Sebelumnya Satriya Galih Pramudia, menantu Andrianto menyampaikan, saat itu ayahnya mengendarai mobil Ertiga mengiringi dari belakang mobil ambulans yang membawa jenazah putrinya sejak berangkat dari Surabaya.
Sesampainya di pertigaan Depot Mira, Kelurahan Babat, Kabupaten Lamongan, sekira pukul 21.00 WIB, iring-iringan ambulans terhenti karena terhalang mobil depannya yang berhenti di lampu merah.
Tiba-tiba dari dalam ambulans dirinya mendengar suara tembakan senjata ke atas dua kali, dan melihat mobil yang dikendarai mertuanya tersebut dikelilingi petugas kepolisian.
"Ada sekitar lima orang, ada yang berpakaian polisi dan ada yang pakaian preman menembakkan senjata ke atas dan menggedor pintu mobil ayah saya," kata Galih, kepada Kompas.com, Senin (10/1/2022).
Baca juga: Seprai Palsu di Bojonegoro, Pelaku Terancam Denda Rp 2 Miliar karena Gunakan Merek Bonita
Ayahnya dipaksa untuk turun dari mobil dan sempat mendapatkan perlakuan kasar.
Kejadian tersebut akhirnya dilaporkan secara online ke Propam Mabes Polri oleh keluarga.
Setelah laporan itu, menurutnya, Kapolres Lamongan sempat mendatangi rumah orangtuanya untuk meminta maaf.
Namun, pihak keluarga masih meminta kepolisian membersihkan nama baik keluarganya.
Hingga kini pihak kepolisian masih belum memberikan penjelasan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.