SURABAYA, KOMPAS.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menggelar rapat koordinasi (Rakor) pentahelix untuk mengantisipasi kenaikan Covid-19 varian Omicron.
Rapat koordinasi ini digelar secara hybrid, yakni melalui virtual dan offline di Lobi Lantai 2 Balai Kota Surabaya, Senin (31/1/2022).
Dalam kesempatan ini, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengajak seluruh pihak meningkatkan protokol kesehatan (prokes).
"Hari ini Surabaya mau tidak mau harus memperkuat diri kembali. Karena itu saya nyuwun tolong (minta tolong) kepada camat, lurah dan kepala puskesmas agar menguatkan kembali prokes. Kita lakukan lagi swab hunter," kata Eri di Balai Kota Surabaya, Senin.
Eri mengaku tak ingin kasus Covid-19 di Surabaya kembali naik. Ia tak ingin Kota Surabaya berada di level 2.
Karena, hal ini dapat berdampak pada berhentinya roda perekonomian masyarakat yang telah berangsur membaik.
"Ayo sama-sama kita kuatkan Surabaya yang sudah ke level 1, jangan sampai naik lagi ke level 2. Jangan sampai lonjakan yang terjadi seperti di bulan Agustus 2021, membuat semua ekonomi kegiatan berhenti," tegas dia.
Maka dari itu, Eri kembali mendorong semua elemen untuk bergotong-royong menekan kasus Covid-19.
Baca juga: Penyesalan Guru yang Pukul Siswa SMP di Surabaya, Kini Jadi Tersangka
Ia pun menginginkan agar monitoring melalui Satgas Kampung Tangguh di setiap rukun warga kembali dikuatkan.
"Kalau masih ada yang isolasi mandiri, tolong dievakuasi agar mau isolasi terpusat. Dengan isolasi terpusat, maka kasus itu tidak mudah menyebar dan lebih mudah dalam menanganinya," papar Eri.
Tak hanya itu, Eri kembali mengingatkan jajaran kecamatan dan kelurahan agar melakukan blocking area apabila ditemukan dua kasus positif dalam satu lingkungan rukun tetangga.
Sedangkan bagi warga yang tinggal di lingkungan tersebut, dilakukan swab secara massal.
"Kita juga kuatkan lagi yang namanya PeduliLindungi. Jadi, jangan hanya di-scan saja, tapi juga lihat, pastikan apa status warnanya (PeduliLindungi). Selain itu, kita masifkan kembali sosialisasi prokes terus menerus dan swab hunter," jelas dia.
Adapun terkait dengan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di sekolah, Eri juga menginginkan agar setiap pekan dilakukan swab secara acak.
Ini dilakukan untuk mencegah penyebaran Covid-19 dan melindungi para peserta didik di lingkungan sekolah.
"Ini bagian dari ikhtiar kita agar tidak ada Covid-19 di lingkungan sekolah. Karena PTM ini sangat membantu mengurangi dampak-dampak negatif anak. Tapi kita juga tidak boleh lepas dari penanganan Covid 19," tutur dia.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.