Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

8 Fakta Menarik Surabaya, Kota Termacet di Indonesia yang Kalahkan Jakarta

Kompas.com, 13 Januari 2022, 17:04 WIB
William Ciputra

Penulis

KOMPAS.com - Surabaya resmi dinobatkan sebagai kota paling macet di Indonesia tahun 2021. Predikat ini diraih setelah Surabaya menggeser Jakarta.

Surabaya sebagai kota paling macet itu berdasarkan hasil kajian yang dirilis oleh INRIX yang bertajuk Global Traffic Scorecard 2021.

Dalam penelitian itu, INRIX mengkaji volume lalu lintas di 1000 kota di dunia. Lima kota besar di Indonesia masuk dalam jajaran kota termacet di dunia.

Lima kota termacet di Indonesia yaitu:

  1. Surabaya
  2. Jakarta
  3. Denpasar
  4. Malang
  5. Bogor

Secara nasional, Surabaya dinobatkan sebagai kota termacet. Sementara secara global, Surabaya menempati urutan ke 41 kota termacet di dunia.

Baca juga: 5 Kota Termacet di Indonesia, Surabaya Geser Jakarta dari Peringkat 1

Fakta-fakta Menarik Tentang Surabaya

Menjadi kota termacet membuktikan bahwa Surabaya merupakan salah satu kota sibuk di Indonesia maupun di dunia.

Terang saja, sebagai ibu kora Provinsi Jawa Timur, Surabaya memiliki banyak fakta menarik yang membuat orang tertarik berkunjung atau bahkan bertempat tinggal di sana.

Berikut beberapa 8 fakta Surabaya:

1. Kota Terbesar Kedua di Indonesia

Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER)jatimprov.go.id Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER)
Sejak lama Surabaya mendapatkan predikat sebagai kota terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta.

Kota Metropolitan di Jawa Timur dengan luas 274.06 kilometer persegi ini menjadi pusat kegiatan perdagangan dan industri.

Sejumlah kantor pusat perusahaan-perusahaan besar berada di Surabaya, seperti PT Sampoerna Tbk, Maspion, Wing's Group, Unilever, hingga PT PAL.

Surabaya juga memiliki kawasan industri sekala besar seperti di Surabaya Industrial Eestate Rungkut (SIER) dan di Margomulyo.

Kondisi tersebut membuat penduduk Surabaya mayoritas bekerja di bidang jasa, industri, dan perdagangan.

Baca juga: Sejarah Surabaya, Kota Pahlawan dengan Pertempuran Ikan Sura dan Buaya yang Melegenda

2. Kota Pahlawan

Surabaya juga dikenal sebagai kota perjuangan. Peristiwa besar di masa lalu yang membidani kelahiran Indonesia terjadi di kota ini.

Salah satu peristiwa besar itu disebut Pertempuran Surabaya yang terjadi pada 10 November 1945.

Berbekal bambu runcing dan senjata seadanya, arek-arek Suroboyo tidak gentar menghadapi tentara Sekutu dan Belanda yang bermaksud menguasai kembali pulau Jawa.

Peristiwa ini kemudian diperingati sebagai Hari Pahlawan. Dari peristiwa ini pula Surabaya dijuluki sebagai Kota Pahlawan.

3. Bahasa Suroboyoan

Tugu Pahlawan Surabaya Commons Wikimedia Tugu Pahlawan Surabaya
Fakta menarik berikutnya tentang Surabaya adalah bahasa keseharian penduduknya yang dikenal dengan dialek atau bahasa Suroboyoan.

Meskipun berada di wilayah Jawa Timur, namun bahasa Suroboyoan tampak berbeda dibanding bahasa Jawa pada umumnya di daerah lain.

Di masa lalu, bahasa Suroboyoan dianggap sebagai bahasa yang kasar dan tidak sopan, yang jauh dari gaya bahasa Jawa ala Solo-Yogya yang cenderung halus.

Namun, belakangan banyak penelitian menyebutkan bahwa anggapan itu sempit dan hanya mengacu pada keadaan di masa lalu.

Padahal, gaya bahasa Suroboyoan justru memberikan kesan akrab, asyik, keren, identik dengan anak muda, dan berselera humor.

Tak hanya itu, bahasa Suroboyoan cenderung egaliter, tidak rumit, tidak kaku, blak-blakan, jujur, dan lebih berani dalam menyampaikan pesan.

4. Kuliner Khas Surabaya

Ilustrasi rujak cingur khas Surabaya. SHUTTERSTOCK/MISBACHUL MUNIR Ilustrasi rujak cingur khas Surabaya.
Membicarakan satu kota terasa kurang lengkap jika tidak membahas tentang ragam kulinernya yang khas dan menggugah selera.

Surabaya pun demikian. Ada banyak sekali makanan khas Surabaya yang akan terasa lebih nikmat jika disantap sambil menikmati suasana kotanya.

