Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kades Desak Lampu dan Sirine yang Tak Berfungsi di Perlintasan KA Dicopot, Ini Penjelasannya

Kompas.com, 9 Februari 2022, 21:50 WIB
Asip Agus Hasani,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

BLITAR, KOMPAS.com - Seorang kepala desa di Kabupaten Blitar mengusulkan lampu dan sirine yang dipasang dinas perhubungan di tiga titik perlintasan kereta api tanpa palang pintu dicopot.

Alasannya, lampu dan sirine di tiga titik perlintasan di Desa Pasirharjo, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar, itu tidak lagi berfungsi. Sehingga, meningkatkan kerawanan terjadinya kecelakaan antara pengguna jalan dan kereta api.

Kepala Desa Pasirharjo Chusana mengatakan, lampu dan sirine sejatinya berfungsi memberikan peringatan kepada pengguna jalan yang hendak melintasi rel.

"Kalau lampu dan sirine mati, risiko terjadinya kecelakaan semakin tinggi. Karena ketika kereta api hendak melewati perlintasan tidak ada peringatan dari lampu dan sirine, akhirnya pengguna jalan tetap menyeberang karena menganggap tidak ada peringatan dari lampu atau pun bunyi sirine," jelas Chusana kepada Kompas.com, Rabu (9/2/2022) sore.

"Hari ini tadi paling tidak yang nyaris tertabrak kereta api ada dua kendaraan, satu mobil pikap dan satu sepeda motor," tambahnya.

Kata Chusana, hampir setiap bulan terjadi kecelakaan di tiga perlintasan kereta api tanpa palang pintu di Desa Pasirharjo.

Pada Januari, sebuah mobil Honda Jazz tertemper kereta di salah satu perlintasan tersebut. Mobil itu ringsek dan pengemudinya terluka.

Sementara pada Minggu (6/2/2022), seorang pengendara sepeda motor berusia 19 tahun tewas tertabrak Kereta Api Penataran Doho sekitar pukul 13.00 WIB.

"Kalau cuma terserempet dan nyaris tertabrak ya sering sekali," kata Chusana.

Baca juga: 2 Sekolah di Kabupaten Blitar Hentikan PTM Setelah Ada Siswa Reaktif Covid-19

Oleh karena itu, Chusana berharap lampu dan sirine di tiga perlintasan tanpa pintu di desanya sebaiknya dicopot saja beserta tiang penyangganya. 

Jika lampu dan sirine tetap dibiarkan terlihat pengguna jalan padahal sudah tidak berfungsi, kata dia, sama saja dengan mengecoh mereka.

"Lebih baik tidak terlihat ada lampu dan sirine sehingga pengguna jalan akan lebih waspada ketika hendak melewati tiga perlintasan tanpa palang pintu itu," ujarnya.

Kerusakan sudah tujuh bulan lebih

Rel kereta api di mana tiga perlintasan itu berada membujur arah barat-timur di antara jalan raya Blitar-Malang dan Kantor Desa Pasirharjo. Perlintasan yang di tengah berada persis di samping Kantor Desa, dua yang lain di sebelah timur dan barat.

Chusana tidak menyebutkan kapan lampu dan sirine peringatan itu dipasang, tetapi sudah lebih dari tujuh bulan berada dalam kondisi mati.

Perlintasan yang di tengah merupakan yang paling rawan, kata Chusana, karena rel hanya berjarak kurang dari lima meter dari jalan raya.

Akibatnya, kendaraan dari jalan raya hendak menyenyeberang rel tidak punya banyak ruang aman agar tidak berada terlalu dekat dengan rel.

Kerawanan itu bertambah, kata dia, dengan lampu dan sirine yang mati.

"Untuk yang tengah yang paling dekat Kantor Desa itu lampunya menyala kuning tapi setelah kereta lewat," kata dia.

Halaman:


Terkini Lainnya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Surabaya
Syukur Aziz Jalani Hidup dengan Upah Rp 1.300 per Barang sebagai Kurir Paket
Syukur Aziz Jalani Hidup dengan Upah Rp 1.300 per Barang sebagai Kurir Paket
Surabaya
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Surabaya
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar Jual Emas Curian untuk Beli Ponsel dan Cincin
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar Jual Emas Curian untuk Beli Ponsel dan Cincin
Surabaya
3 Bulan 111 Siswa SDN Tamberu 2 Telantar di Tenda, Solusi Bangun Gedung Baru
3 Bulan 111 Siswa SDN Tamberu 2 Telantar di Tenda, Solusi Bangun Gedung Baru
Surabaya
Pemkot Surabaya Berencana Bongkar Kampung Taman Pelangi Bulan Ini
Pemkot Surabaya Berencana Bongkar Kampung Taman Pelangi Bulan Ini
Surabaya
Hama Anjing Tanah Serang Tanaman Padi di Sumenep, Petani Merugi
Hama Anjing Tanah Serang Tanaman Padi di Sumenep, Petani Merugi
Surabaya
Beda Kecepatan, Proses Hukum Ambruknya Ponpes Al Khoziny Vs Kebakaran Terra Drone
Beda Kecepatan, Proses Hukum Ambruknya Ponpes Al Khoziny Vs Kebakaran Terra Drone
Surabaya
Air Pasang Laut Perparah Kondisi Banjir 5 Kecamatan di Sidoarjo
Air Pasang Laut Perparah Kondisi Banjir 5 Kecamatan di Sidoarjo
Surabaya
Cerita Kurir Paket di Sumenep, Bawa Marmut, Ikan Hidup, hingga Besi 3 Meter
Cerita Kurir Paket di Sumenep, Bawa Marmut, Ikan Hidup, hingga Besi 3 Meter
Surabaya
Kisah Akbar, Mahasiswa yang Menyambi Kerja Jadi Kurir Tiga Lini
Kisah Akbar, Mahasiswa yang Menyambi Kerja Jadi Kurir Tiga Lini
Surabaya
3 Rumah Hancur akibat Ledakan Bahan Petasan di Pacitan, 5 Orang Terluka
3 Rumah Hancur akibat Ledakan Bahan Petasan di Pacitan, 5 Orang Terluka
Surabaya
Ratusan Desa Rawan Bencana, BPBD Sumenep Susun Panduan Penanggulangan
Ratusan Desa Rawan Bencana, BPBD Sumenep Susun Panduan Penanggulangan
Surabaya
33 Lembaga Zakat Jatim Kirim 103 Ton Bantuan ke Bencana Sumatera
33 Lembaga Zakat Jatim Kirim 103 Ton Bantuan ke Bencana Sumatera
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau