersihkannya, Klenting Kuning disiksa hingga pingsan hingga tak berani pulang ke rumah.
Tiba-tiba datang seekor Garuda yang membantunya membersihkan dandang tersebut, namun dengan syarat Klenting Kuning harus menikah dengannya.
Klenting Kuning menerima syarat tersebut dengan berat hati, dan bergegas membawa pulang dandang yang bersih itu.
Keesokan harinya, Klenting Kuning mendatangi Garuda dengan niat menepati janji namun ternyata sosok itu berubah menjadi Batara Narada.
Ternyata hal ini membuktikan jika Klenting Kuning telah lolos dari ujian dan bisa bertemu dengan suaminya.
Dengan gembira, Klenting Kuning pulang dengan menyimpan berita tersebut dan hendak berpamitan dengan sang janda tua.
Di waktu yang sama, Klenting Abang, Klenting Biru, dan Klenting Ungu juga hendak berangkat untuk melamar anak janda yang tampan di Dadapan.
Klenting Abang, Klenting Biru, dan Klenting Ungu yang mengetahui Klenting Kuning hendak pergi bersama mereka menyiksanya di tengah jalan dengan mengikatnya di pohon serta melumuri tubuhnya dengan kotoran.
Ketika hendak menyeberang, Klenting Abang, Klenting Biru, dan Klenting Ungu bertemu dengan Yuyu Kangkang yang merayu mereka untuk menyeberangkan dengan bayaran sebuah kecupan.
Ketiganya setuju dan bisa menyeberangi sungai dengan selamat hingga sampai di rumah sang janda tua.
Ternyata Klenting Abang, Klenting Biru, dan Klenting Ungu hanya bisa memasuki rumah dengan syarat memberi kecupan kepada penjaga pintu.
Kembali mereka bertiga memberikan kecupan dan bertemu dengan sang janda tua untuk mengutarakan maksudnya.