Makanan khas Surabaya salah satunya rawon. Rawon merupakan berkuah yang diberi irisan daging sapi dengan bumbu khasnya yaitu keluak.

Rawon Surabaya biasanya dihidangkan dengan nasi, sambal, tauge mentah, serta kerupuk udang sebagai pelengkap.

Makanan khas Surabaya berikutnya adalah Rujak Cingur. Dinamakan demikian karena rujak ini dilengkapi dengan irisan cingur atau moncong sapi yang direbus.

Rujak cingur khas Surabaya berisi buah-buahan mulai timun hingga kedondong, lalu ditambah sayuran dan tauge.

Sayur dan buah itu kemudian disiram dengan bumbu kacang yang ditambah petis udang .

5. Festival Jepang Yosakoi

Ribuan msayarakat memadati Jalan Tunjungan Surabaya, menyaksikan Festival Yosakoi, Sabtu (20/7/2019)humas.surabaya.go.id Ribuan msayarakat memadati Jalan Tunjungan Surabaya, menyaksikan Festival Yosakoi, Sabtu (20/7/2019)
Fakta menarik tentang Surabaya berikutnya adalah adanya pagelaran Festival Jepang Yosakoi setiap tahun di Balai Kota Surabaya.

Festival ini sudah diselenggarakan sejak tahun 2003 dan masih terus berlangsung setiap tahun hingga saat ini.



Dalam festival ini akan dilombakan tarian Jepang Yosakoi, yaitu tari tradisional dari Kota Kochi di Jepang. Ini termasuk tarian energik yang dipentaskan oleh 25 orang dalam satu tim.

Para peserta yang ikut lomba tari Yosakoi berasal dari seluruh wilayah Jawa Timur. Mereka terdiri dari pelajar SD-SMA, perguruan tinggi, hingga masyarakat umum.

6. Jembatan Suramadu

Fakta menarik Surabaya berikutnya yaitu adanya Jembatan Suramadu atau Surabaya dan Madura.

Jembatan Suramadu merupakan jembatan penyeberangan yang menghubungkan antara Surabaya di Pulau Jawa dengan Pulau Madura.

Jembatan bernama resmi Jembatan Nasional Suramadu ini dibangun sejak tahun 2003. Pembangunan selesai dan diresmikan pada 10 Juni 2009.

Jembatan Suramadu terbagi menjadi tiga bagian, yaitu jalan layang, jembatan penghubung, dan jembatan utama. Panjang totalnya 5.438 meter.

7. Bonek

Suporter Persebaya Surabaya larut dalam kegembiraan saat tim kebanggaannya menjuarai Piala Gubernur Jatim 2020 setelah mengalahkan Persija Jakarta dengan skor 4-1 di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis (20/2/2020) sore.Kompas.com/Suci Rahayu Suporter Persebaya Surabaya larut dalam kegembiraan saat tim kebanggaannya menjuarai Piala Gubernur Jatim 2020 setelah mengalahkan Persija Jakarta dengan skor 4-1 di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis (20/2/2020) sore.
Surabaya memiliki tim sepakbola yang bernama Persebaya Surabaya. Tim ini memiliki suporter fanatik yang menamakan diri Bonek.

Bonek adalah singkatan dari Bondho Nekat atau modal nekat. Bonek julukan untuk suporter pria, sementara suporter wanita bernama Bonita atau Bonek wanita.

Istilah Bonek sendiri sudah ada sejak tahun 1988, yang dimunculkan dalam pemberitaan sebuah harian pagi di sana.

Bonek selalu setia mendukung setiap pertandingan Persebaya Surabaya, terutama saat melawan tim-tim besar seperti Persib Bandung, Persija Jakarta, atau Arema Malang.

8. Naik Bus Umum Bayar Pakai Botol Plastik

Fakta menarik Surabaya berikutnya berkaitan dengan transportasi umum di kota itu.
Warga Surabaya cukup membayar dengan botol plastik untuk dapat bus umum sebagai sarana transportasi.

Strategi ini diluncurkan untuk dua tujuan sekaligus. Pertama mengurai kemacetan dengan mendorong warga menggunakan transportasi umum.

Tujuan kedua melindungi lingkungan dari sampah plastik akibat banyaknya penggunaan botol minum sekali pakai.

Konsep ini merupakan hasil kerja sama anttara Pemerintah Kota Surabaya dengan PT Daimler Commercial Vehicle Indonesia (DCVI).

Armada bus yang digunakan juga tergolong ramah lingkungan, dengan desain low entry menggunakan mesin Euro 3 OM 906 LA III.

Demikian beberapa fakta menarik tentang Kota Surabaya. Harapannya kepadatan lalu lintas di sana segera teratasi sehingga dapat menikmati suasana kota tanpa terhambat kemacetan.

Sumber:
Kompas.com
Perkotaan.bpiw.pu.go.id
Jurnal Sikap Bahasa Surabaya
Humas.surabaya.go.id

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau