BANYUWANGI, KOMPAS.com - Tindakan usil seorang siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs) di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur berakibat fatal.
Siswa tersebut menendang kaki teman sekelasnya yang baru saja menjalani operasi karena patah kaki.
Akibatnya, korban harus menjalani operasi lagi hingga keluarga harus mengeluarkan biaya Rp 20 juta.
Baca juga: Kaki Anaknya Ditendang Usai Operasi, Warga Banyuwangi Laporkan Bocah MTs ke Polisi
Menurut keterangan ayah korban, Imam yang merupakan warga Kecamatan Licin, Banyuwangi, putranya mengalami kecelakaan beberapa waktu lalu hingga harus dioperasi.
Karena tulang pahanya patah, korban harus menjalani pemulihan pascaoperasi selama enam bulan.
Setelah masa pemulihan, korban masuk sekolah namun masih harus menggunakan alat bantu jalan kruk.
Di sekolah, korban mengalami perlakuan buruk oleh temannya.
Baca juga: Banyuwangi Targetkan Belanja Wisatawan Capai Rp 1 Triliun Selama 2022
Kapolsek Licin, Iptu Dalyono mengatakan, peristiwa terjadi saat korban duduk di sekitar sekolah sambil menunggu jemputan.
"Pada suatu saat, habis menjalani operasi, anak dari saudara Imam masuk sekolah kembali seperti biasa dan mengikuti pelajaran. Atas bantuan seluruh dewan guru yang ada di Mts," kata Dalyono, saat dihubungi Selasa (11/1/2022).
Terduga pelaku awalnya mengerjai dengan menyembunyikan kruk korban.
Namun teman-teman lainnya merasa kasihan dan mengambilkan kruk itu kepada korban.
Ternyata pelaku tak menghentikan aksinya dan malah menendang kaki korban yang belum benar-benar sembuh hingga merasa kesakitan.
Baca juga: Pasang Bendera Merah Putih Terbalik, Sopir Truk di Banyuwangi Terima Sanksi Ini
Saat itu keluarga belum bisa memeriksakan kaki korban karena menunggu jadwal dokter.
Beberapa hari kemudian, setelah diperiksa di RS Fatimah Banyuwangi, diketahui terdapat infeksi pada bekas luka patah tulang di paha korban.
"Entah kejadiannya saat itu atau mungkin berselang berapa waktu, dengan cara mungkin sengaja dan tidak sengaja, pada saat yang luka kakinya patah itu duduk, yang luka disaruk, entah pakai lutut entah pakai kaki," kata Dalyono.
Dokter kembali melakukan operasi, yakni pemotongan tulang paha korban sepanjang 4 sentimeter agar infeksi tidak menjalar.
Baca juga: Terungkap, Identitas Mayat Pria Bertato Garuda yang Hanyut di Sungai Banyuwangi
Mediasi sudah diupayakan oleh pihak sekolah yang mempertemukan keluarga korban dan terduga pelaku.
Mediasi tak membuat Imam puas, sehingga lapor ke kepolisian.
Menurut pelapor, pelaku dan orangtuanya tidak mau bertanggung jawab atas insiden tersebut.
Padahal saksi mata dan pelaku telah mengakui bahwa penendangan itu betul-betul terjadi.
Korban juga merasa tidak pernah mendapat ucapan maaf dari terduga pelaku.
Sumber: Kompas.com (Kontributor Banyuawangi, Ahmad Su'udi)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.