Andi mengakui, sering memendam perasaan rindunya kepada Aini sejak dulu. Saat ini bagai mimpi, dia masih tak percaya bisa menikahi wanita pujaannya.
"Ya saya itu ibaratnya punya ikatan batin dengan Bu Aini, kadang kalau lewat rumah ketemu dalam hati saya bilang itu kan pacar saya dulu, Alhamdulillah dipertemukan secara sah kembali," katanya.
Hal serupa juga diungkapkan oleh Aini, dia mengingat-ingat kembali bagaimana dulu pertemuan awalnya dengan Andi.
Dikatakannya, saat itu Andi yang asli asal daerah Nongkojajar, Pasuruan sering main ke rumahnya pada tahun 1990-an. Baginya, Andi sudah seperti kakak sekaligus bapaknya.
"Dulu Pak Andi pernah mengungkapkan perasaan tapi saya masih muda waktu itu, pernah dicium waktu ngajari saya belajar, kalau suami saya sebelumnya sudah meninggal dunia tahun 2014 lalu," katanya.
Wanita yang sehari-hari bekerja sebagai guru TK itu pun juga sama tidak menyangka bisa menikah dengan Andi.
Sedangkan mengenai tanggal pernikahan 14 Februari, menurutnya didasarkan pada penanggalan Jawa.
"Pemilihan tanggal 14 nikah itu enggak sengaja karena berdasarkan weton seperti orang Jawa nyari tanggal baik ke kiai, saya enggak tahu kalau ada hari valentine, nggak ngerti kayak gitu-gitu," katanya.
Mengarungi bahtera rumah tangga bersama Andi, Aini berharap bisa mendidik anak-anaknya menjadi sosok yang sukses.
"Anak saya satu perempuan kelas 2 SMK umur 18 tahun, satunya SD kelas 6, sama anaknya dari Pak Andi, kalau diberi momongan lagi ya Alhamdulillah," katanya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.