Fakta menarik berikutnya tentang Surabaya adalah bahasa keseharian penduduknya yang dikenal dengan dialek atau bahasa Suroboyoan.
Meskipun berada di wilayah Jawa Timur, namun bahasa Suroboyoan tampak berbeda dibanding bahasa Jawa pada umumnya di daerah lain.
Di masa lalu, bahasa Suroboyoan dianggap sebagai bahasa yang kasar dan tidak sopan, yang jauh dari gaya bahasa Jawa ala Solo-Yogya yang cenderung halus.
Namun, belakangan banyak penelitian menyebutkan bahwa anggapan itu sempit dan hanya mengacu pada keadaan di masa lalu.
Padahal, gaya bahasa Suroboyoan justru memberikan kesan akrab, asyik, keren, identik dengan anak muda, dan berselera humor.
Tak hanya itu, bahasa Suroboyoan cenderung egaliter, tidak rumit, tidak kaku, blak-blakan, jujur, dan lebih berani dalam menyampaikan pesan.
Surabaya pun demikian. Ada banyak sekali makanan khas Surabaya yang akan terasa lebih nikmat jika disantap sambil menikmati suasana kotanya.
Makanan khas Surabaya salah satunya rawon. Rawon merupakan berkuah yang diberi irisan daging sapi dengan bumbu khasnya yaitu keluak.
Rawon Surabaya biasanya dihidangkan dengan nasi, sambal, tauge mentah, serta kerupuk udang sebagai pelengkap.
Makanan khas Surabaya berikutnya adalah Rujak Cingur. Dinamakan demikian karena rujak ini dilengkapi dengan irisan cingur atau moncong sapi yang direbus.
Rujak cingur khas Surabaya berisi buah-buahan mulai timun hingga kedondong, lalu ditambah sayuran dan tauge.
Sayur dan buah itu kemudian disiram dengan bumbu kacang yang ditambah petis udang .
Festival ini sudah diselenggarakan sejak tahun 2003 dan masih terus berlangsung setiap tahun hingga saat ini.
Dalam festival ini akan dilombakan tarian Jepang Yosakoi, yaitu tari tradisional dari Kota Kochi di Jepang. Ini termasuk tarian energik yang dipentaskan oleh 25 orang dalam satu tim.
Para peserta yang ikut lomba tari Yosakoi berasal dari seluruh wilayah Jawa Timur. Mereka terdiri dari pelajar SD-SMA, perguruan tinggi, hingga masyarakat umum.
6. Jembatan Suramadu