Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Berulang Kali Kami Minta Perlindungan Usaha ke Pemerintah, Sampai Hari Ini Tidak Ada Keberpihakan Nyata..."

Kompas.com - 18/02/2022, 17:26 WIB
Asip Agus Hasani,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

 

Ia mengeklaim, di era Orde Baru pihak integrator sama sekali dilarang ikut masuk ke pembudidayaan ayam petelur dengan tujuan memproduksi telur.

Pada masa itu, ujarnya, produksi telur dengan pembudidayaan ayam petelur diserahkan kepada peternak rakyat.

"Dan kalau tidak salah waktu itu satu peternak hanya dibatasi populasi ayamnya maksimal 5.000 ekor," ujarnya.

Sejak era reformasi, tambah Suroto, pelaku usaha besar diperbolehkan masuk ke pembudidayaan ayam petelur untuk memproduksi telur tanpa adanya batasan populasi. Sehingga satu peternak dengan modal besar dapat memiliki ayam hingga 1 juta ekor bahkan lebih.

"Jadi kalau pemerintah katakan saat ini terjadi kelebihan populasi, menurut kami memang benar. Tapi yang paling dirugikan dalam situasi ini peternak rakyat yang kecil modalnya," kata dia.

Keadaan makin para, kata dia, karena integrator diizinkan membudidayakan ayam petelur.

Baca juga: Kota Blitar Optimistis Tuntaskan Vaksinasi Anak 6-11 Tahun Akhir Februari

Suroto menambahkan, pemerintah memang membatasi kepemilikan populasi ayam petelur milik integrator. Tak boleh lebih dari dua persen populasi ayam petelur nasional.

Namun, kata Suroto, peternak rakyat meyakini kepemilikan populasi ayam oleh integrator jauh melebihi batas maksimal dua persen tersebut.

"Pemerintah membiarkan peternak rakyat bersaing di pasar melawan raksasa-raksasa usaha ini, integrator dan juga peternak skala besar," ujarnya.

Sejak situasi sulit selama lebih dari satu tahun terakhir, kata Suroto, peternak rakyat di Blitar telah kehilangan populasi ayam mereka paling sedikit 40 persen karena tak mampu menghadapi persaingan usaha yang keras dan fluktuasi harga.

Ia mengakui, terdapat faktor penurunan daya beli masyarakat. Selain itu, ada kelebihan pasokan telur.

"Tapi sampai hari ini kami belum melihat keberpihakan pemerintah. Dan kami masih menaruh harapan kepada Pak Jokowi. Kami percaya persoalan peternak rakyat hanya dapat diselesaikan oleh Pak Presiden, bukan menteri apalagi dirjen," tegasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

5 Kearifan Lokal di Jawa Timur, Ada Upacara Kasada dan Toron

5 Kearifan Lokal di Jawa Timur, Ada Upacara Kasada dan Toron

Surabaya
Jasa Tur di Surabaya Dilaporkan karena Dugaan Penipuan, Total Kerugian Rp 166 Juta

Jasa Tur di Surabaya Dilaporkan karena Dugaan Penipuan, Total Kerugian Rp 166 Juta

Surabaya
RSUD dr. Iskak Tulungagung Tangani Bayi Kembar Siam Dempet Pantat

RSUD dr. Iskak Tulungagung Tangani Bayi Kembar Siam Dempet Pantat

Surabaya
Heboh Puluhan Sapi di Nganjuk Mati Mendadak, Diduga Keracunan

Heboh Puluhan Sapi di Nganjuk Mati Mendadak, Diduga Keracunan

Surabaya
Dilaporkan Kasus Penganiayaan, Anak DPRD Surabaya Penuhi Panggilan Polisi

Dilaporkan Kasus Penganiayaan, Anak DPRD Surabaya Penuhi Panggilan Polisi

Surabaya
Mobil Pikap Terbalik di Lamongan Usai Tabrak Median Jalan, Motor dan Warung

Mobil Pikap Terbalik di Lamongan Usai Tabrak Median Jalan, Motor dan Warung

Surabaya
Pilkada Banyuwangi, Partai Golkar Nyatakan Dukungan kepada Ipuk Fiestiandani Azwar Anas

Pilkada Banyuwangi, Partai Golkar Nyatakan Dukungan kepada Ipuk Fiestiandani Azwar Anas

Surabaya
Dapat Total Remisi 14 Bulan, Eks Bupati Malang Rendra Kresna Bebas Bersyarat

Dapat Total Remisi 14 Bulan, Eks Bupati Malang Rendra Kresna Bebas Bersyarat

Surabaya
Kantor Imigrasi Deportasi Perempuan Berkewarganegaraan Ganda setelah 10 Tahun Tinggal di Blitar

Kantor Imigrasi Deportasi Perempuan Berkewarganegaraan Ganda setelah 10 Tahun Tinggal di Blitar

Surabaya
Usai Digeruduk, Adik Pedangdut Via Vallen Dilaporkan ke Polisi Kasus Penggelapan Motor

Usai Digeruduk, Adik Pedangdut Via Vallen Dilaporkan ke Polisi Kasus Penggelapan Motor

Surabaya
Kronologi Kebakaran GM Plaza Lumajang, Api dari Lobi di Lantai 2

Kronologi Kebakaran GM Plaza Lumajang, Api dari Lobi di Lantai 2

Surabaya
Bupati Lamongan Daftar Penjaringan PDI-P untuk Maju Lagi di Pilkada 2024

Bupati Lamongan Daftar Penjaringan PDI-P untuk Maju Lagi di Pilkada 2024

Surabaya
Kamis, Presiden Jokowi Dijadwalkan Hadiri Puncak Peringatan Hari Otoda di Surabaya

Kamis, Presiden Jokowi Dijadwalkan Hadiri Puncak Peringatan Hari Otoda di Surabaya

Surabaya
1.370 Warga Blitar Terjangkit DBD dalam 4 Bulan Terakhir, 7 Meninggal

1.370 Warga Blitar Terjangkit DBD dalam 4 Bulan Terakhir, 7 Meninggal

Surabaya
Wartawan Trans Media Dipiting hingga Ditantang Duel oleh Oknum Satpam saat Meliput Kebakaran di GM Plaza Lumajang

Wartawan Trans Media Dipiting hingga Ditantang Duel oleh Oknum Satpam saat Meliput Kebakaran di GM Plaza Lumajang

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com