Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

32 Tahun Menanti, Lelaki di Malang Nikahi Cinta Pertamanya di Usia 61 Tahun

Kompas.com - 22/02/2022, 06:00 WIB
Nugraha Perdana,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Cinta sejati bisa menemukan jalannya sendiri.

Ungkapan itulah yang terjadi pada pasangan di Kelurahan Kota Lama, Kota Malang, Jawa Timur bernama Nur Aini (48) dan Irwandi Andi (61).

Selama kurang lebih 32 tahun saling memendam rasa dan rindu, Andi akhirnya bisa menikahi cinta pertamanya di usia 61 tahun.

Baca juga: Kedelai Mahal, Perajin Tempe di Malang Pilih Perkecil Ukuran

Tak menyangka video viral

ilustrasi menikahPEXELS/NATASHA FERNANDEZ ilustrasi menikah

Video pernikahan pasangan tersebut mulanya viral di media sosial TikTok

Video berdurasi 28 detik itu disukai hingga 91.000 warganet dan pertama kali diunggah oleh akun @kbswedding.

Dalam unggahan tersebut tertulis: puluhan tahun berpisah akhirnya berjodoh dengan cinta pertamanya di usia 61 tahun.

Baca juga: 5 Perguruan Tinggi Digandeng Wujudkan Wisata Halal di Malang

Andi, sang pengantin pria mengatakan, tak menyangka video pernikahannya akan viral di media sosial.

Dia membernarkan telah menunggu pujaan hatinya 32 tahun sampai dipertemukan dalam sebuah ikatan pernikahan yang digelar pada 14 Februari 2022 lalu.

"Padahal pernikahan itu sederhana di hari H, tapi setelahnya banyak yang datang, saya kaget loh kok tahu dari mana mereka ini, ternyata dari TikTok, sampai istri saya ini mau diundang stasiun TV ke Jakarta, Alhamdulillah sekalian bulan madu kalau begitu," ungkapnya, saat ditemui, Senin (21/2/2022).

Baca juga: Pengakuan Tukang Bakso di Malang Lihat Pembelinya Ditembak Orang Tak Dikenal: Sembunyi di Punggung Saya

 


Ilustrasi cintaTeraphim Ilustrasi cinta
Saling kenal sejak tahun 1990

Andi bercerita, dirinya dan Aini sudah saling mengenal sejak tahun 1990-an.

Saat itu Andi sedang mengenyam pendidikan di salah satu perguruan tinggi di Kota Malang.

"Saya kenal Bu Aini ini sejak dia masih SMP, kemudian saya tinggal karena pekerjaan sambil kuliah di IKIP PGRI, kemudian lanjut S2 di STIE," katanya.

Baca juga: Korban Penembakan di Malang Masih Pelajar, Tertembak di Dada Kiri

Pujaan hati telah menikah

Sebelum pensiun sebagai PNS (Pegawai Negeri Sipil) pada 2021 lalu, Andi mengajar di beberapa SD (Sekolah Dasar) di Kota Malang hingga menjadi Kepala Sekolah.

"Ngajar IPA saya, pernah di SDN Kota Lama 6 sebelumnya di SDN Kota Lama 10 pindah ke SDN Kota Lama 11, terus dipromosikan jadi kepala sekolah sampai terakhir di SDN 5 Mergosono 5 terakhir," ungkapnya.

Hingga pada suatu ketika, Andi mengetahui Aini telah memiliki suami. Kemudian Andi pun menikahi wanita lain.

"Saya menikah siri waktu itu, karena waktu itu wanita yang sempat saya nikahi kondisinya parah dengan anak yang ditinggal suaminya sebelumnya, tapi enggak lama beberapa bulan kemudian saya ditinggal ketika mau nikah resmi, ya anaknya umur 8 tahun ikut saya sekarang," ujarnya.

Baca juga: Warga Korban Penembakan OTK di Kota Malang Alami Luka di Dada, Ini Kronologinya

Melamar Aini

Cinta lama bersemi kembali saat Andi mengetahui Aini tak lagi bersuami.

Keberaniannya pun muncul untuk mengutarakan kembali perasaannya. Dia memberanikan diri untuk meminta Aini menikah dengannya.

"Suatu ketika beliau ingin ngurus surat, kebetulan saya Ketua RW, saya dengar kok Aini ini suaminya sudah meninggal dunia, kemudian anaknya ada dua, ya sudah saja ajukan untuk menikah dengan saya, beliaunya mau, kemudian saya melengkapi persyaratan menikah ke Pak Mudin, dilanjut ke KUA," ungkapnya.

Baca juga: Polisi Selidiki Penembakan oleh Orang Tak Dikenal di Kota Malang

Ilustrasi pernikahan.PEXELS/DEEPAK KHIRODWALA Ilustrasi pernikahan.
Puluhan tahun saling memendam rasa

Andi mengakui, sering memendam perasaan rindunya kepada Aini sejak dulu. Saat ini bagai mimpi, dia masih tak percaya bisa menikahi wanita pujaannya.

"Ya saya itu ibaratnya punya ikatan batin dengan Bu Aini, kadang kalau lewat rumah ketemu dalam hati saya bilang itu kan pacar saya dulu, Alhamdulillah dipertemukan secara sah kembali," katanya.

Hal serupa juga diungkapkan oleh Aini, dia mengingat-ingat kembali bagaimana dulu pertemuan awalnya dengan Andi.

Dikatakannya, saat itu Andi yang asli asal daerah Nongkojajar, Pasuruan sering main ke rumahnya pada tahun 1990-an. Baginya, Andi sudah seperti kakak sekaligus bapaknya.

"Dulu Pak Andi pernah mengungkapkan perasaan tapi saya masih muda waktu itu, pernah dicium waktu ngajari saya belajar, kalau suami saya sebelumnya sudah meninggal dunia tahun 2014 lalu," katanya.

Baca juga: Warga di Probolinggo Nekat Datangi Menteri Risma untuk Laporkan Dugaan Pungli, Bawa Berlembar-lembar Dokumen

Wanita yang sehari-hari bekerja sebagai guru TK itu pun juga sama tidak menyangka bisa menikah dengan Andi.

Sedangkan mengenai tanggal pernikahan 14 Februari, menurutnya didasarkan pada penanggalan Jawa.

"Pemilihan tanggal 14 nikah itu enggak sengaja karena berdasarkan weton seperti orang Jawa nyari tanggal baik ke kiai, saya enggak tahu kalau ada hari valentine, nggak ngerti kayak gitu-gitu," katanya.

Mengarungi bahtera rumah tangga bersama Andi, Aini berharap bisa mendidik anak-anaknya menjadi sosok yang sukses.

"Anak saya satu perempuan kelas 2 SMK umur 18 tahun, satunya SD kelas 6, sama anaknya dari Pak Andi, kalau diberi momongan lagi ya Alhamdulillah," katanya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com