Saran para ahli
Di waktu yang sama, Pakar Epidemiologi Universitas Airlangga (UNAIR) Surabaya, Dr Windhu Purnomo memaparkan, penyebaran Covid-19 varian Omicron begitu cepat.
Meski hospitalisasi kasus ini ringan, ia mengimbau semua pihak agar tak menyepelekan virus tersebut.
"Omicron kenaikannya cepat, tapi lebih ringan. Tapi biarpun ringan, kita juga tidak boleh membiarkan penularan. Karena Surabaya per tanggal 30 Januari 2022 ada enam kasus Omicron, dari total 1093 kasus Omicron se-Indonesia," kata Windhu.
Menurut dia, ada sejumlah indikator yang membuat hospitalisasi untuk Omicron jauh lebih rendah di Kota Surabaya.
Salah satunya, yakni capaian vaksinasi Covid-19, baik dosis dua maupun lanjut usia (lansia) sudah cukup tinggi.
"Per tanggal 30 Januari 2022, vaksinasi dosis dua Surabaya sudah mencapai 109,02 persen. Sedangkan untuk lansia nyaris 100 persen atau kurang 7 persen. Nah, untuk lansia yang belum divaksin itu segera dituntaskan," jelas dia.
Baca juga: Suzuki Swift Tabrak Pembatas Jalan di Tol Madiun-Surabaya, Pengemudi Tewas
Selain itu, Windhu juga mendorong Pemkot Surabaya menerapkan aplikasi PeduliLindungi di seluruh sektor. Baik di pusat perbelanjaan, restoran, perkantoran, fasilitas umum industri maupun rumah ibadah.
"Jika ada pelaku usaha yang melanggar, kalau perlu itu ditutup, kita harus tegas. Jadi satgas harus tegas di dalam pelaksanaan implementasi PeduliLindungi," kata dia.
Sementara itu, Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Unair Santi Martini menyampaikan sejumlah hal mengenai situasi Covid-19 sekarang.
Menurutnya, pada September hingga Desember 2021, kasus Covid-19 terus melandai, tetapi meningkat siginifikan pada Januari 2022.
"Ini menunjukkan kita harus meningkatkan lagi kewaspadaan terhadap Covid-19. Karakteristik Covid-19 adalah penyakit menular. Kalau masih ada yang sakit, tentu masih ada sumber penularan, ini yang harus kita waspadai," kata Santi.
Ia juga mendorong setiap RW di Surabaya agar menguatkan kembali Satgas Kampung Tangguh. Hal ini dinilai penting, terutama untuk memantau tamu atau warga yang melakukan perjalanan dari luar daerah.
"Kepatuhan prokes membutuhkan kerjasama dari semua pihak. Jadi penting juga untuk memonitor tempat-tempat umum apakah telah menerapkan prokes dengan baik. Kemudian, aplikasi PeduliLindungi apakah benar sudah diterapkan dengan baik," tutur dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.